Aku merasa seperti lelaki yang sangat beruntung karena mendapatkanmu sosok gadis berhati berlian yang rela menanti ku dengan rasa sakit yang begitu besar, kini biarkan aku membuatmu tersenyum indah di setiap detiknya takkan kubiarkan setetes air mata kesedihan lolos dari matamu, karena aku tak akan bisa jauh dari bidadariku.
🌾🌾🌾
Ada rautan bahagia saat melihat istrinya itu sedang tertidur dengan sangat pulas bahkan ia tak bergeming sedikitpun saat Azzam menarik hidungnya itu.
Azzam mengelus wajah Haura dengan lembut kini tangannya mengusap mata indah yang sedang tertutup itu ada rasa bersalah yang menghampirinya ketika memandang mata itu andai saja ia tak mengikuti egonya dan memilih untuk membahagiakan Haura yang bernotabe sebagai istrinya.
Haura membuka matanya secara perlahan ia menggeliat dari tidurnya.
"Mas? Mas Azzam sedang apa? " Tanyanya dengan mata masih setengah ketutup.
"Memandang mu"
Haura merengutkan wajahnya seolah olah tak terima Azzam yang sedari tadi menatapnya.
"Kenapa? "Tanya Azzam.
"Mas curang! selalu saja memandang Haura tapi Haura gak pernah memandang mas apalagi saat sedang tertidur padahal kan Haura ingin memfotonya"
"Kenapa seperti itu? "
"Mungkin saja ekspresi mas seperti donald bebek saat tertidur dan itu bisa sedikit menghibur Haura saat bosan melanda"
"Kalau itu tak akan mungkin. Aku tidurpun selalu tampan bahkan dari sisi manapun kamu melihatnya"
Allahuakbar.. Allahuakbar
Suara azan yang berkumandang seketika menghentikan pembicaraan mereka dan melanjutkannya dengan shalat subuh namun kali ini lain Azzam akan mengimaminya shalat di rumah tak seperti hari hari biasanya dan Haura sungguh senang.
Setelah selesai shalat tak lupa ia mencium punggung tangan lelakinya itu dan sebaliknya Azzam juga mencium kening Haura namun lama hampir semenit ia mengecup kening Haura.
Mereka berdoa bersama serta berzikir dan menyelesaikannya selama tiga puluh menit kemudian.
Haura yang berniat turun ke bawah untuk mempersiapkan masakan seperti biasanya itu tiba tiba saja di cegah oleh Azzam ia ingin mengajak Haura berlarian di pagi hari namun Haura sangat malas untuk mengawali paginya dengan berlarian di taman komplek.
"Ayolah!! Kita belum pernah lari pagi bersama, biarkan Mbok saja yang memasak untuk hari ini"
"Emm,, sebentar biarkan Haura berpikir dulu"
"Hufft.. Ayo.. "
Tingkah Azzam sungguh seperti balita yang tak di belikan mainan ia terus saja merengek memaksa Haura dan seketika Haura tertawa melihat tingkahnya itu ia belum pernah melihat sisi Azzam saat seperti ini ternyata ia bisa juga.
"Baiklah Haura nyerah, Mas Azzam keluar dulu biar Haura ganti baju"
🌾🌾🌾
Angin berhembusan membelai belai kulitnya serta jilbabnya kini ia sedang berjalan di taman lapangan entahlah yang jelas ia melihat lapangan dan dihiasi tanaman serta ayunan dan masih banyak lain aneka permainan untuk anak anak.
Namun lain dengan Azzam yang sedang berlarian namun pelan karena ia tahu Haura tak berlari melainkan sibuk melirik lirik sekitarnya yang terdapat bunga di samping kiri dan kanannya ia menghirup udara dengan dalam.
Azzam yang tiba tiba berpikiran usil pun mengerjai Haura dengan bersembunyi di balik pohon besar yang sedikit jauh dari Haura.
Setelah dua menit kini barulah ia sadar bahwa Azzam tak ada lagi di depannya.
"Mas Azzaaam?! " Teriaknya .
Haura berjalan pelan menelusuri jalannya sambil melihat kiri dan kanannya mencari cari keberadaan Azzam.
Duaarr...
Azzam menepuk pundak Haura sontak Haura pun terkejut dan memayunkan bibirnya.
"Maaas, Haura kan kaget! "
"Kamu lucu tau gak?! "Ujar Azzam sambil tersenyum lebar.
"Iih bete deh! "

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRE [revisi]
EspiritualHati Haura remuk ketika mengetahui lelaki yang ia cintai akan meminang sahabatnya sendiri. Namun tak pernah sekalipun ia berfikir akan di jodohkan dengan lelaki itu, Azzam!? Aku tidak bisa menikahi orang yang tak kucintai, namun ada apa dengan keny...