"Memilih untuk tidak memilih adalah sebuah pilihan."
▪️▪️▪️1 tahun...
Sayangnya itulah kenyataan waktu. Ia terus saja berjalan tanpa memberi iba pada hati-hati yang mencoba tertatih. Tertatih untuk segera menemukan apa yang telah pergi. Waktu dengan kejamnya menyeret sukma yang terjebak karena masih saja menunggu, menampar dan memberi kenyataan bahwa ia dan dunianya yang dulu telah terlampau jauh, bukan hanya tentang ruang, namun jarak yang tak bisa lagi didekatkan.
Waktu.
Jungkook masih duduk bersandar di kursi kayu sebuah Kafe sambil menatap ke arah luar jalanan, matcha yang ia pesan sudah mendingin. Ya, sekarang pemuda itu jadi lebih sering memesan teh hijau ketika mengunjungi Kafe, karena ia merindukan Tzuyu.
"Kookie," atensi Jungkook teralih, tubuhnya menegak seiring dengan mendekatnya gadis manis yang selalu ia temui setiap sore sepulang kuliah.
Kim Yerim.
Senyum Jungkook terukir melihat gadis itu yang kini sudah duduk di hadapannya dengan wajah lesu dan setumpuk buku yang ia taruh di meja.
"Maaf menunggu lama,"
"Tidak masalah,"
Yerim memetikkan jari memanggil seorang waiter untuk memesan. Setelah menunjuk menu apa saja yang ia inginkan, kini Yerim menyangga dagunya dengan tangan.
"Bagaimana sekolahmu?" tanya Jungkook membuat Yerim kini mencebikkan bibirnya.
"Membosankan, tentu saja. Kenapa kau masih bertanya,"
Jungkook sedikit terkekeh walau hambar, semuanya masih sama antara ia dan Yerim, bahkan semakin dekat karena kini mereka hanya berdua saja. Tapi semuanya berubah, tentu karena kepergian Tzuyu.
Salah satunya dan yang menjadi lebih realistis adalah Yerim. Ya, gadis itu menjadi tidak selembut dulu, dalam artian Yerim menjadi lebih mudah kesal dan bosan.
Jungkook mengedarkan pandangannya ke jendela. Tzuya, semuanya terasa berbeda tanpamu.
"Permisi, ini pesanannya," kedua remaja itu tersadar dan mengangguk bersamaan. Yerim akhirnya menyesap minuman yang ia pesan.
"Baiklah, jadi bagian mana yang tak kau mengerti?"
*
*
*Jungkook dan Yerim berjalan santai di area Taman. Tempat itu juga sudah banyak berubah. Keduanya terhenti tepat di bawah pohon sakura yang tengah bermekaran.
"Ah, padahal dulu Tzuyu yang sangat menantikan pohon ini berbunga," gumam Yerim sambil menatap lekat pohon berbunga merah muda itu. Jungkook menoleh dan mengangguk. Pemuda itu beralih menatap bangku yang biasa mereka duduki, tepat di bawah pohon sakura itu.
"Sedang apa Tzuyu di sana?" tanya Yerim kembali dengan mata yang mulai lembab. Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia sudah berjanji untuk tidak menangis lagi selama menunggu Tzuyu. Walau hal itu teryata sia-sia.
Jungkook dan Yerim kembali dalam keheningan. Mereka hanya diam membiarkan angin membawa anak rambut mereka menari-nari. Desahan pelan kerap kali terdengar saat mereka menyandarkan tubuh di bangku kayu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...