pagi-pagi betul, mark dateng ke rumah sakit. disuruh winwin sih, soalnya winwin harus buruan berangkat ke kantor, ada urusan mendadak sama bosnya.jadi disuruh gantiin winwin disini.
dan marknya iya-iya aja dong, kan jagain pacarnya.
baru aja mark selesai dari urusan kamar mandinya, ternyata lui udah bangun.
tadi pas mark mau ke kamar mandi, lui masih merem.
mark tersenyum ramah seperti biasanya, lalu cowok itu berjalan mendekati lui.
"pagi sayang, gimana tidurnya? enak?" tanya mark sambil berdiri di sebelah ranjang lui.
ngeresponnya, lui cuma mengangguk. tanpa ngomong apa-apa lagi ke cowok itu. rada aneh sih..
tapi mark gak mau mempermasalahkan itu. kesehatan lui lebih penting dulu pokoknya.
"kamu ngapain disini?" tanya lui ke mark, yang bikin mark sendiri kebingungan.
serius lui nanya begini? what?
"ya aku nemenin kamu lah sayang, jagain kamu. kok... kamu nanyanya begitu?"
lui menatap mark tajam, "jagain aku? hei, kamu... jangan pura-pura baik, mark. aku tau, aku tau kalo kamu yang bikin aku jadi seperti ini!"
mark mengeryitkan dahinya, bingung.
"apa...? kamu kok bilang begitu? apa yang membuat kamu bilang begitu, luia?"
"kamu sama mina, kamu bekerja sama dengan dia buat mencelakai aku dan calon anakku, iya kan?!"
mark diam.
"mark, dengerin aku," lui merubah posisinya jadi duduk. bahkan hampir melepas selang infusnya.
"no no no, no lui, no! gausah dilepas selang infusnya, kalo mau marah ya marah aja, tapi jangan lepaskan itu."
cegah mark, tangannya tergerak untuk menyentuh pundak lui, tapi dia menghindar.
"stop, disitu aja. gausah mendekat," cegah lui.
mark jadi makin pusing.
"mark, aku tau kamu dendam sama taeyong, aku tau betul soal itu. aku pun juga emosi kalo mengingat apa yang dilakukan taeyong ke aku. tapi, engga berarti kamu harus mencelakai calon anakku, mark. bukan begitu! kamu tau gak sih kalo apa yang kamu lakukan itu sama saja membahayakan aku? kamu tau ngga!? seandainya aku mati, aku yakin kamu akan hidup bahagia sama mina. iyakan?!"
mark menunduk, dalam diam. rasanya campur aduk. mark mau marah, tapi gak mungkin.
"kenapa kamu tega, mark? kenapa sampai harus bekerja sama dengan mina untuk mencelakai aku dan calon anakku? kalau kamu memang gak mau bertanggung jawab dan mendampingi aku atas ini semua, kenapa gak bilang dari awal? kenapa gak kamu kasih aja aku ke taeyong? kenapa kamu bertingkah seolah kamu mau melakukan itu semua demi aku, mark? kenapa?"
mark masih diam. mencela omongan lui malah akan menambah besar emosi cewek itu, mark yakin.
"dan sekarang, kamu celakai aku biar anak itu menghilang dari aku. biar apa mark? hm? kamu tega tau gak? kamu membunuh calon bayi yang bahkan gak berdosa apa-apa! kenapa engga aku aja yang kamu bunuh? kenapa bayi itu?! dasar gak punya hati!"
"lui, apasih yang membuat kamuㅡ"
"GAK USAH SOK BAIK! KAMU DAN MINA MEMANG LICIK! AKU TAU ITU MARK, KAMU DAN MINA SENGAJA MELAKUKAN INI! PERGI KAMU DARI SINI!"
cklek
pintu terbuka, menampakkan taeyong yang berdiri kebingungan disana.
taeyong menatap mark tajam, dan setelahnya jalan mendekati lui yang tengah menutup telinganya dengan kedua tangannya.
"lui, lui.. sayang? kamu kenapa? hei, sssst, calm down sayang. sini sini, disini ada aku." taeyong melepas tangan lui dan menggenggam kedua tangannya.
taeyong menatap mata lui lekat-lekat, lui kenapa....
"kak, usir mark dari sini! aku gamau dia ada disini!" lui mengguncang tubuh taeyong.
taeyong buru-buru menatap mark, "ini semua pasti gara-gara elo kan?! lo ngapain lagi ke lui? heh!"
"lo yang ngapain! lo pasti nyuci otak lui kan sampe dia jadi benci ke gue kaya gini?! dasar orang gila!"
taeyong mengepalkan tangannya, "lo yang gila, bangsat. lo denger gak tadi lui bilang apa? pergi lo dari sini,"
"gak. gue gak bakalan pergi dari sini sebelum bang winwin dateng." mark kekeuh.
"terserah lo, asal jangan gangguin gue sama lui disini."
"heeee sembarangan! gue yang pacarnya lui, gue yang berhak bilang gitu ke elo. enak aja lo,"
taeyong ketawa meremehkan, "emangnya lui mau sama lo?" tanyanya.
sebelum mendengar jawaban mark, taeyong lebih dulu beralih menatap lui yang sedang memandang kosong kedepan.
"lui, kamu istirahat ya sayang? kamu gak boleh kecapekan, aku gamau kamu makin sakit." taeyong mengusap puncak kepala lui, dan mengecup dahi cewek itu.
lui ngangguk-ngangguk dan segera memosisikan diri.
"aku pergi dulu sebentar, nanti aku kembali lagi. baik-baik ya sayang," ucap taeyong sebelum pergi dari sana.
ttak
saat taeyong melangkah, handphonenya terjatuh. sontak pandangan mark tertuju ke ponsel terdebut.
tertera nama 'mina🐻' disana, disebuah panggilan masuk.
apa ini?
ㅡ♡
GUYSSS, thank you so much buat 4k followers! Im so happy rn. Iya tau, kayanya norak ya dapet 4k aja sampe begini? Tapi serius, aku seneeeeeeeeng banget!Pokoknya makasih, aku sayaaaaaaaang banget sama kalian!
Special 4k followers, aku bakal pub work baru sore nanti. NCT, SK, atau Treasure13 nih?
w love,
lui✨
KAMU SEDANG MEMBACA
wrong, mark lee. ✔️
Short Story"Take the risks, im not scared anymore. Its for her, i do it all for her, even though i know its really wrong." Published on 2018.