Hari ini akan berlangsung akad nikah beserta resepsi pernikahan Iqbaal dan juga (Namakamu). Tepatnya pada pukul empat sore akad nikah akan berlangsung.
Sekarang sudah pukul dua siang dan semua keluarga (Namakamu) dan juga Iqbaal sedang bersiap-siap.
"Kamu gak usah gugup gitu dong, (Nam..)." Ujar Bunda Sura menenangkan anaknya yang sedari tadi terus saja berkeringat akibat gugup.
"Enggak, Bunda. Cuma aku gak nyangka aja kalau aku sebentar lagi udah jadi istri orang."
Sura tersenyum kecil lalu mengelus bahu (Namakamu), "Iya juga ya, kamu udah mau jadi istri orang. Udah mau jadi tanggung jawab orang."
(Namakamu) menatap bundanya itu. Perlahan (Namakamu) mengangkat senyumnya.
"Maaf ya, Bun. Kalau aku udah ngerepotin bunda selama ini. Maaf juga kalau aku sering nyakitin Bunda." Ucap (Namakamu) kemudian memeluk sang bunda.
"Iya sayang. Gapapa kok, bunda udah maafin semuanya. Maaf juga ya kalau bunda udah lalai ngejagain kamu."
"Iya bunda."
Kemudian sepasang anak dan ibu itu memeluk satu sama lain. Keluarga (Namakamu) yang lain hanya tersenyum haru mendengar percakapan itu.
Cklek!
"Eh, kenapa ini peluk-pelukan?"
(Namakamu) dan Sura melepaskan pelukannya, "Eh, Bunda Rike. Gapapa kok, bun hehe."
Rike tersenyum manis melihat calon menantunya ini. Iqbaal memang pintar mencari perempuan se-baik dan se-sabar (Namakamu).
"Kirain kenapa gitu, tadi Iqbaal ngerengek minta ketemu kamu (Nam..)."
"Terus gimana, Bun?" Tanya (Namakamu) selagi Sura izin pergi keluar untuk mengambil beberapa makanan untuk (Namakamu).
"Yaa gitu dia, ngambek." (Namakamu) terkekeh mendengar ucapan Rike.
"Dia ngambek terus ngapain lagi, Bun?"
"Gak mau di make up in kalau gak sama kamu katanya." Rike duduk disalah satu bangku ketika (Namakamu) menyuruhnya duduk. "Heran Bunda sama dia, manja banget sam kamu."
(Namakamu) tersenyum lalu kembali melanjutkan obrolan singkatnya dengan Rike. Tidak disangka mereka mengobrol sampai jam tiga kurang. Kini saatnya (Namakamu) untuk di make up.
(Namakamu) keluar dan berjalan ke ruangan khusus pengantin. Di lihatnya Iqbaal yang duduk sambil memainkan ponselnya.
"(Namakamu) sini duduk. Biar aku dandanin." Ujar Kak Amel selaku perias pengantin yang sekaligus teman SMA Iqbaal sewaktu dulu.
Tenang, Amel sudah menikah bahkan sudah memiliki anak. Jadi dia tidak mungkin suka dengan Iqbaal.
"Eh, iya kak."
Iqbaal menghampiri (Namakamu) lalu mengecup pipi kekasih --- calon istri maksudnya. Hal itu membuat (Namakamu) membulatkan matanya.
"Baal!!"
Amel terkekeh, "Kamu pake bajunya dulu deh (Nam..) nanti takutnya pas di sanggul rusak."
(Namakamu) mengangguk. Ia memerhafikan Amel yang mengambil gaun pernikahan yang dikhususkan untuk resepsi.
Sedangkan Iqbaal juga memakai tuxedo pernikahan yang memang diserasikan berwarna putih untuk resepsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin - IDR [End]✔
FanficGimana ya, seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan ternyata 'Bucin' banget sama pacarnya. this is story of you and baale. enjoy the story🙈 ©apabgtdah2018