Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti idzhar jelas dan terang
(Haura Elisha Wafiq)
.
.
.
.Aku sedang sibuk untuk acara fashion week, menepiskan segala luka yang sedang ku alami dan melanjutkan kehidupan ku seperti biasa, tidak! aku akan mengubah hidupku dan membuka lembaran baru dengan keindahan yang baru, kali ini aku tak akan mengulang hal yang sama dalam menaruh hati kepada orang lain, aku berharap kali ini aku akan jatuh hati kepada pria yang ditakdirkan untukku, yaitu jodohku.
Aku memakai gaun indah dan dihiasi oleh tata rias ternama, namun kehadiran ku disini bukan untuk menjadi model namun aku disini sebagai bintang tamu undangan, Brand butik ibu ku masuk dan tampil di acara ini, aku sebagai penerus butik mau tak mau harus ikut bercampur tangan dalam bisnis ini.
Acara berlangsung kurang lebih 1 jam dan hari pun sudah mulai gelap namun aku tak bisa pulang begitu saja karena harus mengurusi modelku dan para pegawaiku lainnya, dan juga berbincang dengan para-para pembisnis lainnya. Setelah membereskan semuanya aku langsung menuju rumahku dengan mengendarai mobil BMW 4 Series Comvertible warna putih.---
Tak terasa sudah hampir dua bulan aku disini, sangat ingin rasanya berliburan, aku sempat mencari-cari tempat liburan yang menyenangkan di google, youtube, tik-tok, dan sebagainya. Namun pilihanku pun tertuju pada Bali. Sepertinya menyenangkan berada di Bali dan juga pilihan yang tepat untuk healing.
Aku segera turun ke bawah dan mencari keberadaan Mama, nah itu dia Mama sedang membaca majalah di ruang tv dengan penekuk cake di depannya. "Mama.."
"Iya sayang, ada apa?" Tanya Mama lembut, aku pun langsung menghampiri Mama dan duduk disebelahnya sambil menyenderkan kepalaku di bahunya.
"Ma, Haura mau ke Bali ya? " Aku menatap mata Mama dengan tatapan memelas. Mamaku mengehla nafas panjang dan menutup majalah yang sedari tadi dibaca nya dan menaruhnya di atas meja yang ada di depannya.
"Haura, sudah cukup ya nak? Mama mau kamu stay disini sama Mama, lagian juga kamu engga ada siapa-siapa disana." Jelas Mama ku panjang lebar, aku tau Mama sangat khawatir, dan ini tak sekali dua kali ku alami, dulu juga seperti ini saat aku memutuskan untuk bersekolah di jakarta dan Mama tentunya lebih posesif dari ini.
"Tapi kemarin Mama bilang Haura cuma 2 bulan disini."
"Maafin Mama, Mama bilang seperti itu supaya kamu mau balik kesini."
"Mama ga bisa gitu dong Ma? Haura udah besar Ma dan masa iya Haura terus-terusan dikekang gini? nanti kalau Haura udah punya suami gimana?"
"Okey, fine! Mama ngertiin kamu tapi dengan satu syarat, Mama bebasin kamu kalau kamu sudah menikah"
"What? wait Ma, engga gini juga maksudnya." Mama langsung bangun dan pergi meninggalkanku begitu saja.
"Maa please, Haura bosan Ma di rumah terus" Teriakku dengan nada sedikit tinggi karena Mama ku sudah berlalu dengan jauh.Aku kembali ke atas kamar ku dan memgambil handphone lama ku. Aku mengaltifkan ponsel berwarna ungu muda itu. Puluhan notifikasi masuk dan memenuhi layar ponsel tersebut. Badra, teman-teman ku yang berada disana dan masih banyak lainnya. Aku sibuk membaca satu-satu pesan tersebut, terutama pesan dari Badra.
Badra begitu semangat mengirimiku pesan bahkan walaupun ia tahu aku tak membalasnya, aku membuka satu gaun yang dikirimnya, gaunnya sangat indah dan menarik perhatianku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRE [revisi]
SpiritualitéHati Haura remuk ketika mengetahui lelaki yang ia cintai akan meminang sahabatnya sendiri. Namun tak pernah sekalipun ia berfikir akan di jodohkan dengan lelaki itu, Azzam!? Aku tidak bisa menikahi orang yang tak kucintai, namun ada apa dengan keny...