SISI MICHICO

2.5K 66 0
                                    

Michico POV.

Gw ngebuang nafas untuk ke sekian kalinya, memikirkan ucapan gw beberapa hari yang lalu, ada sedikit rasa penyesalan saat mangatakan kalimat tersebut, tapi hanya itu yang bisa gw ucapin.

"Kenapa lu cho? Abang liat murung terus dari kemaren"gw mendongakkan kepala, menatap intens bang inno yang sedang berdiri di depan gw.

"Nggak apa apa kok bang"gw tersenyum lalu kembali menundukkan kepala, memainkan jari jari tangan gw.

"Abang tau lo bohong, coba cerita sama abang, lo kenapa? "Bang inno ikut duduk di samping gw, dengan posisi menghadap ke arah gw.

"Abang mah kepo"bang inno mencubit kedua pipi gw dengan gemas, lalu terkekeh.

"Ayo cerita sama abang, jangan ada yang di tutup tutupin dari abang"gw merengut lalu melipat kedua tangan gw di depan dada.

"Abang mah aneh, mana bisa micho tutupin, emang bisa di tutupin pake kertas? Atau terpal? Oh atau jas ujan biar ketutup? "Bang inno menggeleng gelengkan kepalanya, lalu menatap gw dengan tatapan heran.

"Sumpah ya, bego lo natural nggak di buat buat loh, cepet cerita lo ada masalah apa? "Gw mengerutkan dahi lalu mengangguk.

"Abang masing inget randi kan? Mantan micho dulu"bang inno berfikir sejenak lalu mengangguk.

"Kenal, kenapa lu? Gagal move on? "Gw menggeleng dan mengerucutkan bibir gw.

"enggak kok, ya walau pun ada dikit sih, jadi dia itu ada di indo bang, udah lama sih pulangnya tapi bukan itu yang buat micho bingung"bang inno mengerutkan dahi tak paham.

"Beberapa hari yang lalu, randi ngajak micho ketemuan di cafe oliver, micho iyain aja deh, trus pas sampe di sana dia ngomong sama micho kalo dia minta balikan-"belum juga selesai udah di potong aja, udah kayak rossy di tikung sama markues, sa aloh pake bahasa tikung pula.

"Ya udah, iya in aja"tepok tangan deh, eh?! Tepok jidat maksudnya.

"Micho belom kelar bang"bang inno cuman cengengesan aja, udah kayak bokong bayi, polos bener.

"Sorry, lanjutin deh ceritanya"gw mengangguk dan Segera melanjutkan cerita gw.

"Dia minta balikan, trus micho bilang nggak bisa karena micho paling nggak bisa LDR-an bang, jadi micho nyuruh dia untuk nggak ngarepin micho dan nyari yang lebih baik dari micho, tapi! Kenapa micho takut kehilangan ya? "Bang inno cuman senyam senyum aja gitu, udah kayak orang kesambet jin tomang.

"Dengerin gw ya, lagu balonku mengajarkan kita untuk menggenggam erat yang masih ada, jadi lo jangan sampe nyesel kalo suatu saat nanti balon tersebut harus pecah karena nggak lo jaga dengan baik"gw mengerutkan dahi, maksudnya apa coba?

"Bang! Randi itu orang bukan balon"bang inno memutar bola mata dengan malas, emang gw salah ngomong? Emang benerkan?! Randi itu manusia bukan balon.

"Serah deh serah! Capek gw ngomong sama lo, dari ojek aja yang online sampe boker ikut online juga, lo nggak bakal bisa ngerti "

Bang inno mengusap kepala gw lalu melenggang pergi dari sana, meninggalkan gw dengan pikiran yang berkecamuk.

Gw menatap foto dari handphone gw, foto yang pernah di ambil beberapa tahun yang lalu, foto itu masih kesimpen di handphone gw.

"Kenapa ada rasa sakit saat gw ngelepas lo pergi? Apa gw masih punya rasa sama lo ran? "Gw menutup mata mengingat masa manis gw sama dia.

Mungkin bener kata orang 'jangan sebut dia mantan, sebut saja alumni siapa tau nanti reuni'

DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang