Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak!!!
Jaemin merasakan ranjangnya berderit, ia semakin meringkukan badannya. Bersembunyi di dalam selimut, pura-pura tidur. Kedatangan Jungwoo hyungnya membuat dirinya muak. Ia yakin, Jungwoo hanya akan membahas Jeno seperti yang telah Lucas lakukan siang tadi.
"Na, aku tahu kau belum tidur." Ucap Jungwoo menyentuh gundukan dibalik selimut. "Aku sudah mendengar semuanya dari Lucas. Apa kau baik-baik saja? Apakah Jeno-"
"Jika kau datang ke sini hanya untuk membahas penderitaan Jeno, lebih baik pergi saja, hyung. Kau membuatku muak." Potong Jaemin, membuat Jungwoo terkejut.
"Tidak, Na. Aku di sini karena mengkhawatirkan mu." Bujuk Jungwoo. Jungwoo tidak tahu mengapa sikap Jaemin kepadanya berubah, menjadi dingin.
"Omong kosong! Kalian semua hanya mengkhawatirkan Jeno. Tidak ada yang memikirkan perasaan ku sama sekali."
"Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu? Kau sudah kuanggap adikku sendiri, Na. Aku sangat menyayangimu."
"Lalu, mengapa kau pergi meninggalkan ku di sini sendirian? Kau jahat, hyung. Aku sungguh membencimu!" Jaemin terisak, tubuhnya bergetar.
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak pergi. Namun, aku juga memiliki keluarga yang membutuhkanku, Na. Ayahku sakit keras karena kepergian ku. Aku tidak bisa meninggalkannya lagi. Aku tidak punya pilihan lain." Jungwoo menarik selimut yang menutupi Jaemin, lalu menarik lelaki itu ke pelukannya sambil berguman maaf berkali-kali.
Jaemin menangis semakin keras di pelukan Jungwoo.
"Hiks... aku takut, hyung. Jeno bukanlah seperti yang ku kenal selama ini, dia pembunuh. Dia-dia... hiks... membunuh banyak orang karena aku...."
Mata Jungwoo berkaca-kaca. Hatinya merasa sakit melihat Jaemin menangis. Menyesal telah meninggalkan Jaemin sendirian di rumah ini bersama pembunuh kejam seperti Jeno. Jungwoo tidak pernah berpikir kelak Jaemin akan mengetahui semua kebenarannya, sehingga dia tidak begitu khawatir. Namun, semuanya sudah terjadi, tidak ada yang bisa ia ubah.
"Aku merasa bersalah, hyung. Bayangan tentang mimpi itu selalu menghantuiku, seakan ingin aku merasakan apa yang mereka rasakan. Apakah aku harus mati saja?" Tanya Jaemin frustasi.
"Jangan mengatakan itu, Na! Aku tidak mau kehilanganmu." Bentak Jungwoo, kedua telapak tangannya menangkup pipi Jaemin.
Jaemin terlihat tidak baik-baik saja, wajahnya pucat. Kantung matanya menghitam seperti kekurangan waktu tidur. Ia telah mendengar semua yang perlakuan Jeno pada adik angkatnya itu, Jungwoo ingin marah tentu saja. Ingin memaki-maki Jeno dengan semua sumpah serapahnya, tetapi ia urungkan. Melakukan itu hanya akan membuat Jaemin semakin menderita.
"Apa yang harus ku lakukan, hyung? Mereka mati dengan mengenaskan, tetapi aku? Aku malah baik-baik saja."
"Ssttt... Simpan rasa bersalahmu, Na. Semua sudah terjadi, rasa bersalahmu tidak akan mengubah apa-pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Psychopath ? - Nomin
Fiksi Penggemar‼Warning‼ 📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat! 📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...