‼Warning‼
📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat!
📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...
Selamat membaca dan jangan lupa meninggalkan jejak!
*Pastikan kalian tidak muntah gara-gara membaca chapter ini. Hehe....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Heejin... Aku..."
"Nana, siapa gadis itu ?"
Sebuah suara berat menyapa gendang telinga Jaemin, udara terasa semakin dingin dan mencekam.
Jaemin reflek melepaskan pelukan Heejin, ia memandang takut pada Jeno yang menatapnya datar.
"Jen-Jeno.... Ini bukan seperti yang kau pikirkan." Jaemin ingin mendekat namun Heejin malah memeluk lengannya.
"Sayang, dia siapa?" Tanya Heejin, tetapi Jaemin tidak menggubrisnya sama sekali. Sebuah akal busuk memasuki kepala Heejin. Ia mengubah ekspresinya menjadi sangat ceria. "Oh halo, namaku Kim Heejin, mantan kekasih Jaemin. Anda teman Jaemin?"
Mendengar itu, Jaemin dengan kasar melepaskan tangan Heejin. Heejin sungguh keterlaluan. Bagaimana gadis itu bisa berkata seperti itu di hadapan Jeno? Tidak tahukah yang dia lakukan sama saja dengan mencari kematian?
"Jeno dengarkan aku! Aku bisa menjelaskan semuanya." Ucap Jaemin mendekat ke arah Jeno, tetapi Jeno malah mundur.
"Jeno!" Tangan Jaemin menggapai Jeno yang berada sekitar lima meter darinya, namun terasa sangat jauh.
"Berhenti di sana!" Bentak Jeno.
Jaemin mematung di tempat. Tangannya turun dengan lemas, ia terkejut mendengar bentakan itu. Setelah sekian lama, Jeno tidak pernah sekalipun membentaknya seperti ini. Rasanya Jaemin ingin menangis saja, ia tidak tahu apa yang ada di pikiran Jeno yang sebenarnya. Ia hanya tahu Jeno pasti sudah mendengar percakapan mereka berdua beberapa saat lalu.
Entah apa yang membuat suasana semakin mencekam dan dingin. Jaemin merasakan keheningan yang cukup lama sampai sederet kalimat yang cukup menyakitkan terucap dari bibir Jeno.
"Pergilah! Aku melepaskanmu, kau bisa pulang bersamanya. Maaf jika aku tidak pernah mengerti perasaanmu yang sebenarnya."
Kalimat itu... telah meruntuhkan kebahagiaan seorang Na Jaemin. Jaemin hanya bisa melihat punggung Jeno yang terlihat akan menjauh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
