Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak!
"Hei, mau ke mana?" Jeno mencegah Jaemin yang akan berlari keluar. Jaemin yang dicekal tangannya mendelik ke arah Jeno."Aku akan keluar."
"Tidak akan bisa." Ucap Jeno datar, berbeda dengan Jaemin yang menatapnya horor.
Jaemin menarik tangannya dari cekalan Jeno dan berlari ke arah pintu, berusaha membuka namun sia-sia.
'Sial, terkunci.' Jaemin berpikir, mungkin dewi fortuna membencinya dan tidak pernah berada dalam pihaknya sehingga ia tidak pernah beruntung. Lelaki itu menendang pintu yang pada dasarnya tidak salah padanya.
Jeno hanya tersenyum miring ke arah Jaemin. Ia mengangkat kuncinya tinggi untuk memamerkannya kepada Jaemin.
"Berikan padaku kuncinya." Perintah Jaemin.
"Kau siapa berani menyuruhku?!" Suara Jeno memberat, membuat Jaemin tercekat. Tak butuh waktu lima detik, Jaemin sudah terhimpit di antara pintu dan tubuh Jeno.
"Aku hanya ingin keluar." Cicit Jaemin. Ia memainkan ujung sweaternya, tidak ingin menatap tatapan tajam Jeno. Jangan lupakan bahwa Jeno sekarang topless alias tanpa atasan, membuatnya merona saat tidak sengaja melirik dada bidang lelaki itu.
"Satu ciuman, kau boleh pergi." Ucapnya berat.
"Yak, kenapa kau selalu meminta itu?" Jaemin semakin menunduk. Ia heran, kenapa Jeno selalu minta ciuman darinya. Padahalkan Jeno tinggal mencium- hei apa yang pikirkan Jaemin, sungguh bodoh. Lelaki bersurai coklat itu memukuli kepalanya sendiri, meruntuki kebodohanya.
"Tidak mau? Baik-" Ucapan Jeno terputus karena Jaemin menciumnya.
Jaemin baru ingin melepaskan ciumannya namun Jeno malah menarik tengkuknya memperdalam ciumannya. Tangan Jeno yang lain meraih pinggang Jaemin, memeluknya posesif seakan tidak ada yang akan bisa mengambil Jaemin darinya.
Jeno melumat bibir Jaemin, melesakan lidahnya melilit lidah lelaki itu sampai membuatnya tersentak dan meleguh.
Jaemin memanas, ciuman Jeno terlalu memabukkan baginya. Ketika dada polos Jeno menghimpitnya, ia merasakan jantungnya ingin meledak. Entah mengapa ia merasakan-
enak, mungkin? Ia juga lupa, sejak kapan lengannya memeluk leher Jeno? Mau ditaruh mana mukamu Na Jaemin?Napas Jaemin tercekat, ia mendorong-dorong dada Jeno agar melepaskan ciumannya. Ciuman terlepas sepihak, dan Jaemin terengah-engah meraup oksigen sebanyak mungkin.
"Sudah-kan?" Jaemin mendorong Jeno agar segera melepaskan pelukannya. Namun Jeno malah kembali mendekatkan wajahnya.
"Aku belum puas, sayang." Jeno kembali mencium Jaemin namun alarm pada jam tangannya berbunyi. Membuatnya melepaskan pelukannya. Jeno berdecak pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Psychopath ? - Nomin
Fiksi Penggemar‼Warning‼ 📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat! 📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...