#37

4.1K 334 16
                                    

Panjang nih.
Siap bosen?

Siapin headseat sama cemilan.

❤❤❤


Sowon bersumpah, kepalanya serasa mau pecah karena pusing yang kelewat batas.
Ditambah dengan perutnya yang entah sejak kapan terasa keram, membuat sekujur tubuhnya menjadi kaku.

Ya,, ia sudah bangun dari tidurnya. Atau lebih tepatnya sadar dari pengaruh obat tidur yang tanpa izin masuk kedalam lambungnya.

Yeoja itu membuka mata lebih lebar dan menatap langit-langit ruangan yang terasa asing itu tanpa bergerak.
Salah satu tangannya mengusap kasar kepalanya, sedang tangannya yang lain menekan lembut perutnya.

Digigitnya bibir bawahnya dengan kuat.

Sakit.

Itulah yang dirasakannya sekarang.

Lalu, dengan susah payah, yeoja itu mendudukan badannya diatas tempat tidur.
Matanya sibuk menelisik setiap sudut ruangan itu tanpa melewatkan sisi manapun.
Dilihatnya tirai besar yang ia yakini menutupi dinding kaca ruangan itu. Menghalangi sinar dari luar sana untuk masuk keruangan itu.
Tempat ini begitu mewah sampai ia bingung ini milik siapa?

Otaknya melontarkan pertanyaan.

Dimana aku sekarang?
Kenapa aku bisa ada disini?

Seingatnya ia berada ditoilet tadi. Lalu kepalanya terasa berdenyut setelah ia menenggak tidak sampai setengah air mineral pemberian seorang yeoja padanya.

Ia keluar dari toilet dengan pandangan kabur.
Lalu,, Seorang laki-laki..
Sowon lupa.
Ia tidak begitu memperhatikan wajah laki-laki itu.

Ia pingsan. Itu yang ia tau.

"Jeon." gumam Sowon pelan setelah ingat kalau ia seharusnya sedang bersama suaminya dan pulang.

Mata Sowon menemukan benda berbentuk persegi dengan banyak nomor dan jarum yang berputar terpajang didinding depan tempat tidur.

Pukul 18.00.

Astaga.

Sudah berapa lama ia disini?

Dengan cepat, Sowon turun dari ranjang besar itu dan berjalan untuk mencari pintu keluar.

Ia tidak tau ini dimana, atau kenapa ia bisa berada disini, dan siapa pemilik tempat ini.
Tapi ia ingin keluar dan pergi dari sini sekarang juga.

Tapi apa kau tau?

Tubuhnya tidak mendukung dirinya untuk melangkah lebih dari tiga dari ranjang tempatnya beristirahat tadi.

Tubuhnya sangat lemah entah mengapa dan itu membuatnya jatuh kelantai.

Pandangannya kembali kabur.
Pusingnya semakin bertambah.
Dan keram diperutnya juga tidak membantu sama sekali untuk tetap mempertahankan kesadarannya.

Untung gendang telinganya tidak tuli sehingga ia bisa mendengar deringan ponsel yang sangat ia percaya miliknya yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini.

THE SECRET MARRIAGE  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang