KEPERGIAN

2.5K 57 2
                                    

"Maaf"

"Siapa ya? Saya nggak kenal sama anda, maaf saya ingin pulang " gw membalikkan badan dan hendak melangkah, namun lagi lagi tangan gw di tarik dan di kunci dengan tangannya, dikira tangan gw tambang apa? Pake tarik tarik segala?!

"Risya, saya serius! " lah?!  Yang bilang bercanda siapa coba? Bodoh ni orang!

"Ye.. Saya dua rius malah "bodo lah, mau dia marah kek, kesel kek, yang penting gw lagi males ngeladenin ni orang.

"Risya! "

"Ya dengan Risya kembaran Vanessa angel disini? Ada apa? Kalo mau nyewa semalem 80 juta " iyak elah! Malah ke 80 juta segala dah, bomat lah yang penting gw happy.

"RISYA! " gw nggak budeg gila! Pake teriak teriak segala, dikira gw congean apa?!

"APA?! "Argh! Gw udah terlanjur kesel ini! Dasar iffat asw!  "KENAPA? MAU NGEJELASIN? BASI MAS! UDAH EXPAYER KALI! MAU LU MIKAH KEK, MATI KEK, TENGGELAM KEK, GW NGGAK PERDULI LAG-"

Mata gw membola dengan apa yang dia lakuin ke gw, gw mukul dada dia sampe dia ngelepasin ciumannya, dada gw naik turun kayak orang habis maraton njing!

First kiss gw?!

PLAK!

"APA YANG LU LAKUIN HAH?! LU UDAH NGAMBIL FIRST KISS YANG GW JAGA UNTUK SUAMI GW NANTI?!"Mata gw memanas sampai air mata gw melumer kaya coklat cair di mata gw, iya lah masa di hidung itu namanya ingus mbak!

"Mer, aku nggak ber-" belum kelar ngomong gw udah nyerobot bae, biarlah dikata gw nggak sopan, "Dengarkan saya tuan Iffat pratama Xazen, dengarkan dengan baik! Mulai sekarang saya tak ingin bertemu lagi dengan anda, berurusan lagi dengan anda, dan saya akan menganggap anda sebagai orang lain, permisi! " Lo salah cari lawan Tuan Iffat, salahnya karena lo udah bangunin singa betina yang lagi tidur cantik.

Gw segera mengendarakan mobil gw menuju mansion Micho, nggak mungkin gw ke mansion pribadi pasti dia bakal kesana, nggak mungkin juga gw ke mansion Dinka yang ada nanti malah nimbul fitnah, dan apalagi nggak mungkin gw ke mansion Queen, jadi cuman mansion Micho yang aman.

*****

Author POV

Semua sedang berkumpul di depan rumah Merisya, kenapa? Merisya sengaja mempercepat keberangkatannya 2 hari sebelum jadwalnya dan untung saja Queen meminjamkan Jetnya untuk keberangkatan merisya.

Semua sedang mengucapkan salam perpisahan kepada merisya termasuk keluarga, "kenapa di percepat sih dek? Harusnya kan 2 hari lagi! " Risya tertawa garing untuk menutupi kesakitannya tadi malam.

"Maaf deh, maaf juga ya kalo nanti pas kakak tunangan atau nikahan Risya nggak bisa pulang, tapi Risya bakal sering ngehubungin kakak kok" Liza mengerti dengan kondisi sang adik, "kamu kan ikut program kelas akselerasi kan? " merisya menangguk, membenarkan ucapan sang kakak.

"Iya, mungkin 4 tahun lagi aku bakal pulang" liza mengangguk menatap adiknya sedih, "udah kak, jangan sedih ih! Harus bahagia dong, kan udah mau married "

"Married nggak di dampingin kamu itu bukan impian kakak tau" Risya terkekeh saat mendengar ucapan kakaknya, kekehan itu adalah kekehan palsu yang ia buat buat.

Queen, Adinka dan Micho menatap kagum sang sahabat yang begitu tegar walaupun ia kehilangan cintanya, Merisya adalah orang yang tegar dan tak pernah mengeluh itulah yang membuat mereka kagum dengan sifat Merisya.

"Udah ya, aku berangkat, bye semua!" Merisya melambaikan tangannya kelada semua sanak keluarga sang sahabatnya, "thanks ya Queen untuk pinjeman Jetnya" Queen mengangguk dan tersenyum kepada merisya.

Mobil yang di kendarai sopir pribadi sanjaya menjauh dan menghilang dari pandangan di tikungan kompleknya.

*****

Kembali, Queen harus merelakan sahabatnya pergi menuju negara mereka, Queen memeluk Adinka dan Micho secara bergantian dengan tangis yang belum juga berhenti.

"Udah Queen, kita cuman pergi beberapa tahun kok bukan selamanya" bukannya mereda tapi malah tambah sesegukan, "cup cup, kita pamit pergi dulu ya? Lu jaga diri baik baik di indo, pokoknya kalo kita pulang gw udah harus punya ponakan! "Queen terkekeh dengan air mata yang masih bersisa.

"Iya, lo juga ya din, gw mau lo pulang bawa ponakan 5 biji" dengan cepat Adinka menoyor kepala Queen, "lo kira gw kucing?! yang sekali melahirkan langsung lima?! "Micho dan Queen tertawa saat mendengar ucapan Adinka.

"Jangan ketawa aja lu! Gw mau lo pulang udah bawa gandengan! Awas aja kalo nggak! " micho menangguk dengan malas atas permintaan Queen

"Kita pergi Queen, bye! " Micho, Dinka dan Axel melangkah masuk menuju pintu keberangkatan, hingga punggung mereka hilang saat telah masuk.

"Yuk pulang, kamu pasti capek banget"ilham membawa Queen menuju parkiran dan melajukan mobilnya menuju mansion.

*****

Berlin, jerman.

Merisya duduk di jendela apartemennya, menatap jalanan kota berlin dari lantai 15,tatapan matanya kosong dan terlihat jelas jika terdapat kehampaan di matanya.

"Ngerelain seseorang yang bukan untuk kita itu memang sakit ya? " merisya memejamkan matanya hingga sebuah kilasan adegan yang membuatnya marah besar saat itu.

Merisya mengambil handphonenya, mengecek seluruh akun media sosialnya, ada beberapa DM yang masuk dari iffat dan itu hanya di hirau kan oleh merisya.

Merisya menaruh handphonenya dan merebahkan diri di atas kasur lalu menutup matanya dan tertidur pulas

*****

3 minggu kemudian.

Skip ae lah yak?!

Semuanya telah kembali melakukan aktifitasnya seperti semula. Merisya, micho, adinka dan Queen melanjutkan kuliahnya di negara masing masing, Ilham, Iffat, Randi, dan Axel juga telah melanjutkan pekerjaannya di kantor.

*****

Paris, perancis

"Pagi cho! " gadis cantik dengan mata sipit menyapa Micho pada pagi hari, "pagi Chena, kamu ada kuliah pagi? " Chena mengangguk dan ikut duduk di samping Micho yang sedang makan di kantin univnya.

"Jadi calon disainer itu repot ya? Aku kira enak"Micho terkekeh saat melihat muka cemberut temannya ini, "setiap proses itu pasti nggak enak, tapi hasilnya nanti yang memuaskan kita" Chena mengangguk anggukan kepalanya.

"Eh?! Nanti siang bakal ada seminar loh, kamu ikut nonton? Katanya pengisinya masih muda terus ganteng banget" Micho mengerutkan alisnya, "kok aku nggak tau? Kamu tau dari kapan? " Chena menampakkan deretan giginya kepada micho.

"Sorry, aku lupa ngasih tau kamu, tapi kamu ikut kan? "Micho menatap tajam temannya tersebut, "enggak" mata Chena membola saat mendengar jawaban Micho.

"Ish! Kamu gimana sih cho?! Kata kamu rezeki itu nggak boleh di tolak? Mumpung ada pria ganteng di acara seminar juga" Micho memutar bola matanya dengan malas, "aku ada janji sama Erika untuk nemenin dia ke toko buku"

Erika adalah teman pertama Micho saat menjadi murid baru, Erika juga berasal dari indonesia sehingga Micho tak perlu berbicara menggunakan bahasa inggris atau Perancis.

"Ya udah deh, entar aku bakal fotoin yang ngisi seminar, biar kamu nyesel karena nggak dateng"

"Terserah kamu lah"

TBC

DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang