Azzam mengangkat tangannya ke arah Arsyad siap memukuli lelaki itu namun matanya menangkap Haura yang sedang menatapnya dengan raut wajah tak suka alhasil Azzam menurunkan tangannya kembali dan menatap tajam kearah Arsyad dengan tatapan mata yang memerah.
"keluarlah "
Tanpa sepatah katapun arsyad berjalan meninggalkan mereka .
"kau akan lihat nanti kejutan dariku Azzam, tunggu saja aku Haura akan ku keluarkan kau dari ladang busuk itu" batin Arsyad.
Tak terasa kini sudah memasuki bulan kedua pulihnya Haura dan selama satu bulan penuh ia menjalani pengobatan fisioterapi kini kondidinya sudah sangat membaik apalagi kini azzam selalu ada di sisinya yang menjadi vitamin kepulihannya itu.
Haura mulai merasa bosan dengan kesibukannya menonton Tv ia mulai mengambilkan handphone yang berada di atas meja kecil sebelah kanannya ia sibuk mengotak atikkan ponselnya itu berharap ada pesan masuk dari Azzam.
Haura merebahkan badannya di sofa depan tv sambil memegangi ponselnya yang dipegangi kedua tangannya sehingga berada tepat di atas wajahnya.
kini ia berpikiran untuk menghubungi Azzam sekedar menanyakan apa yang sedang ia lakukan namun ia takut hal itu mengganggu jam kerjanya.
" A z z a m Azzam" Haura mengejakan nama Azzam sambil melihat profil whatsapp nya ia mencoba membuyarkan rasa bosannya siapa tahu dengan menatap foto Azzam dapat mengurangi kebosanannya itu.
Namun di balik itu ada Azzam yang sedang berdiri sejauh lima meter dari Haura, sebuah senyumanpun terpancar dari bibirnya.
"merindukanku?"
Hura terbangun dari tidurnya ia terduduk mematung menatatap kearah Azzam yang sedang berdiri di sisi kirinya kini ia merasa malu karena tertangkap basah oleh Azzam kalau dia sedang memikirkan Azzam bagaimanapun ia belum pernah membukakan isi hatinya ini pada Azzam secara langsung.
"U--udah pulang?sejak kapan?kenapa Haura gak dengar suara pintu ya?"
"Karena kamu begitu lekat memandang fotoku"
"HA?? HAHAHA sejak kapan Haura?? gak kok!!"
"Sudahlah lagian kita sudah menikah"
Azzam berjalan mendekat kearah Haura yang sedang duduk di ujung sofa ia menatap lekat kearah Haura dan menempelkan punggungnya ke sofa dan kini kepalanya ia sandarkan ke bahu Haura.
Haura terkejut jantungnya seakan ingin copot ini baru kali pertama mereka sedekat ini.
"M--mas"
"Dua menit saja""Aku ingin mengisi daya batraiku" Sambungnya.
1 menit.
2 menit.
3 menit.
4 menit.
Nyatanya sudah 5 menit.
"Mas Azzam"
"Euum..tiba tiba aku ingin menjakmu berkeliling, pikirkanlah tempat yang ingin kau kunjungi"
Haura berpikir sejenak membuka file file memori kepalanya mencari cari tempat yang seru untuk dikunjungi dan ia berpikir untuk megajak Azzam berlayar dengan kapal di lautan pasti seru.
"Mas ayo ke laut untuk berlayar"
" Baiklah kamu mau kemana? Italy? hawai?"
" Mas??kamu bercanda?itu jauh sekali! bagaimana dengan kantormu?"
"Tenang saja itu akan kuperbaiki asal kamu bahagia" Ujar Azzam sambil tersenyum hangat ke arah Haura"
" Oke tapiii perginya minggu depan ya Mas Haura rindu butik sudah lama gak kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRE [revisi]
SpiritualHati Haura remuk ketika mengetahui lelaki yang ia cintai akan meminang sahabatnya sendiri. Namun tak pernah sekalipun ia berfikir akan di jodohkan dengan lelaki itu, Azzam!? Aku tidak bisa menikahi orang yang tak kucintai, namun ada apa dengan keny...