akhirnya updateeeeeee ajkskdkdkkd aKU YANG SENENG AKU.
anyway,
we continue.
Kira-kira pukul 12 malam. Hyunae masih berkutat dengan soal eksata dan semua angka yang tidak pernah ia suka. Doyoung sudah terlelap di kamarnya dan mau tidak mau, si kakak tersenyum hangat menatap wajah tenang si adik tersayang.
Sudah beberapa hari, mungkin? Akhir-akhir ini, Hyunae jarang sekali mempedulikan Doyoung. Padahal janjinya di hari pemakaman orang tua mereka, Hyunae bersumpah untuk terus menjaga keluarga terakhirnya di dunia, Kim Doyoung. Namun, nyatanya, terlalu banyak drama yang membuat atensi Hyunae terbagi kemana-mana.
Hyunae menghela napas dalam, seraya menyisir pelan helai hitam si adik. Doyoung selalu tersenyum, selalu ceria. Tetap usil dan bercanda. Hyunae hanya berharap semoga tidak ada yang disembunyikan si remaja manis itu di belakangnya.
Si gadis kembali mengambil pulpen dengan bandul anak ayamnya sampai suara bel pintu nan sumbang terdengar. Membuat Hyunae terdiam.
Yang tahu alamat mereka tidak banyak. Bahkan sanak saudara mereka semua memalingkan muka setelah runtuhnya perusahaan Kim. Yang tahu alamatnya hanya si tuan muda yang tumpul rasa. Park Jisung.
Dengan perasaan kalut yang berkecamuk, Hyunae beranjak untuk membukakan pintu reyot di depannya. Hanya untuk disambut oleh seseorang yang tidak ia duga. sukses membuat si gadis yang genap 17 tahun berdiri membeku.
Helai fawn yang ditimpa sinar rembulan, pandang dalam dengan bibir mengatup diam. Namanya Na Jaemin. Si pengusik yang kembali lagi.
Tidak ada sekata pun yang keluar dari mulut si gadis selain tatapan rumit yang membuat hati Jaemin semakin berat.
"... Why are you here?" Hyunae bertanya, pelan ditelan malam. "Ini ... lewat tengah malam."
Jaemin spontan melirik jam tangan Rolex yang terbalut di pergelangannya, tapi ia kembali hanya diam dengan tatapan yang menyiratkan konflik dalam dirinya. Apa?
"... Aku nggak sadar waktu." Jaemin berujar dengan suara, yang entah kenapa, parau. "Aku... keliling aja, tadi, nggak punya tujuan ...."
Hyunae mengernyit. "Pakai mobil?" Yang dibalas anggukan semu Jaemin.
Gadis Kim itu sontak tertegun. Mengingat bagaimana dahulu, saat suntuk, Jaemin memang punya kebiasaan untuk berkeliling kota tanpa punya tujuan pasti, sekadar membunuh waktu di antara drive-thru atau lampu dan papan iklan di sepanjang jalan.
Yang menjadi hal mengganjal di hatinya adalah, Jaemin, setelah jalan malam tidak jelasnya itu, akan selalu memilih rumah Hyunae sebagai destinasi terakhir. Entah untuk menganggunya atau sekadar mengucapkan selamat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor.✓
FanfictionTrust your brain, your heart is stupid as fuck. ☽ / / park jisung (박지성), COMPLETED