01.Perih

9.9K 269 16
                                    


Kejutan itu tak selalu mewah dan menggembirakan
Haura Elisha Wafiq
.
.
.

   "Aduh pegel banget" keluh ku sambil meregangkan otot lehernya ke kanan dan kekiri, sorot matanya terhenti saat melihat seorang lelaki tengah duduk sendirian dan fokus mengamati laptopnya.

   Aku terdiam mengkerutkan dahinya dan tak henti-henti mencuri pandangan kearah lelaki itu sambil menutupi setengah mukaku dengan buku-Drawing skets ku.

   Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu lagi dengan cinta pertamaku, ingin sekali rasanya aku menyapa nya namun aku tak mempunyai keberanian lebih untuk beranjak dari duduk ku dan menghampiri nya, sudah lama sekali rasanya kami tidak berjumpa atau sekedar bertukar pesan via sosmed dan tentu aku sangat merindukannya.

   Oh Tuhan, mengapa dia sangat mempesona bahkan saat sedang terdiam mengamati sebuah laptop dan tetap saja memukau membuat ku tak bisa berpaling.

    "Woii Ra!! abis menang lotre mba? bahagia banget nih hahaha"  Tegur Arkan, seorang barista disana yang sangat senang mengganggu Haura.
    "Ihh apaan sih Arkan, ganggu imajinasi gue deh"

     "Aaaaa malu banget, yaampun Haura!! malu-maluin emang ya!" gerutuku dalam hati. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa senang ku dan terus tersenyum-senyum sendiri bagaikan pasien ODGJ.

   Tapi bagaimanapun bisa dibilang ini itu sebuah keajaiban bagi aku karna bisa bertemu dengan cinta pertamaku di SMA, rasanya masih sama, rasa cinta yang aku rasain ga pernah memudar sama sekali, memang sakit banget kalau aku ngeliat dia dideketin banyak perempuan lain tapi tetap aja aku sama sekali engga bisa berhenti untuk mencintainya. Hal tadi sudah biasa dan kebal bagiku karna memang dia dijuluki most wanted SMA ku namun terlebih dari itu dia sama sekali bodo amat dengan perempuan-perempuan lain, sikap nya yang dingin tapi tidak angkuh, cuek tapi sopan, pintar dan menjunjung tinggi kuadrat wanita, maka dari itu tak salah kan aku menaruh hati padanya.

   Namun jangan salah, hampir setiap hari aku berdoa agar rasa cinta ini memudar, aku ingin jatuh cinta saat sudah halal agar tak ada sakit dan drama patah hati lagi yang kurasakan.

   Mengaguminya dalam diam mungkin lebih baik bagiku, tidak, tidak!! tapi lebih tepatnya aku takut jika harus kehilangannya demi ego ku semata, aku dia dan Badra sangat dekat, kami bersahabat cukup lama maka dari itu menurutku sangat tidak etis jika aku merusak persahabatan kami bertiga. Mencintainya dalam diam saja sudah cukup menyenangkan dan menyakitkan in the same time.

   Kalau di ingat ingat aku mulai menetapkan hatiku pada lelaki itu yaitu pada  saat aku baru pertama kali masuk ke sekolah. Pada saat upacara bendera hari senin dengan suara yang amat merdu ia melantunkan Ayat-ayat suci Al-Quran. Di saat itu juga, lanjtunan deni lantunan berhasil mengenjolakkan jantungku, rasanya damai sekali saat panca indra ku menangkup lantunan ayat ayat Al-Quran yang dibacanya.

   Sungguh sebuah nikmat yang tiada tara bagi umat islam, berbanggalah kita bahwa Allah telah menganugrahkan Al-Quran yang memberikan petujuk bagi kita semua.

Drrrt.. Drrrt...
call from Badra

"Astaga!! aku kan ada janji sama Badra, malah ngelamun." Gerutuku, lalu menggerogoh tas ku untuk mengangkat telefon dari Badra, sahabat ku sejak aku masih duduk di bangku SMA.

      "Hallo, assalamualikum Badra cantik"

      "Waalaikumsalam, dimana sih lo? lama banget."

SECRET ADMIRE [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang