Selingan #1

11.6K 801 23
                                    

How iqbaal be a husband and daddy for you and your kids

...

Hari ini seperti biasa Iqbaal sudah menggunakan seragam kantornya. Ia mencari dasi kesukaannya di lemari.

"Sayang!! Kok dasi aku gak ada sih?"

Dengan langkah malas. Seorang wanita datang menghampiri Iqbaal. "Bisa gak, gak usah teriak? Pusing aku dengernya."

"Hehe, maaf sayang." Iqbaal menarik tengkuk wanita itu kemudian mengecup bibirnya.

"Morning kiss, buat nyemangatin hari aku." Iqbaal tersenyum manis. Ia memeluk pinggang wanita itu selagi sang wanita mencarikan dasinya.

"Ini apa?" Unjuk sang wanita ke arah dasi berwarna biru dongker yang menggantung di salah satu gantungan baju.

"Kan aku gak liat, (Namakamu)" Dengan geram Iqbaal menangkup wajah (Namakamu) dan menghujaninya dengan ciuman-ciuman kecil di setiap inchi permukaan wajah (Namakamu).

"Bunda!!!"

(Namakamu) menoleh ke arah anak kecil yang memengangi boneka hiu sambil menangis. (Namakamu) segera menghampiri anak kecil tersebut.

"Kenapa ini, anak bunda pagi-pagi kok udah nangis?"

"Tadi Lean gak lihat bunda. Terus Lean nangis abis itu."

Leano Adzam Dhiakfari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leano Adzam Dhiakfari. Anak pertama Iqbaal dan (Namakamu). Akan berumur lima tahun bulan november nanti.

"Takut ditinggal bunda?" Lean mengangguk kemudian bocah itu memeluk (Namakamu) dengan erat. (Namakamu) tersenyum dan mengendong anaknya itu.

"Anak ayah kok nangisnya ditinggal bunda doang, giliran ayahnya pergi aja gak pernah nangis." Iqbaal mencubit kedua pipi Lean sehingga membuat anak itu kembali menangis.

"Baal, iseng banget deh sama anaknya juga."

"Aku tuh gemes, yang. Lean tuh gembul tau gak, kayak bundanya." (Namakamu) menatap Iqbaal tajam. Yang ditatap hanya bisa memberikan cengirannya.

Iqbaal mengambil alih Lean dari (Namakamu). Lean menurut, justru ia memeluk erat tubuh sang ayah.

"Turun sana, sarapan." Iqbaal mengangguk dan dengan segera ia menuju ke ruang makan. Istrinya memasak banyak kali ini.

(Namakamu) memasuki kamar anaknya. Ia melihat anak keduanya sudah bangun dan akan menangis. Dengan cepat (Namakamu) langsung mengendong si bungsu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bucin - IDR  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang