18. Sweeter day

1.5K 66 5
                                    

Azzam menatap Haura dalam dan tersenyum bahagia lalu menggerogoh saku celananya.

Azzam mengeluarkan kotak kecil yang berisikan cincin di dalamnya dan kini ia berjongkok ke arah Haura.

"Maukah kamu menjadi Ibu dari anak anak kita nanti? Menjadi ratu di istanaku dan bidadariku di syurgaNya" Azzam terdiam sejenak dan mengambil nafas dalam."Sudikah kamu menerima cinta dari seorang lelaki yang telah sangat sering membuat mu menangis? "

"Kita kan sudah nikah mas, Haura gak bisa nolak" Ujarnya dengan terseyum tulus penuh cinta.

Seutas senyum terukir di wajah tampan Azzam."Iya tapi dulu aku melamar mu tanpa cinta, sekarang aku melamarmu penuh dengan cinta dan masa depan"

Haura menyodorkan tangannya pada Azzam "Mas.."

Azzam memasangkan cincin yang ia berikan untuk  Haura.

Haura terpaku dengan sikap manis Azzam dan kini pipinya telah memerah dan buliran air mata menetes di pipinya entah kenapa ia sangat terharu.

"Jangan menangis"

Azzam menghapus air mata yang mengalir pada pipi Haura.

"Lihatlah itu, indah bukan?" Tunjuk Azzam ke arah pemandangan yang ada di depannya.

Haura tersenyum kembali melihat pemandangan yang begitu memanjakan mata.

"Indah sekali"Ujar Haura.

🌾🌾🌾

Haura menempelkan card untuk membuka pintu kamar hotelnya, namun sesampai di dalam ruangan, dengan tiba tiba Azzam menarik pinggang Haura dan berjalan maju dengan perlahan sehingga Haura terbentur pada dinding.

Azzam mendekatkan wajahnya pada Haura, ia bisa merasakan hembusan nafas dan ritme jantung Haura yang begitu cepat berdegup, Haura memejamkan matanya dengan kuat, pipinya memerah bersemu.

Azzam mendekatkan bibirnya ke telinga Haura.

"Bolehkah aku meminta hakku? "

"Emm Ha? G-gimana?" Ujar Haura membulatkan matanya sempurna.

Tanpa berkata apa apa Azzam langsung menggendong Haura ala bridal dan membawanya ke kamar mandi.

"Kita ambil wudhu' dulu"

Kini mereka bergilir mengambil wudhu di kamar mandi dan menunaikan shalat isya yang sudah ketinggalan selama dua jam.

Setelah siap melaksanakan shalat isya, Haura yang hendak menyalami Suaminya itu mengernyitkan dahinya  saat Azzam malah kembali berdiri dan mengabaikannya.

"Kita shalat sunnah dua rakaat dulu" Ujar Azzam.

"Haa?"

"Shalat sunnah yang sebagaimana sangat baik dilakukan sebelum kita melakukannya"

Haura masih saja belum mengerti ia masih tetap menyatukan kedua alisnya itu "Kamu begitu polos, aku sangat menantikan seorang anak darimu, istriku"

Haura membulatkan matanya,mulutnya menganga, jantungnya berdebar debar sungguh sangat kencang dari batas normal.

"Ayo kita shalat" Ajak Azzam, dengan segera Haura bangkit dari duduknya dengan kaki yang sedikit gemetaran.

SECRET ADMIRE [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang