Seeing The Stars

20.2K 2.3K 218
                                    

Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak..



Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang masih mengerubungi apartemen itu. Banyak yang memandang ngeri, ada juga yang penasaran. Mark melangkahkan kakinya masuk ke apartemen, tetapi orang kepolisian mencegahnya. "Kau di larang masuk! Kau tidak melihat peringatan di luar, hah?!" Bentak orang itu. Pria itu bername tag Jeon Jungkook tertera di atas saku kirinya.

Mark memandang sinis pria itu lalu mengambil sesuatu di saku celananya. "Aku juga bertugas di sini. Jadi lebih baik kau tidak menggangguku, minggir!" Mark menyelonong masuk ke tempat kejadian, mengabaikan Jungkook yang sudah mendumal tidak jelas.

Seorang pria paruh baya bername tag Lee Taeyong sedang menelisik bekas darah di lantai. Dengan tenang pria itu mengambil setetes darah dan memasukkannya ke kantung plastik lewat pipet kecil. "Ini... agak menyusahkan." Gerutunya melihat bekas darah yang berceceran di mana-mana.

"Ayah?" Panggil seseorang membuat pria itu menoleh. "Mark? Kenapa kau di sini... oh jangan bilang kalau kau menggunakan lencanaku?" Tebak Taeyong datar, kenal betul dengan tabiat nakal putranya.

Mark hanya menyengir, "ayah selalu tahu apa yang ku lakukan."

Taeyong merotasikan bola matanya. "Kau bisa membantuku memecahkan kasus ini? Kepalaku pusing melihat banyak darah seperti ini."

Mark menyeringai, "seharusnya yang jadi detektif itu aku bukan ayah." Cibir Mark pada ayahnya. Mark berjongkok mengamati lantai yang bersih tanpa genangan darah itu lalu mengambil ponselnya untuk memotretnya. "Entah mengapa aku merasa seharusnya ada tulisan di sini. Mungkin surat kematian?" Guman lelaki itu sambil menatap ayahnya.

Taeyong menaikan alisnya, "surat kematian?" Ia memandangi lantai yang dimaksudkan putranya. "Maksudmu... di sini sebelumnya tertulis sebuah surat kematian namun sudah dihilangkan, begitu?"

Mark mengangguk. "Ya... sepertinya pelaku sengaja menghapusnya agar kita terkecoh." Ujar Mark menurut insting detektifnya. Mark mengambil kaos tangan detektif dari koper Taeyong lalu berjalan mengitari ruangan tamu.

Ia menemukan sebuah tas selempang tergeletak di lantai. Dengan segera Mark mengeluarkan bubuk pendeteksi sidik jari dan menaburkannya di atas tas tersebut. Seringaiannya berkembang saat ia menyalakan alat sinar khusus sehingga muncul dua warna sidik jari di atas tas itu. "Hah, ternyata tidak sesulit itu."

"Kau menemukan sesuatu?" Tanya Taeyong pada Mark. Mark menoleh dan menyeringai. "Ada dua jenis sidik jari ini. Ada kemungkinan bahwa salah satu milik korban dan satunya lagi milik pelaku." Terang Mark.

Taeyong berbinar, "wah... kau benar. Aku harus membawanya untuk diteliti." Taeyong mengambil hati-hati tas itu dan memasukannya pada kantung plastik.

"Ayah...," panggil Mark membuat Taeyong  menoleh. "Aku berpikir... pelakunya adalah Jung Jeno."

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Jika Jeno yang membunuhnya, lelaki itu tidak akan meninggalkan mayatnya di sini. Insting manusianya akan membuatnya berpikir untuk melenyapkan si korban. Jadi, sepertinya pelakunya bukan dia dan aku tidak mau memutuskannya sebelum semua bukti telah kuat."

Are You A Psychopath ? - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang