sepuluh

12K 861 43
                                    

Iqbaal memandang (Namakamu) dengan penuh amarah. Sedari tadi ia menahan emosinya agar ia tidak kasar kepada gadis itu.

Berbeda dengan Iqbaal, yang di tatap hanya bisa menundukkan kepala. (Namakamu) memainkan jarinya.

"Liat aku." (Namakamu) menggelengkan kepalanya. Ia takut melihat Iqbaal ketika Iqbaal sedang marah.

"Aku bilang liat aku, (Namakamu)!" Ucap Iqbaal tegas. Tidak, ia tidak membentak ia hanya menegaskan perkataannya.

(Namakamu) mengikuti perintah Iqbaal, ia menatap Iqbaal. Terlihat dari mata Iqbaal bahwa ia marah besar.

Ini memang kesalahannya, saat Iqbaal menjemputnya di kampus (Namakamu) sudah tidak ada karena saat itu ia sudah pergi dengan Doni. Saat Iqbaal bertanya kepada salah satu teman (Namakamu), temannya menjawab bahwa (Namakamu) sudah lebih dulu pulang di jemput oleh laki-laki.

Hal itu membuat Iqbaal tersulut emosinya, ia kemudian melacak ponsel (Namakamu). Dan hal yang membuat ia emosi kembali adalah ketika (Namakamu) mengepost foto di instagram dan di depannya ada laki-laki. Iqbaal menduga itu adalah doni. Dan ternyata memang benar.

"Maaf." ucap (Namakamu).

Iqbaal memejamkan matanya sebentar. Ia menaruh kepalanya di stir mobil. Ia mengehembuskan nafasnya pelan. Dengan lembut ia menoleh ke arah kekasihnya yang sedang menundukkan kepalanya.

"Sayang, Liat sini dulu." (Namakamu) langsung menoleh ke arah Iqbaal ketika mendengar suara Iqbaal yang mulai melembut. Kyk downy dong:).

Iqbaal mengelus pelan pipi (Namakamu), kemudian ia menarik dengan pelan kepala (Namakamu) agar bersender di dadanya.

"Maafin aku udah marah-marah ke kamu. Aku cuma cemburu."

"Harusnya aku yang minta maaf sama kamu, Baal. Maaf udah buat kamu cemburu." Iqbaal kemudian mencium puncak kepala (Namakamu). Ia menangkup pipi kekasihnya sehingga mulut kekasihnya seperti ikan.

"Gemes deh. Kenapa sih aku gak bisa marah lama-lama sama kamu. Walaupun aku tau ini kesalahan terbesar kamu. Kerumah mantan dan gak bilang ke aku."

"Maaf."

"Hey, udah dong. Gausah minta maaf mulu, asal gak diulangin lagi ya. Kamu boleh ketemu Doni. Tapi harus sama aku ya." (Namakamu) menganggukkan kepalanya. Ia kembaki mengeratkan pelukannya pada Iqbaal.

Ddrrtt ddrrtt

Ponsel (Namakamu) memberikan tanda bahwa ada seseorang yang sedang memberikan pesan. (Namakamu) kemudian meraih ponselnya yang berada di kantong celananya.

Line

Doni : Gimana pacar kamu?
Doni : Dia kasarin kamu?
Doni : Maaf (Namakamu)
Doni : Kali ini aku bakal berjuang dengan sehat, gak kayak tadi
Doni : Aku masih mau kamu nikah sama aku dan mamah juga gak mau cewek lain selain kamu
Doni : See u soon, Darl

(Namakamu) menghela nafasnya. Ia kembali menaruh ponselnya diatas dashboard. (Namakamu) kembali menatap Iqbaal yang sedari tadi sudah memerhatikan (Namakamu).

"Siapa?"

"Orang iseng."

"Ohh."

Karena merasa permasalahan mereka sudah selesai. Iqbaal mulai menjalankan mobilnya. Sesekali Iqbaal melirik ke arah (Namakamu) yang sedang menatap jalanan dari kaca mobil.

"Sayang,"

"Hm."

"Makan dulu mau?"

"Enggak, udah kenyang, Baal."

Bucin - IDR  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang