17.Sweet day

1.8K 71 6
                                    

Seminggu telah berlalu Haura yang sedang berdiri di atas kursi mencoba mengambil koper yang terletak di atas lemari namun tangannya tak terjangkau untuk mengambil koper sehingga keseimbangan tubuhnya hilang dan disaat bersamaan decitan pintu terdengar dan suara langkah kaki yang tergesa gesa yang menghampirimya. Haura yang merasa ia akan terjatuh pun memejamkan matanya.

Haura membuka matanya secara perlahan ia sadar bahwa ada yang menangkap tubuhnya yang tadi terjatuh.

"Mas Azzam " Ujarku sambil menoleh kearahnya.

Ia tak menjawab panggilanku ia malah menggendong tubuhku dan menaruhku untuk duduk di tepi tempat tidur.

"Biar aku saja! " ujarnya sambil mengelus pucuk kepala ku.

Azzam pun bangkit dari duduknya dan naik ke atas kursi untuk mengambil koper, ya kami akan berliburan besok pagi.

"Lain kali kalau butuh bantuan panggil saja aku jangan memaksakan diri seperti tadi, aku tidak suka" Ujarnya yang berjongkok di hadapanku sambil tersenyum manis.

Aku hanya menggangguk sambil tersenyum haru.

🌾🌾🌾

14:00

Haura dan Azzam melangkahkan kakinya menuju bandara setelah dari tadi menunggu dan kini sudah take of mereka pun langsung masuk ke pesawat.


Haura hanya memandangi jendela di sampingnya melihat birunya langit dan putihnya awan membuat fikirannya tenang, matanya mengerjap ngerjap kini ia rasa kantuk kian menghampirinya dan ia pun terlelap di pundak suaminya.

Berjam jam telah berlalu panjang dan kini Azzam dan Haura telah berada di kamar hotel yang sebelumnya telah direservasi oleh sekretaris Azzam.

Azzam yang melihat istrinya tengah membuka koper dan menyusunnya ke dalam lemari yang tertera di samping kasur King Size.
Azzam pun memghampiri Haura yang tengah berdiri.

Sebuah tangan melingkar di pinggangnya membuat Haura tersentak kaget, refleks ia membalikkan badannya, tapi terlebih dahulu ditahan sama Adam.

"Biarlah seperti ini dulu, " jantung Haura berdetak begitu cepat, seketika pipinya memerah atas perlakuan Azzam.

"Mm.. Mas? "

Azzam mulai melonggarkan pelukannya dan Haura pun berpaling ke arah suaminya itu.

Haura menempelkan kedua telapak tangannya pada wajah Azzam tepatnya di pipi yang tirus dan tegas itu.

Mereka saling menatap satu sama lain kini pandangan mereka benar benar terkunci sontak Azzam pun mendekati wajahnya ke arah Haura.

Cup.

Azzam mencium kening Haura dengan waktu singkat.

"Aku tahu kamu belum siap, maafkan aku"

"Maas"
"Maaf! Aku yang seharusnya yang bilang seperti itu"

"Maaf kenapa? Katanya wanita itu selalu benar jadi kamu tidak salah bukan?! "

Haura mendengus terenyum kecil.
Ia terheran heran dengan sikap asli suaminya ini, bagaimana mungkin sosok pria tegas sepertinya selalu membuatku tersenyum tergila gila dengan tingkahnya apalagi dengan ketampanannya.

"Serius mas! Maaf,aku ingin jadi wanita sesungguhnya, wanita sholehah yang taat pada suaminya"

Kini Azzam menarik Haura untuk duduk di pinggir kasur.

"Haura"
"Maaf telah menyakitimu untuk kesekian kalinya,tapi aku belum siap,aku merasa belum pantas"

Haura yang mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut suaminya itu sendiri merasa tertekan hatinya, apakah mas Azzam masih mempunyai perasaan dengan Badra?

SECRET ADMIRE [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang