Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak!
"Jaem, beli ini untukku, ya?" Lelaki imut itu mengangkat cemilan kemasan agar lelaki yang ada di sebrang rak melihatnya.
"Beli sendiri." Jawab lelaki satunya.
Mereka sedang berbelanja, lebih tepatnya Jaemin yang sedang berbelanja. Sedangkan Haechan hanya melihat-lihat dan mengganggu menurut Jaemin."Jaem, belikan!" Rengek Haechan sambil aegyo membuat Jaemin mengeluarkan ekspresi ingin muntahnya. Lelaki kurus itu lebih memilih sibuk dengan urusannya timbang menanggapi lelaki yang menurutnya gila itu.
"Jaem, aku ingin yang tadi, belikan untukku." Haechan mendekati Jaemin dan menarik-narik bajunya sampai mereka sampai di rak cemilan.
"Ku bilang beli sendiri, Haechan!" Jaemin berteriak.
Suara keras Jaemin membuat orang-orang di sana menoleh ke arah mereka dan menatap mereka aneh.
Jaemin yang tahu situasi hanya berpura-pura sibuk sedangkan Haechan malah semakin gencar menarik-narik ujung kaos Jaemin.Kesabaran Jaemin sudah di ambang batas. Sekarang lelaki itu sudah menatap tajam Haechan yang menatapnya memelas.
Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri mereka.
"Hai, kalian jangan bertengkar. Sudah biasa kan saudara itu bertengkar?" Ucap wanita itu cepat.
Jaemin segera menggelengkan kepalanya bermaksud menyanggah itu.
"Kami bukan-" -Jaemin."Ya, maafkan kami." Potong Haechan membuat Jaemin menatapnya tajam.
"Hey, aku bukan-"
"Ambil ini, untuk kalian. Dan jangan bertengkar lagi. Namaku Zhong Shua." Wanita china itu menyerahkan black card membuat kedua lelaki itu membulatkan mata mereka yang sudah bulat.
"Terima kasih banyak. Aku Haechan dan adikku ini Jaemin." Ucap Haechan membungkuk dan menerima kartu itu dengan tatapan berbinar. Sedangkan Jaemin hanya menepuk dahinya, meruntuki sifat Haechan yang sangat memalukan. Ia merebut kartu itu dan akan mengembalikannya pada wanita itu.
"Saya rasa ini terlalu berlebihan. Anda tidak usah repot-repot."-Jaemin.
"Ambil saja, itu akan berfungsi selama setahun. Lagi pula aku melihat kalian seperti melihat anakku sendiri. Dia juga sering bertengkar dan merengek jika menginginkan sesuatu."
Saat mereka sedang berbincang, datanglah seorang lelaki menghampiri mereka. Lelaki manis yang tingginya hampir sama dengan mereka hanya saja lebih pendek.
"Ma, kapan pulang?" Rengek lelaki itu. Suaranya cempreng seperti lumba-lumba saat berbicara. Lelaki itu menarik-narik baju mamanya membuat Haechan dan Jaemin hanya mengerjabkan matanya polos.
'Manja,' batin Jaemin.
"Tuh kan. Dia sering merengek." Ucap wanita itu mengusak rambut coklat putranya. Membuat putranya mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Psychopath ? - Nomin
Fiksi Penggemar‼Warning‼ 📍DILARANG KERAS MEMPLAGIAT! Saya tidak melarang orang untuk terinspirasi oleh karya saya. Namun, anda seharusnya memiliki otak untuk bisa membedakan mana terinspirasi dan mana yang memplagiat! 📍Terdapat konten kekerasan dan adegan 🔞 [h...