BAIKAN & 2 TAHUN SELANJUTNYA

2.6K 53 0
                                    

"Queen"

Queen menoleh dan menemukan sang sahabat telah berdiri di ambang pintu kaca,Queen menatap tak percaya dengan kehadiran sahabatnya itu.

"Unty nta!"ana berlari lalu memeluk kaki Adinka,Adinka terkekeh melihat kelakuan ponakannya itu,"hai manis,ternyata kamu lebih cantik di banding liat dari Video call"Queen melangkahkan kakinya mendekati Adinka.

"Hai Ratu,apa kabar? Gw kangen banget sama lu"hanya 9 kata namun bisa membuat mata Queen berkaca kaca,Ratu adalah panggilan kesayangan Adinka untuk Queen,Adinka mendekat lalu memeluk tubuh Queen.

"Gw tau sekarang lu ada masalah,jadi tumpahin semua unek unek lu di hadapan gw Queen"Adinka mengusap punggung Queen,tangisan dalam diam Queen keluarkan bagitu saja di hadapan sahabatnya.

Cukup lama sampai Queen kembali tenang,"Queen lo harus pulang,Ilham butuh lo sekarang,asal lo tau kalo sekarang Ilham udah setara sama Zombie Queen,dia nggak makan dari dua hari yang lalu"wajah Queen terangkat menatap tak percaya ke arah sahabatnya.

"Lu serius?"Adinka mengangguk lalu menyentuh punda Queen,"dia butuh lo dan anak anak,dia khawatir sama kalian berempat,gw mohon ke lo untuk pulang sebelum terjadi sesuatu terhadap Ilham"pikiran Queen kacau,kejadian beberapa hari yang lalu kembali berputar di kepalanya.

Ia menatap ketiga anaknya,kemaren anaknya merengek meminta bertemu dengan ayahnya namun Queen Memberikan alasan kepada sang anak.

Dering panggilan masuk dari handphone Adinka,ia mengangkatnya dan tiba tiba mata Adinka terbelalak tak percaya,ia menatap Queen yang membuat Queen sedikit bingung.

Panggilan selesai,raut muka Adinka sedikit cemas membuat Queen penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Adinka.

"Kenapa din?"tanya Queen sedikit mengguncang tubuh Queen,membuat Adinka tersadar dari lamunannya dan kembali menatap Queen yang berada di hadapannya.

"Ilham pingsan"dua kata tersebut cukup membuat Queen membeku di tempat,jantungnya berdetak tak menentu dengan fikiran yang telah melayang.

Adinka menarik nafasnya lagi,"dia jatuh dari tangga saat mau turun,sepertinya dia lemes karena nggak makan dua hari"Queen bangkit dari duduknya,menghampiri ketiga anaknya.

"Sayang,bunda pergi dulu ya,nanti kalian nyusul bunda sama aunty Dinka,ok baby's?"Queen mencium puncak kepala ketiga anaknya,berlari menuju bagasi dan mengendarai motor sportnya menuju mansion utama miliknya dan Ilham.

*****

Sekitar 10 menit kemudian,Queen telah berada di depan gerbang Mansion,sang penjaga dengan gesit segera membuka gerbang itu.

Queen memarkirkan motornya,berlari menuju kamar utama tanpa melihat kehadiran asisten rumah tangganya.

Ia membuka kamar tersebut,terlihat sang suami terbaring lemah dengan infus di tanganya,wajah pucat nan tenang itu membuat Queen menitihkan air matanya.

Ia mendekati ranjang dan duduk di tepi ranjang,menatap wajah damai sang suami saat tidur,air matanya lolos begitu saja dengan derasnya,ia mengusap puncak kepala sang suami dan mencium kening sang suami.

"I Love you,aku mau kita perbaiki semua kesalahfahamannya"Queen menyatukan dahi mereka,suara tangisnya ia sembunyikan agar tak mengganggu sang suami.

Ia berbaring di samping suaminya,memeluk sang suami dari samping dengan kepala yang berada di atas dada Ilham,Queen tertidur lelap hingga sore menjelang.

Ilham sedikit terganggu,ia membuka matanya lalu menatap sekeliling dan menemukan sang istri berada di sampingnya,ia mengusap matanya memastikan jika itu nyata dan bukan sekedar khayalan.

Ilham memeluk sang istri dengan sangat erat,membuat Queen terbangun dari tidur nyenyaknya,rasa hangat dan nyaman jelas sekali ia rasakan dari pelukan Ilham.

"Kalau benar ini mimpi,jangan biarkan aku terbangun dari mimpi indah ini"Queen mendongakkan kepalanya,menatap sang suami,"kamu lagi nggak mimpi,ini beneran aku,your wife"

"Maaf harusnya aku nggak kekanak kanakan dengan cara kabur dari rumah dan bawa anak anak tanpa tau faktanya"Queen memegang pipi sang suami,"aku juga minta maaf,harusnya aku bisa cegah Chika"

"Chika?"Ilham mengangguk lalu menangkup kedua pipi Queen,"iya,dia chika,temen SMA kita dulu"Queen memincingkan matanya,"Dia bukan temen aku,catet itu ham"Ilham terkekeh lalu mencubit pipi Queen membuat sang empunya meringis kesakitan.

*****

2 tahun kemudian.

"Uh!gw capek banget njir!"Merisya dan Micho merenggangkan otot ototnya,"sama,tau gitu aku pake jet pribadi aja" Merisya menganggukan kepalanya setuju.

"Welcome to indonesia!"Queen menumbur tubuh Merisya dan Micho dengan senyum yang tak luntur dari wajahnyan

"Kita rindu banget sama lo Queen"di belakang di susul dengan orang tua Micho,abang Micho,ayah Merisya,saudara kandung Merisya dan Ilham beserta triplet.

"Gw juga,rindu banget sama kalian berdua,sorry gw nggak bisa dateng pas kalian wisuda soalnya itu pas banget saat Ilham pergi dinas dan pas juga si Ana sakit" Merisya mengusap punggung Queen lalu melepas pelukannya dan disusul Micho.

"Hai ponakan aunty,ternyata kalian udah besar ya?"Merisya mendekati triplet yang sedang di gandeng pleh sang ayah,"aunty Risya!"ketiganya memeluk Merisya membuat mereka yang menyaksikan terkekeh gemas.

"Unyu deh kalian,nggak rindu nih sama aunty Micho?"triplet melepas pelukannya dan beralih ke Micho,acara melepas rindu hanya berlangsung sebentar dan memutuskan untuk pulang.

Namun,langkah merisya terhenti saat namanya di panggil seseorang di bandara,bukan hanya langkahnya namun langkah semuanya terhenti,Merisya memutar tubuhnya menatap lelaki berjas yang sangat ia kenal namun terlihat samar di ingatannya.

"Siapa mer?"Merisya tidak menjawab pertanyaan Micho,otaknya berputar mencari jawaban siapa orang di depannya itu,"lu lupa sama gw Mer?jahat banget sih lu"rajukan dari sebrang sana mengundang tepukan jidat dari seluruh orang yang melihatnya kecuali kedua orang tersebut.

Beberapa detik kemudian Merisya melebarkan matanya."udah inget siapa gw?"Merisya mengangguk lalu menumbur tubuh pria berkulit putih tersebut,"gw kangen banget sama lo" pria tersebut tersenyum dan membalas pelukan Merisya.

"Gw juga,bahkan gw rindunya berlipat lipat ganda,rasanya mau mati karena merindukan lu"Merisya melepas pelukannya,lalu memutar bolamatanya dengan malas,"mulai deh,gombal lu receh banget,nggak mempan untuk gw"Pria tersebut terkekeh geli lalu mencubit pipi Merisya dengan gemas.

"Ekhem!kalo masih lama kita pulang duluan nih,triplet udah rewel minta jatah tidur siang"ucapan Queen membuat kedua sejoli tersebut tersadar,Merisya hanya memamerkan deretan giginya"sorry,tapi bisa nggak kalo gw pulangnya entaran,soalnya gw mau pergi dulu"semua mengangguk.

"Ok,hati hati mer,jangan sampe pulang ke rumah udah tekdung ya?!"semua terkekeh lalu meninggalkan mereka berdua.

"Cie..yang udah bisa kangen sama gw"pipi Merisya bersemu,"biarin,emang salah gitu gw kangen?"Pria itu menggeleng lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Merisya.

"Enggak kok,tapi lu harus siapin mental untuk lamaran gw besok lusa"mata Merisya membelalak mendengar bisikan pria tersebut,"idih! Apaan dah lu,otak lu korslet apa gimana?"pria tersebut menyunggikan senyumnya.

"Perlu lu tau,kalo otak gw udah di penuhi dengan teks akad nikah kita"

Merisya hanya bisa menepuk jidatnya.

TBC

DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang