[Bagian ini tidak direvisi, maaf jika kalimatnya berantakan.]
Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak!!!
Jaemin merasakan seakan ada guntur menyambar dirinya. Terkejut dengan fakta yang sekalipun tidak pernah terpikirkan olehnya. Tidak, Lucas pasti berbohong padanya, ia yakin itu. Tetapi melihat ekspresi serius Lucas dan sedikit raut sedihnya, lagi-lagi Jaemin tidak bisa untuk tidak percaya.
"Kau tidak sedang bercanda, kan?" Tanya Jaemin untuk memastikan apa yang Lucas katakan memang benar.
Lucas mendesis, "apa wajahku ini tidak terlihat meyakinkan?" Tanya Lucas menunjuk ke wajahnya sendiri dengan tidak percaya.
Jaemin menghela napas. Melemaskan tubuhnya, bersandar pada sofa. Entah mengapa perkataan Lucas membuat ia merasa ada beban berat di bahunya. "Bukan begitu, hanya saja ini tidak masuk akal."
"Hal yang tidak terlihat di matamu bukan berarti tidak ada di dunia ini, Jaem. Dunia lebih kejam daripada yang kau bayangkan." Jawab Lucas, tetapi Jaemin semakin tidak mengerti. "Tapi... Mengapa harus Jeno? Anak kandungnya sendiri?"
"Ceritanya panjang.... Apa kau tahu hal yang membatasi etika sains?"
Jaemin berpikir sejenak, lalu dengan malas menjawab. "Apakah itu teknologi dan kecerdasan manusia? Mereka terbatas, bukan?"
Jawaban yang telalu polos, pikir Lucas, menertawakan kepolosan Jaemin. "Kkkk... Kau terlalu naif, Jaem. Tentu saja bukan. Teknologi dan kecerdasan manusia akan semakin maju seiring waktu, yang membatasi etika sains adalah moralitas."
"Moralitas?" Ulang Jaemin membeo, lalu dengan penasaran bertanya lagi, "jadi maksudmu... Jika tidak ada moralitas pada diri ilmuwan, mereka akan tetap melanjutkannya?"
"Ya, seharusnya para ilmuwan tidak melanjutkan eksperimen mereka karena batasan itu. Namun, manusia diciptakan tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka selalu ingin melakukan hal yang melebihi batas mereka. Jujur saja, siapa yang tidak ingin menjadi Tuhan?" Terang Lucas, membuat Jaemin terpaku.
Itu memang sifat alami manusia, tidak pernah puas dengan apa yang telah ada di bumi. Mereka tidak akan berhenti menciptakan hal gila sampai dunia benar-benar hancur. Dan ironisnya ketika dunia berada di ambang kehancuran, mereka saling menyalahkan satu sama lain seakan mereka tidak pernah melakukan apa pun.
Pandangan Lucas lurus ke arah hutan lebat di depannya, tadinya ia sempat berpikir untuk membuat dua cangkir teh hangat untuk mereka. Minum teh diselingi cerita kelam Jeno sepertinya mengasyikan. Tetapi sayangnya ia melupakan rencananya itu saat keluar dari ruang kerja Jeno.
Lucas membuang daun kering yang jatuh ke pangkuannya, kemudian melanjutkan ceritanya. "Sialnya Jaehyun adalah salah satu dari para bedebah itu. Berambisi menciptakan manusia jenis baru, dengan gila menipu manusia-manusia itu untuk ia jadikan sebagai objek percobaan, bahkan putra kandungnya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Psychopath ? - Nomin
Fiksi Penggemar‼Warning‼ 📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat! 📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...