06.Gaun

2.8K 126 18
                                    


Hii,, readers jangan lupa vote sebelum di baca ya!

Semakin jarang hati bersyukur maka semakin hampa isi hatinya.

*Haura Elisha Wafiq*

°
°
°
°

Aku memutuskan untuk membatalkan perjodohan ini, keputusan ku kali ini adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untuk persahabatan ku Badra dan juga Kak Azzam, aku sudah membicarakan hal ini pada Kak Azzam, dan tentunya dia sangat lega atas keputusan ku ini. Namun hal ini masih hanya hasil perbincangan dari kami, orang tua ki dan orang tua Kak Azzam sama sekali belum tahu atas keputusan yang kami buat ini. Aku akn membicarakannya nanti malam kepada kedua orang tua ku.

Bali, aku rasa besok adalah hari yang tepat untuk aku melakukan perjalanan ke Bali, aku baru saja memesan tiket dengan aplikasi online yang memudahkan aksesku untuk berlibur.

Aku sedang memilih-milih baju yang akan kubawa ke Bali, rencananya aku hanya tiga hari berlibur disana, setelah memilih baju yang akan ku bawa dan keperluan lainnya aku langsung mengemaskannya ke dalam koperku.
"Siap deh." Ujar ku lega.
"Semoga gue bisa tenang dan segera berdamai dengan patah hati gue, see you Bali" Gumam ku sambil tersenyum dan menghela nafas.

*

Azzam menghampiri Mama nya yang sedang bersantai di taman belakang rumah. "Mama, ada yang ingin Azzam bicarakan." Ujarnya dengan hati-hati.

"Iya apa itu? Tanya Alina sambil berdehem.

"Azzam dan Haura memutuskan untuk membatalkan perjodohan ini, kami tidak mungkin menikah ma, Haura itu sudah seperti saudaranya Badra"

"Ini keputusan terbaik yang kami berikan kepada kalian, nanti juga Badra akan paham dan memgerti dengan sendirinya, dia tidak bisa egois begitu saja! lagian kalau kamu tidak menikah dengan Haura kamu juga tidak dapat restu dari kami dan keluarga Badra kan! tidak ada yang berubah meski kalian membatalkan perjodohan ini!"
"Mama sudah menduga hal ini akan terjadi, Mama sudah siapkan gedung dan semua kebutuhan kalian, undangan sudah Mama sebar sebagian, jangan buat Mama malu dan besok kamu pergi fitting baju jam 11 siang bersama Haura"

"Maa?" Azzam mentautkan kedua alisnya, tak percaya Mama nya telah mengatur strategi sedetail mungkin.

*

Ting..Tong..

Seorang wanita dan pria paruh baya menekan tombol bel yang ada di samping kiri pintu. Menunggu sang penghuni rumah membukakan pintu dan mempersikahkan mereka masuk.

Aku berjalan turun ke bawah karena mendengan ada yang memencetkan bel rumah ku.

Ceklek.

"Mama? Papa?"
"Kapan berangkatnya? kenapa nggak ngabarin Haura?" Tanya ku dengan cemberut.

"Hahaha, kejutan untuk anak kesayangan Papa." Ujar Papa sambil menyiumi kening ku.

"Iya, karena besok itu fitting gaun oengantin kamu, Mama ga sabar deh liatnya." Mama tersenyum penuh harapan.

"Gawat!!" Gumam ku pelan. Aku langsung berlari ke kamar meninggalkan Mama dan Papa, ku cari ponsel ku yang kuletakkan sembarangan, aku segera mencari kontak Kak Azzam dan menghubunginya.

SECRET ADMIRE [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang