"bunda aku mau pergi sama mark, sebentar doang. boleh ya?"bunda ngeliatin aku dari atas sampai bawah. aku takutnya kalo bunda gak ngebolehin, padahal marknya udah otw. huh
"yakin cuma sebentar doang?"
aku ngangguk.
"yaudah, sok atuh." setelahnya aku cium tangan dan pipi bunda, baru keluar dari rumah.
dan saat keluar dari rumah, aku liat a winwin dan... kak taeyong, iya itu kak taeyong. mereka mau kerumahku? hah? ngapain?
"mau kemana?" tanya a winwin sambil liatin aku, sama kaya bunda tadi. dari atas sampe bawah.
"mau jalan jalan sama mark."
a winwin geleng, "kemana?"
"suka suka kita weh, kenapa kepo banget sih."
kemudian a winwin ketawa. aku nggak ngerti apa yang dia ketawain, yang jelas ketawanya ngeselin.
"sediain hp neng, ntar kalo ditinggalin dipinggir jalan lagi kan bisa telfon aa."
aku diem denger itu, kurang ajar. dia pasti ngerti dari kak taeyong. tapi kok kak taeyong dibelakang a winwin gak ketawa atau apasih, cuma liatin aku doang.
"bacot bener." kataku, kesel.
setelah itu, mark datang.
"ayo?" ajak mark sambil jalan masuk ke area rumah. aku ngangguk dan nyamperin dia, "gak usah pamit sama aa. riweh." dan aku ngegandeng dia pergi.
"a winwin kenapa sih, kok akhir akhir ini kaya beda gitu."
aku sama mark lagi makan ice cream, berduaan aja.
"gak tau, emang agak rese. sebel aku sama dia." kataku sambil mainin sendok ice creamnya.
mark menghela nafas.
"semakin ada aja yang nentang hubungan kita." kataku.
dia langsung liatin aku. tatapannya sendu, seakan gak rela ada banyak orang yang nentang hubungan kita. tapi nyatanya, itu memang benar. banyak yang gak suka sama hubunganku dan mark.
"kamu jangan sedih dong lui, jangan. aku gak mau kamu menyerah lui, jangan nyerah dulu. aku sayang sama kamu."
aku nunduk.
gak tau kenapa, semakin kurasa.. hubunganku sama mark makin susah akhir akhir ini. makin banyak cobaannya.
"aku bakal usahain apapun buat kamu, lui. aku janji." dia ngusap rambutku.
"jangan mark, jangan paksain. gak baik nantinya."
"tapi──"
"ikuti aja apa yang digariskan Tuhanmu, mark. kalau emang kita gak ditakdirin bersama, ya gak usah. daripada makin susah nantinya."
entah atas dasar apa aku ngomong begitu. aku hanya ngerasa capek aja sama hubungan kita yang begini.
"lui, kamu udah menyerah ya sayang sama aku?"
suaranya serak. tolong, jangan nangis.
"bukan mark, aku.. aku cuma gak mau kamu nentang apa yang udah digarisin sama Tuhanmu."
"lui, dengerin aku."
aku liatin dia, dia bener bener kaya malaikat. aku sayang banget sama dia, yakin deh.
"aku bakal masuk islam, biar aku bisa bareng sama kamu. biar aku bisa selalu sama kamu. biar kita gak ditentang sama bundamu."
apa apaan dia ini?
"kamu gila?"
"enggak lui, aku serius."
"apasih kamu? kamu gak mikir mami sama papimu, mark? hah? tolong jangan gila. jangan maksain sesuatu yang gak seharusnya, jalanin aja apa yang ada."
"aku serius lui, aku pokoknya bakal masuk islam. demi kamu."
"gak, mark. kamu egois kalau seperti itu, kamu hanya mementingkan dirimu sendiri tanpa mikirin orang lain. gila kamu ya, kamu gak mikirin mami? dia yang ngelahirin kamu. mikir dong."
mark nunduk.
"maaf.."
"gak perlu minta maaf, mark."
"tapi aku sayang sama kamu, lui."
ah gila, pusing aku kalau begini. kenapa sih mark berfikiran pindah islam segala, gila emang.
"aku juga sayang sama kamu, mark."
mark ngusap matanya. kupikir dia nangis, "aku gak mau kamu pindah ke lain hati lui. aku tau sekarang kamu lagi dideketin sama temennya a winwin."
"hah?"
"taeyong. dia saingan aku kan?"
ah anjing, pake sebut sebut taeyong segala. makin bingung kan aku.
pas pulang, aku denger suara orang lagi ngaji. adem banget suaranya. gila, nyenengin nih denger yang begini ya.
tapi tunggu, kok cowok ya? biasanya mah si bunda yang ngaji. tapi ini cowok loh.
a winwin?
aku jalan masuk kerumah, dan pas sampe ruang tengah── deg. aku kaget.
ternyata yang ngaji itu adalah kak taeyong. suaranya adem banget, seperti wajahnya.
subhanallah.
"assalamualaikum." kataku, pelan.
a winwin yang ada disampingnya, nengok kearahku. kemudian dia jawab salamku.
"neng naik ya a." pamitku, dan dia ngangguk.
setelah sampai diatas dan balikin tas dan juga sepatu, aku berniat turun kebawah buat bikin coklat panas.
tapi pas ditangga, aku dengar──
"aa juga gak suka sama mark bun. semalam dia ada peluk lui pas bunda pergi. kan bukan mukhrim, bunda."
"bukan itu yang terlalu bunda masalahin, win."
"terus, naon?"
"salib dan tasbih, gak akan bisa menyatu."
"ah iya... susah sih bun kalo udah menyangkut salib dan tasbih. kalo seandainya lui sama taeyong, pasti lebih gampang."
"hm?"
"taeyong baik bun, udah kerja pula. udah mapan. dan point plusnya, dia islam kan bunda. dia bisa ngaji, emangnya mark bisa?"
"iya juga ya win, taeyong punya lebih banyak point plus."
"nah, iya makanya bun."
aku gemetar dengernya. kalau begini, bunda bakal lebih susah dibujuk tentang aku dan mark.
a winwin, aku benci sama aa.
aku benci.
--
mau gue unpub aja rasanya. banyak banget dramanya gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
wrong, mark lee. ✔️
Cerita Pendek"Take the risks, im not scared anymore. Its for her, i do it all for her, even though i know its really wrong." Published on 2018.