wow?? aku?? apdet?? dan wordsnya?? banyak??
hAHAHAHHA! enjoy it!
i want u to be loud okay YOK RAMEIN
anyway,
we continue.
Benar-benar tepat pukul 11, Hyunae sudah menginjakkan kedua betisnya di perumahan sempit yang telah ia huni sejak pertengahan tahun lalu. Langkahnya sarat ragu walau ia tetap melangkah sampai tujuan.
Sampai di depan pintu reyot rumah bersahajanya, Hyunae langsung mencari kunci. Membongkar tas yang hampir kosong isinya untuk menemukan benda pipih berbahan logam yang terselip-selip tersebut. Sampai suara kunci yang terbuka membuatnya menaikkan pandang.
Tepat di balik pintu itu berdiri seorang figur yang ia kenal sekali. Tegap, dengan air muka yang hampir selalu galak di setiap saat. Datar saja, tapi Hyunae langsung merasa terintimidasi saat kedua netra mereka tersatu dalam satu garis pandang.
"Good night, lil princess," sambut Jisung. "I hope you don't mind me walking into your house like this."
Hyunae hanya mengangguk canggung. Melepas jaket yang ia kenakan dan tas yang ia lempar sembarang. "Doyoung udah tidur?"
Jisung menjawab dengan anggukan pula. "Udah. Tadi dia lapar, jadi aku belikan pizza."
Hyunae mengernyit. "Hei, kamu terlalu manjain dia."
Si Tuan Muda pun mencibir. "Kamu nggak paham rasanya jadi cowok. Kami harus dapat memikat hatinya supaya dapat izin dan restu keluarga."
Karena tidak paham, Hyunae hanya mengendikkan bahunya. Memberi peduli yang sangat sedikit atas kalimat yang Jisung lontarkan.
"Mind to do some explaining?" tanya Jisung dengan suara dalam, nadanya merendah, seraya netranya menemukan jemari manis si Nona yang bergelimang warna perak. Sebuah cincin tersemat di sana.
"Depends," jawab Hyunae, ia tahu jelas ke arah mana manik Jisung menatap lamat. Dan berikutnya, ia sembunyikan kedua tangannya di balik badan. Membuat Jisung terkejut dengan tindakan yang tidak ia duga dari lawan bicaranya. "Kamu, lagi dalam posisi mendengarkan atau nggak? Kalau cuman mau bawa emosi, kayaknya perkataanku nggak bakal masuk sampai ke hati."
Dengan itu juga Jisung bergeming. selayaknya kaum sumbu pendek dengan emosi menggebu, juga pengaruh ajaran keluarganya yang menuntut Jisung untuk selalu bersikap angkuh. Susah sekali untuk Jisung menurunkan egonya, walau akhirnya si Tuan Muda mengembus napas dalam.
"Okay." Sekata keluar dari bibir tebalnya. "I'm listening."
Yang tidak Jisung duga sebenarnya adalah perilaku Hyunae detik berikutnya. Gadis itu memeluknya, benar, memeluknya. She is teddy-bear hugging him and it leave him speechless. Jisung diam tak berkutik walau hatinya jauh dari kata diam sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor.✓
FanfictionTrust your brain, your heart is stupid as fuck. ☽ / / park jisung (박지성), COMPLETED