When those Eye Turns Red

5.7K 698 48
                                    

Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak!!!
[Warning!!! Author masih terlalu nyaman dengan adegan kekerasan.]

Suara jeritan menggema di ruang Jeno, keluar dari layar televisi di ruangannnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara jeritan menggema di ruang Jeno, keluar dari layar televisi di ruangannnya. Jeno jengah. Karena setiap hari ia selalu di suguhi video pembunuhan dan seks kekerasan. Jaehyun telah menyetelnya di televisi dan video laknat itu terus berlanjut tanpa jeda sedikit pun.

Jeno duduk di lantai yang dingin tepat samping ranjang. Helaan napas keluar dari mulutnya, ia memejamkan mata. Sialan, meski menutup mata pun, ia masih bisa mendengar dengan jelas suara jeritan kesakitan, patahan tulang, tebasan benda tajam, bahkan bunyi bagaimana kepala diledakkan. Jika begini, mungkin lebih baik Jeno memecahkan gendang telinga saja, daripada mendengar suara-suara yang membuatnya sakit kepala itu.

Walaupun Jeno tidak tahu apa tujuan mereka mengadakan penelitian keji itu, ia mengerti bahwa mereka ingin merusak mentalnya. Ia pernah mendengar, apabila manusia terlalu banyak melihat tayangan tidak senonoh atau sesuatu yang mengandung kebrutalan, pikiran mereka akan kacau dan moral mereka akan lenyap. Sehingga akan mudah bagi mereka untuk merusak mental dan moral Jeno dengan menayangkan video itu setiap saat.

Plak!!!

Wajah Jeno terlempar ke samping. Sebuah tanda merah membekas di pipi kanannya, Jeno meringis. Dilihatnya wajah kemarahan Jaehyun yang berjongkok di hadapannya. Sebelumnya Jeno tidak menyadari sejak kapan Jaehyun datang.

"Buka matamu! Kau harus terus melihatnya!"

Jeno mendongak, memberikan tatapan menantang kepada sang ayah. "Percuma, tanpa melihatnya mentalku sudah rusak, video itu tidak berguna."

Jaehyun geram, menamparnya lagi sampai suara gemerincing rantai di leher Jeno terdengar keras. "Kau tidak perlu menjawab perkataanku!"

Jeno meludah, melayangkan tatapan kebencian ke arah Jaehyun. "Aku menyesal telah percaya dengan iblis sepertimu." Ucapnya dengan nada dingin.

Ia melihat Jaehyun mengubah ekspresinya yang tadinya marah menjadi tersenyum sadis. "Karna kau terlalu naif, nak. Ingatlah, tidak ada orang yang menginginkanmu di dunia ini."

Ucapan Jaehyun membuat Jeno marah. "Tahu apa kau sialan!"

Andai dirinya tidak terbelenggu di ranjang, mungkin ia akan menerjang Jaehyun dan membunuhnya detik ini juga. Rantai tidak terlalu panjang,  selalu membatasi pergerakannya.

"Semua orang yang menyayangimu telah mati, dan kau tahu siapa penyebab kematian mereka?" Tanya Jaehyun, menarik rantai di leher Jeno, memaksanya mendongak.

"Kau sendiri, Jung Jeno...." Bisiknya penuh penekanan.

"Apa? Jangan mengatakan omong kosong!"

Jaehyun tertawa sarkastis. "Kau yang menyebabkan mereka mati. Andai kau tidak lahir sejak awal, semua tidak akan seperti ini. Bahkan, si jalang Yoona tidak akan pergi meninggalkanku dan aku tidak akan membunuhnya!" Teriak Jaehyun menendang bahu Jeno, sampai ia jatuh terlentang di lantai.

Are You A Psychopath ? - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang