"Hati yang memilih bagaikan tali mati yang sekali mengikat maka sulit untuk dilepaskan."
️▪️▪️▪️Termenung mendengarkan suara sirine yang juga sudah terdengar samar. Tzuyu membiarkan tubuhnya memaku di bumi, menatap jalanan yang berharap memberi bekas kepergian dua pria itu. Dua Park bersaudara.
Sepi.
Airmata Tzuyu jatuh, ia mengeratkan tangannya pada jas putih yang masih memunculkan bau semerbak khas sang pemilik, Chanyeol. Jas itu menjadi tumpuan terakhir Tzuyu untuk kuat berdiri dan melawan dingin yang menusuk sekarang.
"Tzuyu, jangan beritau siapapun tentang aku yang seperti ini, kumohon,"
Permintaan Chanwoo tentu saja terlalu berat, bagaimana bisa Tzuyu mengabaikan orang-orang? Atau membiarkan mereka kebingungan karena pemuda itu yang menghilang?
Tangan Tzuyu mempererat genggamannya pada sebuah kotak biru di tangan lain. Perlahan pandangannya mengarah pada kotak berisi jam tangan tersebut.
"Sunbae," lirih Tzuyu sambil menahan airmata yang hendak jatuh lagi.
"Sunbae kau--"
"Duduklah, Tzuyu," Chanwoo berujar setelah Chanyeol benar-benar menutup pintunya. Tzuyu mengangguk dan menarik kursi untuk ia duduki. Chanwoo tersenyum.
"Apa kabarmu, Tzuyu?" Tzuyu menelan salivanya sebelum akhirnya mengangguk.
"Aku harap keadaanmu akan selalu baik," walau samar Tzuyu bisa menangkap kilatan di mata Chanwoo.
"Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku meminta Hyung agar menjemputmu datang," Tzuyu mengangguk.
"Berjanjilah untuk melupakan semunya dan kau takkan pernah lagi memikirkannya,"
"Apa, Sunbae?"
"Aku menyukaimu,"
Deg! Tzuyu terpaku.
"Me-menyukai?" Chanwoo mengangguk.
"Maaf telah begitu lancang, tapi aku menyukaimu,"
"Sunbae aku--"
"Tidak masalah Tzuyu, seperti yang kukatakan, setelahnya lupakan. Aku hanya menyukaimu, tak memaksamu untuk balas menyukaiku,"
Tzuyu menundukkan kepalanya.
"Kau tau? Tempo hari, Jooyeon menyatakan perasaanya padaku, dan saat itu aku benar-benar merasa buruk karena harus menyakiti perasaannya," Tzuyu kembali menatap Chanwoo.
"Karena aku?" tanya Tzuyu membuat Chanwoo menoleh, dia tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Bukan, saat itu aku belum menyukaimu, tapi karena aku tak ingin ada gadis yang menangis saat mengetahui bahwa aku sakit,"
Airmata Tzuyu kembali jatuh. Sungguh, kata apa yang pantas Tzuyu sematkan pada pemuda ini? Dan itu membuat Tzuyu tak kuasa.
"Aku tak pernah berpikir untuk memberitau siapa pun tentang penyakit ini, tidak dirimu, Jooyeon ataupun Yerim yang sudah sering melihatku sakit-sakitan ketika kecil, tapi--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...