• e n a m b e l a s •

37 5 0
                                    

Kelas forensik odontologi bersama Dokter Fariza selesai setengah jam lebih cepat dari jadwal. Begitu dokter itu keluar, seisi kelas A langsung sigap keluar juga. Ada yang lari-lari, ada yang sudah keluar dengan barang-barang dalam dekapan.

Navy bersama kedua temannya berjalan di belakang kerumunan teman-teman sekelasnya yang berebut keluar. Selepasnya mereka dari ruangan kelas, ketiga sahabat itu terpisah di persimpangan gedung FK-FKG. Carlia yang pamit untuk pergi mengembalikan kunci ruang BEM dan Tessa yang berbelok ke parkir basement.  Sedang Navy berjalan lurus menuju lobi.

Seperti hari-hari yang sudah sejak mahasiswa baru, hari ini pun dia pulang naik TransJakarta. Sambil berjalan menuju halte bus, bartinnya merapalkan doa agar dia tidak bertemu dengan Red.

SNavy menghela napas lega setelah mengetahui tidak ada tanda-tanda kehadiran Red. Ketika TransJakarta jurusan yang ditumpanginya datang, gadis itu langsung melangkah masuk. Awalnya dia hendak ke bagian wanita, namun sore itu, tampak penuh sesak. Jadi dia terpaksa di bagian umum dan berdiri.

Hal yang paling tidak disukai Navy saat naik TransJakarta adalah berdiri di tengah kepadatan kendaraan tersebut. Setiap kali bus itu mengerem, belok, dan menginjak pedal gas, tubuh Navy selalu terombang-ambing meskipun dia berpegangan erat sampai buku-buku jarinya memutih.

Di tengah kepadatan ruang bus tersebut, Navy bisa merasakan embusan napas seseorang dari segala sisinya yang, sialnya, mayoritas adalah laki-laki. Hal ini membuat Navy was-was bahkan paranoid. Apalagi, di sebelahnya ada pria paruh baya yang—menurutnya—dengan sengaja memiringkan badannya ke arah Navy.

Laki-laki itu seakan-akan sengaja menyenggol Navy yang berdiri kikuk di sebelahnya. Padahal sedari tadi bus yang ditumpangi belum melakukan gerakan mendadak—seperti rem dan gas—maupun berbelok.

Beberapa jenak setelah kejadian menyenggol tadi, Navy merasa tubuhnya menegang takut.

Ketika bus berbelok, laki-laki paruh baya itu berempas ke arahnya. Navy saat itu kebetulan berdiri bersandar dekat pintu bus yang tidak terbuka, harus semakin merapatkan diri agar tubuh orang itu tidak langsung menghantamnya. Namun orang itu masih saja bertingkah terombang-ambing padahal bus sudah berjalan lurus.

Navy memejamkan mata menahan takut bilamana laki-laki tiba-tiba memeluknya dengan sengaja. Tapi, segala kemungkinan buruk itu tertahan ketika Navy merasa ada seseorang yang diri di antaranya dengan orang itu. Bagaikan film-film, gadis itu membuka matanya perlahan untuk melihat siapa orang yang telah menjadi penahan.

Dan, ya, kejadian klise sinetron pun terjadi betulan.

Seseorang berdiri tegap mengahalngi laki-laki usil itu.

Itu adalah Red.

Melalui bahunya, Red menatap Navy sambil memberi isyarat melalu kedikan dagu. Meminta gadis itu bergeser sedikit ke tempat Red berpijak sebelumnya, yang langsung diturutinnya dengan bergeser menyamping seperti kepiting.

Selama perjalan pulang menuju apartemennya, Red menjadi tembok perantaranya. Dan selama perjalanan pula, ketika bus melakukan gerakan ombak-nya, Red tetap berdiri tegap tidak terpengaruhi gaya-gaya itu.[]

• • •

Aku suka gemes sama part ini. Idk why, tapi lucu aja mereka berdua 😂

I Wrote This at Midnight✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang