1 | 24. no! jangan sampai,

3K 431 24
                                    






"hari ini kamu ikut aku kerja aja, mau gak?" tanya mark sambil make kaosnya.

lui yang lagi nyiapin sarapan buat mark jadi mandangin dia aneh, "gimana gimana?"

"ya ikut aku kerja, mau gak?"

"kok tumben?"

mark menggeleng, "ya gak apa apa. mau aja kamu ikut aku kerja, biar sama aku terus."

jawaban mark bikin lui mengehela nafasnya.

"pasti gara gara kak taeyong kemaren ya?" tanya lui. mark gak ngejawab, pura pura sibuk sama handphonenya.

"mark, aku lagi ngomong sama kamu." kata lui, merasa gak ada respon dari mark.

"aku denger."

"mark, stop cemburu yang berlebihan. aku udah bilang kan? aku cuma nurutin dia yang ngajak aku periksa kandungan. gak lebih."

"ya aku tau lui. tapi aku gak suka kamu sama dia jalan berdua."

lui mau marah rasanya. bukankah mark terlalu berlebihan?

"sekarang kamu pilih. aku diambil sama taeyong, atau biarin taeyong menjalankan tugasnya dengan semestinya? dia cuma ngejenguk dan menjalankan apa yang seharusnya mark. dia ngajak aku periksa kandungan karena dia merasa bahwa ini semua karena dia. itung itung bantu kita juga kan, meringankan beban kita."

mark ngeliatin lui intens, "kamu udah mulai jatuh cinta sama taeyong ya? kamu udah menerima dia dihidup kamu? hm?"

lui geram.

"kamu aneh mark. kenapa jadi kaya gini sih?!"

"benar kan perkataanku? kamu mulai jatuh cinta sama taeyong? ngaku aja lui."

"kalo memang begitu menurutmu, yaudah. aku bakal telfon a winwin buat jemput aku kesini. makasih buat semuanya."

lui beralih jalan kekamarnya. dia berniat buat beresin baju bajunya dan angkat kaki dari apartment mark.

"lui lui, heiㅡ engga begitu yang aku maksud. please, jangan pergi dari sini." mark udah berdiri didepan lui aja.

"kamu terlalu berlebihan mark. aku gak suka kamu yang begini."

mark nunduk, "aku cuma gasuka lui. aku.. aku takut kalo kamu emang jatuh cinta sama taeyong dan ninggalin aku. jangan lui."

"mark? siapa yang bilang aku bakal ninggalin kamu? engga. aku cuma menerima niat baik dari taeyong, gak bermaksud lebih."

mark masih aja nunduk.

"sekarang kamu berangkat kerja sana. udah jam segini." mark reflek ngegeleng.

"apa lagi?"

"nanti kalo aku kerja, kamu pulang kerumah a winwin. jangan lui, maaf."

"engga. untuk kali ini engga, markeu. tapi gak tau kalo kamu begini lagi ya, gak janji."

mark mendongak, ngeliat lui.

"serius ya jangan pulang ke rumah a winwin?" lui ngangguk.

"yaudah, aku berangkat kerja dulu."

"sarapannya gak dimakan?"

"nanti aja, aku janji pulang cepet dan kita jalan jalan. lagian itu kamu masaknya gak banyak kan? suruh jeno kesini gih, makan disini. yujin juga."

lui ngangguk.

"yaudah. ati ati ya."

"iya, see you."















ditempat kerja, mark jadi gak fokus.

banyak yang lagi dia pikirin, dan semua gara gara lui diajak pergi sama taeyong kemaren.

emang gak sepenuhnya salah lui, tapi tetep aja mark kesel.

terutama sama taeyong.

"eㅡeh?" mark langsung sadar dari lamunannya. ternyata dia gak sengaja nabrak pelanggan sampe bajunya ketumpahan minuman sisa.

"maaf maaf, saya gak sengaja. nantiㅡ"

"mark?"

mark langsung mendongak, "mina? loh? eh, sumpah maaf min. gak sengaja gue." mark nunduk nunduk.

"santai aja santai, serius gapapa kok. tapiㅡ kok elo disini?"

mark ketawa kecil, "gue kerja disini, part time." jawab mark. mina membulatkan matanya, "kerja? bukannya mami papi lo udah berkecukupan ya? kenapa harus kerja segala?"

"haha. gak selamanya gue bergantung sama mereka min, gue pengen mandiri juga."

mina ngeliatin mark dan senyum tipis, "trus.. lo masih sama cewek lo?"

mark ngangguk mantap, "alhamdulillah masih sampe sekarang."

"semuanya aman?"

"aman gimana maksudnya?"

"ya.. baik baik aja? atau?"

"baik dong, baik banget malahan haha." mina tersenyum miris.

"kapan kapan boleh dong gue main kerumah lo, mark? kangen nih sama mami. siapa tau mami kangen gue juga?"

senyum mark luntur.

"gak usah lah, gak perlu."

"kenapa mark? emangnya gak boleh ya gue mantan lo, main kerumah lo?" tanya mina.

"bukan begitu. tapi serius deh gausah aja. ok? yaudah, gue mau lanjut kerja dulu. duluan min."

"o-okai.."











"bang mark kerja?" tanya jeno sambil duduk dikursi makan.

lui ngangguk, "ya iyalah. kalo engga kerja, kita berdua mau makan apaan jen."

"makan cinta. mark kan bucin bet ama lu." yujin nyambung sambil bawa lauk ke meja.

lui ketawa, "makan cinta gak bikin kenyang neng."

"iya yang ada bikin emosi mulu kalo makan cinta mah." ketus yujin. niatnya nyindir jeno.

"emmmmmm." jeno nahan ketawa.

"oiya jin, kemaren kak taeyong kesini." kata lui.

"anjir? ngapain?"

"ngajakin gue periksa kandungan, dan bikin mark marah marah sama gue." jelas lui.

"cemburu tuh marknya." sahut jeno setelah menyendokkan nasi ke mulutnya.

"berlebihan jen."

"kalo gak cemburu, gak sayang namanya." tambah jeno.

"tapi tuh.. berlebihan banget marknya. gak suka deh gue kalo dia begitu."

"intinya dia sayang sama lo lui, ati ati aja lah sama hubungan kalian. gue gamau ya ponakan gue lahir tapi lo sama mark malah pisah." kata yujin.

"ck, iya iya. lagian kak taeyong baik kok kemaren, gak macem macem."

jeno sama yujin mandangin lui aneh, "jangan bilang lo mulai suka sama taeyong?" tanya jeno.

wrong, mark lee. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang