"Itu kenapa saat kau marah lebih baik kau diam. Karen, kau tak tahu apa yang kau katakan bisa membuat seseorang pergi dari hidupmu."
▪▪▪Ia diam.
Melihat Yerim yang kini duduk dengan pandangan mata kosongnya membuat Jungkook hanya bisa diam. Semalaman, ia menemani Yerim yang terus saja menangis, baru tadi pagi ia tertidur, dan saat Jungkook kembali untuk membawakan sarapan, Yerim sudah duduk di tepi ranjang dengan keadaan menyedihkan.
"Yerim," panggil Jungkook mendekat, Yerim menoleh.
Jungkook mencoba tersenyum walau Yerim tak menanggapinya, pria Jeon itu meletakkan nampan berisi sandwich dan segelas susu.
"Ayo dimakan," seru Jungkook lagi sambil menarik kursi dan duduk di hadapan Yerim.
Satu airmata Yerim kembali jatuh seiring dengan isakannya yang kembali terdengar membuat senyuman di wajah Jungkook menghilang.
"Aku tidak membencinya--hiks!"
Jungkook beralih dan duduk di samping Yerim, membuat Yerim kembali memeluknya dan menangis dalam dekapan.
"Kookie, aku tak membencinya, aku hanya tak suka dengan keputusannya--hiks! Aku, justru aku lebih membenci diriku sendiri,"
Jungkook mengusap kepala Yerim lembut.
"Jangan terlalu menyalahkan dirimu, ini bukan salahmu," ucap Jungkook menenangkan.
Yerim menggelengkan kepalanya, ia melepaskan pelukan dan menghapus airmatanya.
"Ini salahku, seandainya aku tak mengucapkan semua hal itu pada Ibu, pasti takkan sesakit ini," jawab Yerim kembali mengingat.
"Semua pilihan ada padaku, Ayah dan Ibu mungkin tak bisa bersama lagi, tapi aku bisa memilih untuk tidak membenci siapa pun,"
Jungkook menatap Yerim lekat.
"Seandainya saat pertemuan terakhir kami, aku tak mengatakan hal buruk pada Ibu, seandainya aku tak meluapkan kemarahanku dengan berkata kasar padanya, pasti aku punya kenangan manis untuk yang terakhir bersamanya," Yerim kembali terisak.
"Seandainya aku memikirkan rasa kecewa Ibu saat aku mengatakan kekecewaanku, aku pasti--hiks! Aku mungkin takkan kehilangannya,"
Deg!
Kehilangan?
Berkata kasar?
Kekecewaan?
Tzuyu?
Jungkook merasa hatinya resah sekarang. Mendengar semua yang Yerim ucapkan membuat Jungkook teringat akan apa yang ia katakan terakhir kali pada Tzuyu melalui telepon.
Seharusnya Jungkook tahu mengapa setelahnya Tzuyu tidak mengangkat teleponnya, itu karena Tzuyu kecewa mendengar kekecewaannya.
Jungkook memejamkan matanya mengingat apa yang ia katakan pada Tzuyu, perkataan buruk karena kemarahan.
Tzuya, apa kau akan pergi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...