SUKA SUKA JUDULNYA

2.3K 57 0
                                    

Kelas merisya telah selesai dan kini ia sedang berjalan di koridor kampus yang masih sedikit ramai oleh mahasiswa, ia berjalan menuju gerbang utama kampus hingga suatu tangan menariknya menjauh ke taman belakang kampus yang sepi.

"Lepasin! "Cekalan tangan tersebut terlepas, orang tersebut menggunakan hoddie bewarna abu abu dengan tudung yang menutupi kepalanya, "siapa kamu? "Ia berbicara menggunakan bahasa Jerman, namun yang ia dapatkan adalah pelukan dari orang tersebut.

"Lepasin! "Merisya memukul dada orang tersebut, "biarkan seperti ini saja untuk sebentar"bisikan itu membuat merisya diam di tempat, mencerna semua yang terjadi.

Gimana nih?! Teriak pun percuma karena taman ini jauh dari kelas dan disini sepi banget,  Alzen! Ya gw harus telepon Alzen.

"Lepasin gw, iffat! "Iffat tak bergeming, namun satu dorongan dari Merisya berhasil membuat pelukan tersebut terlepas, Merisya segera berlari dan merogok kantongnya dan beruntung saat itu terdalan panggilan masuk dari Alzen. 

"Zen! Tolongin gw... Hiks.. "

"Mer? Lu kenapa? Sekarang lu dimana? Gw dari tadi nungguin lo keluar kok nggak nemu"

"Gw jalan ke kantor fakultas, plis tolong temuin gw disana zen, gw  mohon selametin gw hiks... "

"Ok gw kesana sekarang"

Panggilan tersebut mati, Merisya mengambil jalan memutar sengaja agar ia langsung bertemu Alzen tanpa harus menunggu, "Merisya berhenti! "Merisya menambah kecepatannya, rasa sakit itu kembali menyeruak di dalam hati Merisya.

Air mata tak henti hentinya mengalir dari mata merisya, hingga ia melihat Alzen yang berdiri di depan kantor fakultas begitupun Alzen yang melihat Merisya berlari ke arahnya.

Merisya menumbur tubuh Alzen dan beruntung mereka tidak terjungkal, "tolong Zen, gw nggak mau ketemu sama tu cowok"Alzen mengerutkan keningnya namun detik berikutnya ia melihat seorang pria mendekati mereka.

Alzen adalah Mahasiswa yang berasal dari Indonesia jadi tak menyusahkan Merisya berbahasa Jerman saat mengobrol dengannya.

"Siapa dia mer? "Merisya mengeratkan pelukannya lalu berbisik kepada Alzen, "dia seseorang yang nggak pernah mau gw temuin, tolong bawa gw pergi dari sini, dia dari Indo juga, gw minta tolong ke lo zen bawa gw pergi"Alzen mengerti lalu menatap sengit Iffat yang telah berdiri di hadapannya.

"Lepaskan wanitaku"Alzen menyunggikan senyum sinis saat mendengar ucapan Iffat, "wanitamu? Pantaskah kau menyebutnya milikmu jika ia saja ketakutan saat melihatmu? " Iffat mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

Ia menarik paksa Merisya dari pelukan Alzen, "le~pas" merisya meringis saat merasakan sakit di Pergelangannya, "cukup tuan, tidakkah kamu bisa melihat jika dia sudah ketakutan? "Iffat tersadar dan segera melepas cekalannya

"Bawa gw pergi Zen, tolong"Alzen menarik Merisya untuk segera Pulang, "tunggu! "Langkah Alzen terhenti lalu menoleh ke belakang.

"Apa hubunganmu dengan Merisya"Alzen menyunggikan senyum misterius, "hubungan saya dengan Merisya, mungkin lebih dari hubungan anda dengannya di masa lalu"

Iffat mematung di tempat, tak mempercayai jika Merisya akan melupakannya secepat itu, Alzen segera mengendarai mobilnya menuju apartemen Merisya dengan kecepatan sedang.

"Thanks zen"Alzen tersenyum lalu mengelus puncak kepala Merisya, "sama sama, makasih juga lo udah jadiin gw lelaki yang berguna kali ini"rasa nyaman menyergap hati Merisya.

*****

Jakarta, Indonesia.
02.27 wib.

"Ham..."Ilham membuka matanya lalu menatap sang istri yang berada di sebelahnya,"apa Queen? Kamu kenapa nggak tidur? Ini masih malem loh, sayang..."

Queen mengelus perutnya lalu menatap Ilham dengan tatapan berharap,"aku mau bakso ham..."Ilham menegakkan badannya dan menatap lembut sang istri.

"Ini udah larut loh sayang,sekarang kamu tidur ya? Nanti siang aku beliin bakso"mata Queen berkaca kaca, menatap nanar ke arah perutnya dengan tangan yang masih setia mengelus.

"Anak bunda, liat deh ayah kamu, jahat banget ya? Masa kamu mau makan bakso di delay sampe nanti siang? Nanti pagi kita cari ayah baru aja ya nak? Yang bisa ngasih yang kamu mau dengan cepet"Ilham membelalakkan matanya dan segera bangkit dari kasur.

"Ya udah,ayah pergi cari pesenan bunda kamu ya?"Ilham mencium puncak kepala sang istri lalu turun mencium perut sang istri,"bundanya jagain dulu ya baby, ayah pergi dulu"Ilham segera pergi mencari pesanan Queen

Butuh waktu 20 menit hingga Ilham kembali ke mansion dengan membawa sebungkus bakso,"sayang, ayo makan, ini udah aku beliin"Queen bangkit dari kasurnya dengan semangat dan berjalan menuju ruang makan.

pagi harinya

"Sayang!"Queen berjalan mendekati sang suami,"apa sih ham?"Ilham mencupit pipi Queen dengan gemas.

"Kamu lupa kalo hari ini pelaksanaan akad nikah kakakmu?"Queen membelalakkan matanya,hampir saja ia lupa jika hari ini adalah hari pernikahan kakaknya,"aku lupa,aku siap siap sebentar ya?"Ilham mengangguk dan Queen pun segera menuju kamarnya.

Setelah selesai mereka segera menuju mansion utama Windana,sesampainya di sana Queen dan Ilham di sambut hangat oleh anggota keluarganya.

"Hai sayang"sang ibu memeluk tubuh Queen dengan perasaan senang,"gimana cucu mama?ada perkembangan?" Queen tersenyum lalu mengelus perutnya.

"Ada ma,tadi malem dia ngidam bakso tuh,untung ilham bisa beliin,pake ngancem lagi,bakal nyari ayah baru kalo nggak di beliin"sang ibu tertawa saat mendengar curahan hati Ilham,"yang sabar ham,hormon ibu hamil"Ilham mengangguk membenarkan ucapan sang ibu mertua.

Selanjutnya acara di gelar,hanya akad nikah biasa tanpa pesta mewah,namun itu lebih dari cukup untuk keluarga Queen.

Seusai acara akad seluruh keluarga berkumpul di ruang keluarga,ruang keluarga memiliki dua paket sofa yang khusus ,sofa pertama bawarna biru laut di isi oleh para pria dan sofa ke dua bewarna navy di isi dengan para perempuan.

"Queen pokonya kamu harus jaga kesehatan,kalo misalnya Ilham tugas tugas di luar kota kamu harus tinggal di sini"Queen mengangguk senang lantaran sang ibu sangat care kepadanya,"iya ma,Queen pasti inget pesan itu kok"

Pembicaraan mereka berlanjut dengan di selingi canda tawa hingga sebuah pesan masuk dan membuat Queen terfokus sebentar untuk membaca pesan tersebut.

From:0852 xxxx xxxx

Aku nggak bakal merebut kamu sekarang,aku bakal menunggu hingga anakku dan anakmu lahir,lalu kita akan membuat keluarga yang baru.
Jadi,cobalah untuk bersabar sweet.

From
Your love,Reza

Queen mengangkat kepalanya dan menatap tajam Reza yang sedang menatapnya dengan senyum smirknya.

"I hate you!"

Queen berbicara tanpa suara kepada Reza yang di balas oleh senyum dengan Reza.

From:0852 xxxx xxxx

But,I love you sweet

Queen menatap tajam ke arah Reza yang sedang menatapnya dengan seksama.

Dasar! Manusia nggak waras,dikiranya gw apaan coba?!jijik bat dah!

TBC

DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang