sembilan

12.1K 918 26
                                    

Hari ini (Namakamu) sudah mulai masuk kuliah, karena sekarang masih jam delapan pagi dan (Namakamu) hanya memiliki kelas siang. (Namakamu) masih bersantai diatas sofa sambil menikmati nasi goreng buatannya.

Selagi bersantai, ia juga sesekali memikirkan Doni, mantannya itu. Yang (Namakamu) pikirkan adalah Doni kembali mengechatnya. Menanyakan kabar, mengajak bertemu, menagih janjinya bahkan ia menelpon (Namakamu) di tengah malam.

"Kenapa sih, disaat gue udah lupa eh dianya balik lagi. Jadi gue yang pusing sendiri." (Namakamu) mendumel kesal, ia menaruh piring kotor dengan kesal. Untung g pecah lu:).

Tak lama, ponsel (Namakamu) berdering tanda ada panggilan masuk dari seseorang.

(Namakamu) mengambil ponselnya yang berada di kantong celananya.

Tidak Diketahui
+628432861****

📞>>>>>>>>>
Geser untuk menjawab

Lagi, ini adalah kesekian kalinya Doni menelponnya. Kali ini (Namakamu) berniat untuk menjawabnya.

'halo?'

"Ya, ada apa?"

'Akhirnya kamu angkat'

Bisa di dengar dari nada bicaranya, Doni terlihat senang di sebrang sana.

"Ada apa, Don?" tanya (Namakamu) sekali lagi.

'Ah itu, aku mau ajak kamu kerumah. Ketemu mamah, mamah nyariin kamu terus soalnya.'

"Maaf, tapi aku gak bisa."

'Karena pacar kamu? '

"Itu salah satu alasan aku."

'Dia cuma pacar kamu (Namakamu), dia gak berhak larang-larang kamu. Emang pas kita pacaran dulu aku sering ngatur kamu? Sering larang kamu?. Pokoknya nanti aku jemput kamu di kampus, kita kerumah. Aku ga nerima penolakan.'

"Kamu gak mungkin tau kam---"

'aku tau semua tentang kamu.'

Tutt tutt..

"Anjir,"

....

Sekarang (Namakamu) sudah berada di kampusnya. Pikirannya kosong, sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran Seila di depannya.

"(Nam)?" Panggil Seila. Tidak ada jawaban, hanya tatapan kosong yang (Namakamu) berikan.

"(Namakamu)."

"(NAMAKAMU)!!" kali ini baru (Namakamu) menoleh dan menyadari keadaan Seila.

(Namakamu) menepis tangan Seila yang ada di bahunya, "Apaan sih, Sei. Berisik tau."

"Lo budek ya? Gue panggilin daritadi gak nyaut-nyaut." Seila lalu menatap (Namakamu) dengan tajam.

"Gue lagi pusing, diem."

"Kenapa sih, kenapa?"

"Lo gak mungkin tau."

"Ya gimana gue mau tau, orang lu aja belom cerita." Seila mendengus kesal, ia memposisikan dirinya menjadi di samping (Namakamu).

"Coba cerita dulu."

"Lo inget gak sih, waktu itu gue pernah cerita kalo gue punya mantan yang janji mau balik dan nikahin gue kalo udah sukses?" Seila mengangguk mendengar pertanyaan (Namakamu). Ia ingat ketika (Namakamu) bercerita tentang mantannya itu.

"Nah, dia udah balik kesini. Dia rekan kerja Iqbaal ternyata dan dia mau ngelakuin janjinya dulu. Dia mau nikahin gue."

"LAH ANJIR, BOONG LO!!"

Bucin - IDR  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang