• d e l a p a n b e l a s •

36 5 0
                                    

Navy baru saja keluar kelas ketika dia mendapati kabar bahwa Vera, kakak perempuannya, telah tiba di lobi apartemen dan menunggunya di kafe ruko. Hari itu Vera datang untuk menginap karena besok dia akan menghadiri seminar di Jakarta Pusat. Pada hari-hari biasa, Vera tinggal di Bogor—tempat asal keluarga mereka.

"Kamar ini terlihat lebih rapih daripada pas zaman aku tinggal di sini," komentar Vera sambil meletakkan tasnya di kamar Navy. Matanya bergerak ke sana kemari memerhatikan kamar yang dulu di tempatinya semasa kuliah.

"Ya, karena kamu kalau taruh barang suka seenak jidat," balas Navy mengundang tawa kakaknya. "Aku kira kamu bakal menginap di tempat Ko Desmond."

Desmond adalah pacar kakaknya yang tinggal di daerah Jakarta Pusat. Tidak heran Navy berpikir demikian karena jarak antara Jakarta Pusat dengan Jakarta Barat terbilang cukup jauh.

Vera mendengus. "Aku enggak mau cari mati."

"Tumben jujur."

Sebelah alis wanita berambut sebahu itu terangkat. Ekspresinya menunjukkan dia terlihat sedikit tersinggung. "Maksudnya?"

Sadar bila komentarnya terdengar menyindir, Navy segera meralatnya. "Maksudnya, tumben kamu milih tempat adikmu untuk berlabuh secara betulan. Biasanya kan bilangnya ke mana, eh perginya ke mana."

Namun, dia sadar penjelasannya justru memperburuk. Dia pun tampak salah tingkah dan memutuskan untuk berkata, "lupakan. Aku lagi ngaco, dan maaf kalau kamu tersinggung."

Alih-alih cemberut, Vera justru tergelak dengan sikap adiknya yang sebelumnya terlihat jutek dan tidak peduli mendadak panik dan salah tingkah. Suara tawa Vera justru melegakan batin Navy yang tidak berhenti menghakiminya karena perkataan barusan. Dia memutuskan untuk mengambil minum sebagai selebrasi bahwa Vera tidak marah padanya.

"Aku paham kok maksudmu," ujar Vera di sela tawanya yang tersisa.  "Aku kan bohongnya kalau ketiduran di kost cewek aja. Kayak di tempat Xarisa, misalnya. Tapi kalau bohong demi tinggal seatap sama pacar, aku enggak seberani itu."

"Takut kena karma?" tanya Navy sesaat sebelum menghabiskan segelas air putih dingin dari mug Hello Kitty favorite-nya.

"Iya," jawab Vera. "Lagi pula, sepercaya apapun aku sama Desmond, namanya laki ya begitu."

Dahi Navy mengerut. "Begitu gimana?"

Vera tampak salah tingkah karena pertanyaan adiknya. Dia tahu pertanyaan itu bukan untuk mengetes, melainkan memang kenyataannya Navy benar-benar tidak paham.

"Kamu nanti paham sendiri kalau udah punya pacar," sahut Vera cepat sambil mengibaskan tangan. "Aku di sini sampai hari Rabu ya." Dia mengeluarkan cara jitu untuk menghindari topik ambigu itu, yaitu dengan pengalihan topik pembicaraan.

Terlihat dari ekspresi Navy, matanya menyipit dan dahi mengerut dalam, gadis itu sebenarnya tidak terima topik barusan ditinggalkan begitu saja. Jika Vera memutuskan untuk menjelaskan, maka Navy akan berjuang mendapatkannya dengan caranya sendiri.

"Hari ini kan Hari Rabu, Ci."

"Rabu depan, maksudnya." Vera merasa lebih santai ketika adiknyamemutuskan untuk ganti topik.

"Oh." Navy mengangfuk beberapa kali, lalu kembali angkat bicara."Tapi aku masih penasaran dengan hal tadi." Air muka Vera kembali tegang, sementara Navy menahan tawa. "Apakah itu berhubungan dengan rated-R?"

"Rated-R?" Kali ini Vera yang terlihat bingung. "Remaja?"

"Restricted."

Wajah Vera memerah seketika. Melihat hal itu, Navy langsung mendapatkan jawabannya secara instan.

"Oh, aku paham." Navy mengangguk-angguk, sementara Vera masih membatu dengan wajah merahnya. "Aku kira kalau cowok baik bakal lebih bisa—"

"For god sake, Navy!" teriak Vera, membuat adiknya terlonjak.

"Apa?"

"Enggak usah dibahas, oke?"

"Lho, memangnya aku mau bahas apa?"

"Apapun tentang kolerasi rated-R dan alasan aku enggak milih menginap di tempat Desmond!"

Navy bergumam sambil mengusap-usap dagunya. "Aku bahkan enggak tahu ada kolerasi di antara dua hal itu."

Keusilan adiknya selalu sukses membuat Vera jengah dan mengerang frustasi. Namun bagi Navy, membuat Vera jengkel adalah hiburan tersendiri baginya.[]

• • •
I

'm back. Ini revisinya belum maksimal banget. Karena ada hal lain yang perlu kurevisi secepatnya 😂😂

I Wrote This at Midnight✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang