21.Musibah

2K 71 7
                                    

Arsyad baru saja mendengar kabar kehamilan dari Haura, sakit memang untuk mengetahui bahwa wanita yang ia cintai sedang mengandung seorang bayi, darah daging dari Haura dan Azzam, aku sudah menyerah, aku rasa mereka sudah bahagia, aku tak perlu untuk masuk dan mengganggu pernikahan mereka, aku fikir aku ingin membantu membuka fikiran Haura untuk pergi meninggalkan Azzam, pria yang tak mencintainya dan terus menyakitinya, aku ingin membuat Haura berada di sisiku, namun sekeras apapun usahaku kalau ia bukan takdir yang di tetapkan Allah untukku, aku tak bisa mengelak.

"Mass, Haura boleh izin gak?"

"Kamu mau kemana?"

"Haura mau ketemuan sama temen mass, bentar aja kok, di cafe dekat rumah kok mas"

"Bukan masalah jauhnya, tapi dengan siapa kamu perginya, apa mas bisa mempercayainya untuk menjaga kamu?"

"Haura ingin jumpa dengan Badra mas, sebentar aja, aku percaya Badra pasti ingin berbaikan denganku"

"Bagaimana kamu bisa menyimpulkan itu? Dia itu begitu licik, mas tidak percaya dengannya"

"Mas tolonglah, kami itu masih sahabat, lagian aku bakal diantar sama supir kan"

"Yasudah baiklah, mas bakal suruh penjaga rumah buat jagain kamu"

"Iya mas, terserah mas saja"

-----

Aku sudah melihat kehadiran Badra duluan, aku menghampirinya dengan jutaan senyum, aku rasa ia masih belum menerima kenyataan bahwa aku sudah menikah dengan Azzam, raut mukanya masih sama dengan terakhir kali kami bertemu.

Aku duduk di hadapannya, setelah memesan minum aku langsung membuka pembicaraan.
"Apa kabar Badra"

"Kau tahu aku sangat mencintai Azzam! Bahkan sekalipun kau hamil anak kelima pun aku akan tetap mengusikmu"

"Badra, sadarlah cinta mu itu adalah obsesi, Aku tidak takut dengan segala ancaman mu, jika memang Allah mentakdirkan aku dan Mas Azzam untuk bersatu, sekeras apa pun kamu berusaha, kamu gak akan bisa menceraikan hubungan kami, demi Allah, jika pun mas Azzam berpoligami aku akan berdoa agar kami dinikahkan kembali di syurgaNya yang kekal, tak ada yang tak mungkin bagi Allah" Ujarku dengan penuh penekanan dan emosi yang membara.

"Hahahahhaha"
"Hemm perkataan mu tidak lah buruk,realistis, aku suka, namun lihatlah apa yang akan terjadi, sekali pun aku tak bisa mendapatkan Azzam, aku tak akan ikhlas kalian bahagia"

Pelayan tiba dengan membawa pesanan untuk meja yang tengah Haura dan Badra duduki, tenggorokan Haura begitu kering setelah berbicara dengan Badra, ia menyeruput es capuchino yang ia pesan sebelumnya itu.

"Aku hanya ingin memberitahumu itu, bahwa aku akan terus mengusik kalian"
"Aku pergi"

Haura sedang berjalan jalan di halaman belakang rumah, melihat lihat tanaman yang berwarna warni dan sangat segar, tanaman tanaman itu baru saja disiram.

Ia terus berjalan walau merasa kesakitan, perutnya tiba tiba saja nyeri, namun ia tak mampu menahan lagi rasa keram yang teramat dalam ini membuat kakinya lumpuh dan terjatuh.

Sementara itu Azzam baru pulang dari kantornya, ia meihat istrinya itu sedang berdiri di dekat bunga sambil memegangi perutnya, Azzam mendengus terseyum.

Aaaaaaaaaaaakh.....

Azzam sungguh terkejut melihat Haura terjatuh dan memegangi perutnya, ia mengangkat kehernya ke atas, menahan rasa sakit.

"Hauraaa, kamu kenapa??"

"Peruut huft..sakiit mas" Ujarnya teseggal senggal sambil menahan sakit.

Azzam langsung menggendong Haura dan membawanya ke rumah sakit, ia mengudikan mobilnya dengan sangat cepat, ia sungguh sangat khawatir dengan Haura dan janinnya.

"Allahuakbarr..Allahuakbar..Allahuakbar"
Haura tak henti henti bertakbir sambil memegangi perutnya menahan sakit.

Sesampai di rumah sakit Haura langsung di dorong dengan badrest sebelum itu Haura menarik tangan Azzam.

"Maas, maafin Haura"

Seperti di hantam jutaan meteor, hati Azzam sungguh hancur, ia telah melalaikan dua nyawa sekaligus, seharusnya ia menjaga dengan betul betul Istri dan calon anaknya itu.

Azzam sungguh frustasi, sedari tadi ia hanya menjambak jambak rambutnya.

"Azzam, Haura dimana?"

"Lagi di ruang penanganan Ma, belum boleh masuk"

Mama Haura dan papanha duduk di sampingku, mereka sama frustasinya denganku.

Kami duduk dengan hati yang gusar, menunggu dokter keluar dari ruang pemeriksaan untuk menanyakan keadaan Haura.

"Gak mungkin Haura tiba tiba seperti ini Zam? Sebelumnya juga kandungannya baik baik saja! Kamu kenapa gak jaga Haura dengan benarr?!" Tangis Andini Mama mertuanya, itu dengan memukul mukul lengannya.

"Sudah Maa, ini bukan salah Azzam"

"Maaf Ma, Pa"

Dokter keluar dari ruang penanganannya
Aku, Mama dan Papa bangun dari duduk kami, siap untuk mengintrogasikan keadaan Haura pada Dokter.

"Bagaimana keadaan anak saya Dokter? Bagaimana kandungannya?" Tanya Andini(Mama Haura)

"Saya mohon maaf tapi kandungan Haura sangat lemah, dia overdosis obat ibuprofen"

"Tapi sebelumnya istri saya tidak ada gejala gejala sakit sama sekali, bahkan batuk sekaliapun, tidak mungkin dia meminum obat itu Dokter" Sanggah Azzam

"Tapi hasil tes yang kami lakukan sebelumnya istri anda overdosis obat obatan, dan sekarang janinnya sangat lemah untuk bisa bertahan hidup, jika janinnya masih di pertahankan itu juga akan sangat beresiko bagi Haura" Jelas Dokter Arnita.

Andini terjatuh di lantai, ia menangis tersedu sedu,sungguh ini membuat dirinya remuk, putri satu satunya dan cucu pertamanya, ia tak bisa memilih, ia sangat menyayangi Haura dan calon bayi di perut Haura.

Nafas Andini terengah engah, ia menghapus air matanya kasar, ia menangis sangat keras sambil bersitighfar .

Azzam dan Papa mertuanya itu mencoba menenangkan Andini, walau mereka juga sama sakitnya saat mendengar kabar itu.

"Maaf, tapi keputusan ini harus segera diputuskan, kita tak bisa menunggu lebih lama"

Azzam menarik nafasnya dalam, dengan mata berlinang air mata dan hidung yang merah, ia berusaha menetralkan keadaannya.

"Pertahankan istri saya"

Walau sangat berat, di kehamilan pertama istrinya, kabar gembira yang baru saja datang setelah beberapa tahun pernikahan kami, kami baru saja diberi amanah itu, namun Allah lebih menyayangi calon bayinya itu, aku harus tegar dan ikhlas.

Apa aku belum pantas menjadi seorang ayah? Aku saja gagal menjaga istriku sendiri, aku gagal menjadi suami yang baik, bahkan sejak hari pertama pernikahan kita.

Jangan lupa komen dan vote yaaah🥰❤️
Maaf untuk beberapa hari ini sepertinya bakal late update;(
See you on the next part✨

Semoga kalian sehat sehat terus ya sahabat readers via online kuuh😅🥰

SECRET ADMIRE [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang