• d u a p u l u h l i m a •

47 6 0
                                    

Ujian OSCE telah berakhir, segala materi yang sudah hapalkan hampir sebulan hilang begitu saja.

Namun, ada satu hal ynag masih melekat di kepalanya lebih baik daripada materi-materi itu. Yaitu, perbincangannya dengan Vera.

Setelah menceritakan kejadian konyol di tukang bubur waktu itu, Vera kembali tertawa dan yakin kalau Red memang sudah menyadari perasaan Navy. Meskipun, laki-laki itu mungkin masih belum yakin.

Terakhir kali Navy melihat Red adalah acara makan siang dadakan itu. Itu berarti sudah hampir seminggu sosok yang biasa ditemuinya di kantin, halte TransJakarta, bahkan minimarket apartemen, belum menunjukkan sosoknya lagi.

Atau mungkin, laki-laki itu menjauhinya. Seperti yang pikirannya katakan setelah selesai berbincang-bincang dengan Vera mengenai perasaan manusia terhadap lawan jenis hari itu.

Paling enggak, jadi tahu kalau selama ini aku buang-buang waktu suka sama orang yang ternyata enggak suka sama aku.

Navy menghela napas berat. Batinnya terasa nyeri karena harus menerima menyataan bahwa Red memang tidak menyukainya. Namun, di sisi lain, pikirannya mencoba menenangkannya dengan wejangan lama seperti, "masih banyak orang di luar sana yang mungkin tertarik sama kamu, Vy."

Dalam diam, dia berjalan menuju halte TransJakarta.

Jakarta Barat hari itu sedang terik hingga membuat Navy ingin berlari menuju halte kemudian melompat secepatnya begitu bus jurusannya datang.

Dan, hari ini, Tuhan berpihak padanya.

Meskipun kursi di bagian wanita penuh, setidaknya bagian umum masih banyak yang kosong dan--untungnya--didominasi oleh wanita juga. Dengan cepat, dia mengempaskan bokongnya ke kursi terdekat.

Sejenak bokongnya mendarat di kursi empuk bus, seseorang mengambil kursi di sebelahnya. Empasan udara dari gerakan orang sebelahnya membawa bau seperti cologne bercampur keringat dan terik matahari. Sebelum Navy menoleh, orang itu bersuara.

"Hei."

Seperti adegan-adegan di sinetron, film, dan novel romantis, jantung Navy seperti berhenti berdetak dalam kurun waktu sepersekian detik. Mata sipitnya sedikit terbelalak dan tubuhnya menegang.

Dia mengenali pemilik suara itu.

Red.[]

• • •

Akhirnya, ketemu lagi.

I Wrote This at Midnight✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang