Black Gun in the Dark Blood

20.2K 2.1K 121
                                    

Selamat membaca dan jangan lupa meninggalkan jejak...

Sinar matahari masuk melalui jendela besar, menyilaukan mata seorang Na Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari masuk melalui jendela besar, menyilaukan mata seorang Na Jaemin. Lelaki itu terbangun. Baru saja akan duduk, ia malah merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya. Ia berbalik ke samping dan membelalakan matanya terkejut.

"J-jeno!" Ucapnya terbata-bata. Reflek, Jaemin langsung mendorong dada yang ada di depannya. Lelaki bersurai coklat karamel itu menegakkan badannya. Namun tertahan karena tiba-tiba rasa sakit menyerang lubangnya.

"Aw... sakit sekali...." Ringisnya. Ia kembali terlentang dan mengingat-ingat. "Apa yang telah kulakukan semalam? " Tanya Jaemin pada dirinya sendiri. Jaemin menarik selimutnya ke bawah dan terkejut ketika ia melihat tubuh polosnya tidak memakai apa-apa.

"Ya Tuhan, aku pasti sudah gila!" Teriaknya heboh, ia mengacak rambutnya frustasi. Mata coklatnya melirik Jeno yang sudah membuka matanya, memperlihatkan sepasang mata biru-merah yang sangat menawan.

"Apa yang kau lakukan padaku?! " Tanya Jaemin histeris sambil memukuli dada terlanjang Jeno. Lubangnya sangat sakit dan ia sudah tidak suci lagi. Semua salah Jeno.

"Bukan aku, tapi kita. Kita bercinta tentu saja." Jawab Jeno enteng.

Rona merah menjalar di wajah Jaemin, lelaki itu malu mendengar jawaban Jeno. Bagaimana bisa Jeno mengatakan 'hal' yang sefrontal itu? Ia belum menyadari jika ada seorang lelaki disampingnya sudah menyeringai.

"Kenapa? Kau belum puas?" Tanya Jeno sambil menaik-turunkan sebelah alisnya. "Aku masih bisa memuaskanmu, tenang saja. Lagi pula milikku masih tegang sampai saat ini."

"Da-dasar mesum, maksudku bu-bukan seperti itu." Jaemin meruntuki ucapannya yang terbata-bata. "Aku hanya malu... "Cicitnya menaikkan selimutnya sampai ke bawah hidungnya.

"Untuk apa malu jika kita sudah melakukannya." Jeno tertawa ringan. Ya, hanya Jaemin yang mampu membuat Jeno tertawa seringan ini. Seakan semua dendam dan rasa benci yang menggerogoti hati menguar hilang begitu saja. Jeno mencium dahi Jaemin dan tersenyum tipis. "Terima kasih untuk yang semalam, aku sangat bahagia."

"Oh, oke.... " Jaemin tidak tahu harus mengatakan apa, hanya itu yang bisa terucap selagi ia menenangkan degup jantungnya yang tidak bisa diajak kompromi.

"Emmm.... Sepertinya semalam aku mendengar sesuatu sebelum aku tertidur, apa yang kau katakan semalam?" Tanya Jaemin tapi Jeno tidak menjawab, malah mengalihkan topik. "Masih sakit?"

'Kau bodoh Jeno, tidak mungkin kalau tidak sakit, dasar tidak peka.' Hujat Jaemin dalam hati. "Sangat... tapi aku ingin mandi. Tubuhku bau tidak enak." Rengeknya pada Jeno.

"Itu bau sperma sayang, kau tidak nyaman?" Jeno tertawa, sekali lagi ia tertawa karena Jaemin. Tidak ada hal yang membahagiakan selain melihat orang yang kau sayangi bermanja-manja padamu, bukan?

Are You A Psychopath ? - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang