Selamat membaca dan jangan lupa meninggalkan jejak!
Warning! Kuatkan hati kalian saat membaca chapter ini.
Hari telah menjelang sore, waktu yang sudah Jaemin tunggu dari tadi. Semalam Jeno telah menjanjikannya untuk mengantar Jaemin menemui makam orang tuanya. Akan tetapi, semenjak Jeno pulang tadi siang ia belum melihatnya, membuat Jaemin sedikit ragu apakah Jeno akan menepati janjinya.
Jaemin mondar-mandir tidak menentu di depan lemarinya, membuat lehernya sedikit berkeringat. Ia cemas, bagaimana jika Jeno berubah pikiran?
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya seseorang, mengagetkan Jaemin. "Kau berjalan ke sana kemari dari tadi. Kemejamu jadi sedikit basah dan kusut." Lanjut pria itu, Jungwoo.
"J-Jungwoo hyung?"
Jaemin melirik ke bawah, lalu mendengus. "Aku hanya takut Jeno berubah pikiran dan tidak membolehkanku menemui orang tuaku."
Jungwoo menggeleng, "tidak mungkin. Jeno pasti akan mengantarmu, aku yakin."
"Kenapa kau seyakin itu?" Tanya Jaemin. Jungwoo tersenyum, lalu mengatakan sesuatu yang membuat Jaemin tertegun.
"Aku memang tidak mengenal Jeno dengan baik. Tetapi, aku sangat mempercayainya, dia tidak akan mengingkari janji yang telah ia ucapkan pada orang yang ia cintai."
Entah apa yang terjadi padanya, Jaemin merasakan panas di sekitar pipinya. Walaupun ia tahu Jeno menginginkannya, ia tidak pernah mendengar Jeno berkata bahwa lelaki itu mencintainya. Dan itu membuat Jaemin takut kalau Jeno hanya menginginkannya dalam arti obsesi.
"Apakah Jeno mencintaiku?" Tanya Jaemin lirih.
Jungwoo terdiam melihat ekspresi Jaemin yang mendung. "Dia tidak pernah bilang padamu?" Tanyanya membuat lelaki berambut karamel itu semakin murung.
"Kupikir cinta itu tidak butuh kata-kata untuk membuktikannya. Perlakuan dan sikapnya padamu yang akan mengatakannya." Nasihatnya.
Jungwoo benar, pikir Jaemin. Jeno tidak mengatakannya bukan berarti Jeno tidak mencintainya bukan? Jeno adalah lelaki yang tidak suka berkata-kata, ia kenal betul dengan sifatnya itu. Kini ia yakin, ia telah mencintai Jeno dan perasaannya pada Jeno telah terbalas.
"Hyung benar, segala perlakuan Jeno padaku telah menjawab segalanya. Jeno memang mencintaiku, dari dulu. Hanya saja..." Jaemin menggantungkan kalimatnya.
"Hanya saja?" Jungwoo membeo.
"Jeno mesum, aku sedikit risih dengan kelakuannya yang satu itu." Cicit Jaemin pada akhir kalimatnya, membuat Jungwoo tertawa keras mendengar tuturan Jaemin yang kelewat polos itu.
"Hahahaha... Kau hanya belum terbiasa. Aku berani bertaruh ia hanya akan mesum padamu."
Jaemin mendelik. "Yang benar saja," bantahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Psychopath ? - Nomin
Fanfiction‼Warning‼ 📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat! 📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...