1 | 21. warn (16+)

4.8K 434 36
                                    










sekarang, mark bener bener udah kerja. mulai dari kerja di cafénya johnny, dan kadang kalo sabtu minggu dia jadi guru les privat buat anak smp maupun sma.

penghasilan mark semuanya diserahin ke lui. walaupun lui udah menolak, mark tetep maksa kalo lui harus mau ambil uang itu.

gak semuanya sih, cuma empat puluh persen. terus yang sepuluh persen buat uang pegangan mark, dan lima puluh persennya mark tabung buat cadangan lahiran anaknya nanti.

usia kandungan lui udah lima bulan, gak heran mark maksa buat tetep mau nabung.

emang orang baik.

"sayang, aku mau jualan kue ah." kata lui tiba tiba, saat mereka berdua lagi makan malem.

"ngapain?"

"ya nambah nambah uang tabungan lah. masa kamu doang yang kerja? aku gaenak rasanya."

"kamu tuh udah deh, banyakin istirahat. calon dedek nanti kecapean yang, tolong lah. aku gak mau nanti dia kenapa napa."

lui cemberut.

"aku gaenak sama kamu yang."

"gak apa apa, udah jadi kewajiban aku kok nafkahin kamu. ya? jangan pernah bilang begitu lagi, aku gak suka."

lui cuma bisa ngangguk, "yaudah makan dulu. abis itu istirahat ya yang."

lui ngeliatin mark makan, sampe selesai. dia bener bener cuma ngeliatin, gemes.

setelah selesai makan dan mereka berdua ngebersihin piring kotornya, mereka ke kamar.

lui udah tiduran santai, sedangkan mark ke kamar mandi dulu.

mark balik dan duduk di kasur, disebelah lui. "sinian yang." kata lui sambil ngebuka selimutnya.

ngisyaratin biar mark ikutan masuk ke selimut. mark mah nurut nurut aja orangnya.

setelah dua duanya udah diselmutin, lui narik tangan mark biar ngelingkar dipinggangnya.

trus dia sendiri ngedusel diceruk leher mark.

"ih kamu kenapa?" tanya mark sambil ngeratin tangannya dipinggang lui. luinya geleng, "engga."

"tumben begini." wajah mark mendekat dan ngecup ujung hidung lui.

tangan lui meluk tubuh mark, sampe mereka gak ada jarak sama sekali pokoknya.

"mark."

"hm?"

"aku sayang kamu." bisik lui sambil eratin pelukannya. mark ketawa dan nangkup pipi lui, "aku juga sayang sama kamu lui." wajah mark mendekat.

mengikis jarak yang ada. hingga akhirnyaㅡ cup. mark nempelin bibirnya dibibir lui.

awalnya cuma nempel, tapi lama kelamaan berubah menjadi lumatan lumatan kecil.

dan lui sama sekali gak menolak hal itu.

semakin lama, ciuman itu jadi ciuman yang penuh nafsu. hingga lui menekan dada markㅡ tanda ia kehabisan nafas.

mark senyum sambil ngelepasin tautan bibirnya. tapi wajahnya gak menjauh, dia menangkup pipi lui dan menyatukan dahi keduanya.

tatapannya bertemu.

"kamu tumben banget, lagi kenapa?" tanya mark. lui geleng, "aku.."

"apa sayang? kamu mau apa?" tanya mark lagi, masih diposisi yang sama kaya tadi.

"akuㅡ mauㅡ kamu." jawab lui dengan penekanan disetiap ucapannya.

mark senyum puas. lagi lagi dia menempelkan bibirnya dibibir lui. menyesap dan menggigit bibir mungil gadis itu.

lui juga sama sekali gak berontak kok.

lama lama ciuman mark turun ke leher, mark membuat beberapa tanda keunguan disana.

"geliiiii," rengek lui. mark mendongak, "ini tandaㅡ kamu punya aku." katanya.

"iya iya."

dan mark selesai disitu, setelahnya dia meluk lui lagi sambil membenamkan wajahnya di dada lui.

"aku mau lanjut," kata mark. "hm?" balas lui, "tapi aku inget.. calon dedeknya nanti keganggu." lanjut mark. dan lui ketawa.

"kamu kok jago ciumnya? udah pernah ya? sama siapa?" tanya lui. soalnya kan selama mereka pacaran tuh.. gapernah.

mark menjaga banget.

"engga sama siapa siapa sayang."

"hmmm. trus?"

"aku liat di youtube." lui melototㅡ "ih kok nakallll!" lui mukul pelan punggung mark dan nyubitin perutnya.

"hehehe, abisnya gak mungkin langsung minta ke kamu. gak tega aku." mark ngejeda kalimatnya, "dan karena tadi kamu yang mulai.. ya gitu jadinya."

lui ketawa.

"im so sorry, but my first is notㅡ"

"shh. gak usah diomongin, gak apa apa. aku sama sekali gak masalahin itu, kan sekarang kamu utuhnya buat aku."

lui ngangguk.

"yuk ah tidur."






















paginya, winwin dateng ke apartment mereka. cuma sekedar main katanya.

"mark, ada yang mau gue omongin deh." kata winwin sambil nyender disofa.

"yaudah, omongin aja bang."

"besok taeyong mau kesini."

"hah? maksud lo gimana bang? lo ngasih tau taeyong?" winwin geleng. "engga, belom gue kasih tau. tapi besok bakal gue anter kesini."

mark mendengus.

"maksud lo gimana sih bang? masalah lo apa sampe mau bawa taeyong kesini? bang, lo kan tauㅡ"

"kita gabisa terus terusan seegois ini mark! gue juga masih marah sana taeyong, itu jelas masih. gak bakal termaafkan. tapi, gimana pun juga taeyong masih ada hak atas kehamilan lui. kita harus biarin dia nemuin lui, mark. seenggaknya sekedar menjenguk, itu haknya dia."

mark terdiam, iya emang perkataan winwin ada benernya. tapi mark udah benci banget.

"mark, plis. gue janji taeyong gak akan ambil lui dari lo. tapi plis bolehin dia kesini mark, diperut lui ada calon anaknya."

mark nunduk.

rasanya dia hancur banget, ketakutan menjalar keseluruh tubuhnya.

"kalo lo gak mau, lui yang terancam mark. dia bakal ambil paksa lui dari lo, lo pilih mana?"

mark mendongak dan mengepalkan tangannyaㅡ "yaudah, oke."

















ㅡㅡ

persaingan sengit.

persaingan sengit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
wrong, mark lee. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang