Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak!Brukk...
Tubuh Jaemin merosot. Ia sudah tidak sadarkan diri. Membuat Jeno berdecak pelan. Kecewa karena ia tidak bisa bermain-main dengan Jaemin dulu. Ia mengambil ponsel Jaemin dan memasukkannya pada hoodie hitamnya.
"Yah, begini saja sudah pingsan." Kata Jeno datar. Lelaki itu menurunkan tudung hoodienya hingga menutupi setengah dari wajah tampannya.
Jeno mengangkat tubuh Jaemin dengan kedua lengannya ala bridal style. Tubuh Jaemin sangat ringan sehingga Jeno mudah saat mengangkatnya.
"Dia makan apa sampai tubuhnya seringan ini?" Batin Jeno tanya pada dirinya sendiri.
Jeno membawa tubuh ringan itu keluar apartemen. Tak lupa lelaki itu menutup pintunya. Namun langkahnya berhenti di depan lift. Lift mati karena listrik belum menyala. Membuat Jeno mendesah kesal.
Lelaki itu berpikir keras, memutar otak untuk kemana ia akan pergi. Terlintas di ingatannya ucapan seseorang pada delapan tahun yang lalu.
"Jika tuan muda sudah bebas, bawa kunci ini dan kembalilah pada villa mendiang Nyonya Lee. Kami akan menunggu dan menyambutmu di sana."
Jeno ingat, saat Bibi Nam, istri kepala pelayan mendiang ibunya mengunjunginya delapan tahun yang lalu. Sebelum Jeno dikurung di apartemennya.
Jeno memutuskan untuk menurunkan Jaemin dan menggeletakannya di dekat pintu apartemennya. Ia berlari ke dalam apartemen tersebut untuk mengambil kuncinya.
Lelaki itu berlari masuk ke kamarnya. Seingatnya ia telah menyimpan kunci itu di dalam. Dengan bantuan lampu flash milik Irene -yang sempat ia rebut- , ia membuka setiap laci dan lemari di kamarnya. Setelah beberapa menit mencari, ia malah menemukan sebuah kantong kecil yang terbuat dari kain wol. Ia merogoh di dalamnya dan ternyata di sana terdapat sebuah cek dan kunci yang ia cari. Ia segera memasukan kunci dan cek yang bertuliskan 5,7 milyar won ke dalam saku hoodienya. Tak lupa ia juga menyabet tas selempang Irene yang tergeletak di lantai.
Kemudian Jeno keluar apartemen dan kembali mengangkat Jaemin yang tidak sadarkan diri. Tetapi sebelum itu, ia menemukan kunci mobil dalam tas selempang milik Irene. Membuatnya tersenyum penuh kemenangan karena acara kaburnya sebentar lagi akan berhasil.
Ia membawa Jaemin menuruni tangga menuju lantai bawah, lalu berjalan mengendap-endap keluar lobi.
Di sana sangat sepi, mungkin karena sudah terlalu larut. Jadi tidak ada penghuni apartemen yang berada di luar. Namun Jeno tetap melihat sekeliling waspada.
Tatapan Jeno terhenti pada mobil mewah bermerk BMW di hadapannya.
'Pasti milik Irene.' Batinnya.
Jeno menekan tombol di kuncinya dan pintu mobil terbuka dengan otomatis. Lelaki itu menidurkan Jaemin di kursi belakang.
Ingat dengan sesuatu, Jeno kembali berlari ke atas. Ia mengambil sebuah kotak kayu seukuran kotak sepatu dan berlari turun menuju mobil kembali. Ia mengatur napasnya, berlarian seperti tadi hampir membuatnya kelelahan. Setelah ia rasa tidak ada yang ketinggalan, Jeno mengemudikan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Psychopath ? - Nomin
Fanfiction‼Warning‼ 📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat! 📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...