HAPPY DAY FOR MERISYA

2.3K 51 0
                                    

Author POV.

Malam ini Merisya telah siap dengan dress warna peach miliknya,dengan rambut yang di gerai dan make up yang tak terlalu mencolok membuatnya sangat cantik.

"Aku udah di bawah" pesan singkat tersebut masuk dan membuat jantung Merisya tak karuan,pesan singkat yang berasal dari Alzen yang mampu membuat ia gugup.

Ia mengambil tasnya,memasukkan handphone dan beberapa barang yang menurutnya penting,setelah dirasa lengkap ia menuruni tangga dengan sepatu hak yang tak terlalu tinggi.

"Mau kemana?" Merisya menoleh dan menemukan sang kakak yang berjalan di belakangnya,"mau pergi"Merisya kembali menuruni anak tangga dan menghampiri Alzen.

"Sorry nunggu lama"Alzen mengangguk maklum,membukakan pintu untuk Merisya dan setelah Merisya masuk ia berjalan menuju kursi kemudi.

"Kita mau kemana?" Alzen memasang sabuk pengamannya,"nanti kamu bakal tau kok"Alzen segera melajukan mobilnya,membelah padatnya jalanan ibu kota.

Hampir 15 menit,namun tak juga sampai ke tujuan,Merisya hanya mendengarkan lagu yang baru baru ini booming dan membuat gempar.

Menit ke 30,namun Mobil mereka masih berada di jalanan untuk membelah kemacetan,sudah berbagai cara yang dilakukan Merisya untuk mengusir rasa bosannya.

"Kita mau kemana sih Zen? Udah mau sejam tapi nggak nyampe nyampe juga loh"Alzen melirik ke arah Merisya,memberikan senyumnya,"sabar aja,bentar lagi udah sampe kok"

Ternyata perkataan Alzen benar,tidak sampai 5 menit mereka telah sampai di tempat tujuan,mereka segera turun dari mobil dan Alzen segera mendekati Merisya.

"Yuk,ada sesuatu di dalam sana untuk kamu"merisya mengerutkan alisnya,menatap jijik ke arah Alzen,"gw jijik denger lu panggil 'aku-kamu' nggak cocok sama sekali"Alzen mendelikkan matanya tak senang.

"Bisa nggak sih,lu tu jangan ngerusak momen romantis ini?kesel gw!"Merisya terkekeh lalu mencubit pipi Alzen,"ya sorry,yaudah buruan ah!"Alzen membawa Merisya di suatu tempat.

Mata Merisya memandang takjub sekeliling,di tengah sana ada meja makan lengkap dengan hidangannya,dan di sekelilingnya terdapat balon bewarna putih yang memperindah suasana.

"Apaan nih? Kenapa lu tiba tiba jadi ngalay sih?kan bisa makan di restoran,ribet bener lu"Alzen berdecak lalu menoyor pelan kepala Merisya,"cerewet amat sih lu,tinggal ikutan aja kan bisa,kalo lu masih protes! Entar gw sumpel juga pake mulut gw!"

Seketika Merisya mengatup mulutnya,mengikuti Alzen yang berjalan mendekati meja tersebut.

Ia menarik satu kursi dan mempersilahkan Merisya duduk,Alzen duduk di hadapan Merisya dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

"Zen,disini dingin tauk,kalo gitu harusnya tadi gw pake jaket aja"Alzen memutar bola matanya, melepas jaketnya dan menyampirkan di kedua pundak Merisya,"jangan ngode gitu deh,kalo pengen di pakein jaket tuh bilang! Untung aja gw orangnya pekaan"

Merisya memincingkan matanya,"Dih!siapa juga yang ngode? Gw kan cuman memberi kritik aja"Alzen menghela nafasnya lalu menatap Merisya.

"Udah lah,kita kesini buat makan malam bukan ngajak adu mulut kan?"Merisya mengangguk dengan malas,mereka memulai makan malam dengan di temani angin malam.

"Mer"Merisya mendongak,menatap Alzen yang telah selesai menyantap makanannya,"paan?"Alzen meraih tangan Merisya hingga membuat merisya sedikit gugup.

"Paan sih Zen?buruan deh!"Alzen berdiri dan membawa Merisya menjauhi meja tersebut,"ikut gw"Merisya diam tak berkutik,ia hanya bisa mengikuti Alzen hingga mereka berdiri di lahan yang tak terlalu luas.

"Ada yang mau gw omongin ke lo"Merisya berdecak,"lu juga dari tadi udah ngomong,bambank!"Alzen mencubit pipi Merisya dengan gemas.

"Bisa nggak sih,lu itu jangan ngerusakin suasana yang udah gw bangun sedemikian rupa?"Merisya hanya menunjukkan giginya yang rapih serapi giginya rapih ahmad.

"Mer,jujur gw suka sama lu,bukan suka tapi gw sayang dan cinta sama lu,kejadian saat pertama kita ketemu di fakultas itu bikin hati gw berdegub kencang,ya! Kejadian saat lu nabrak gw di hari pertama kita masuk,dan mungkin tuhan udah takdirin kita untuk bersatu,ngebuat kita jadi temen dan sahabat deket sampai sekarang.

Mer,gw emang bukan cowok yang romantis,tapi percayalah! Kalo gw bisa ngebuat lu bahagia dengan cara gw sendiri,disini gw bukan mau ngajak lu untuk pacaran tapi gw mau lu jadi ibu dari anak anak gw nanti,will you marry me?"

Mata Merisya membulat saat mendengar ucapan Alzen,saat itu juga terdapat rangkaian lampu yang bertuliskan 'Will you marry me?' Ingin rasanya Merisya menangis saat ini juga,matanya berkaca kaca.

"Mer,gw tunggu jawaban lu,jadi? Iya atau iya? Karena gw nggak mau di tolak"Merisya terkekeh mendengar ucapan Alzen,"lu bercanda ya?"Alzen menggeleng lalu memberikan kotak bewarna biru kepada Merisya,di bukanya dan terdapat cincin emas putih yang sangat cantik.

"Gw nggak pernah bercanda kalo untuk urusan lu ataupun masa depan kita"Merisya tertegun,ia sangat mengenal Alzen,memang benar jika alzen akan sangat serius jika berhubungan dengan Merisya.

"Jadi?gimana Mer?"Merisya menutup kotak tersebut dan menyerahkannya ke Alzen,"kenapa mer?lu nolak gw?"Raut wajah Alzen sedikit kecewa,Merisya pun juga sama.

Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Alzen,"gw maunya lu pasangin cincin itu ke jari gw"Bisikan itu seperti vitamin untuk Alzen,dengan perasaan senang ia memeluk Merisya dengan erat hingga membuat Merisya tersentak kaget.

"Makasih udah mau nerima gw"Merisya membalas pelukan Alzen,dan menaruh kepalanya di pundak Alzen,"gw juga berterima kasih,karena lu,gw mengerti artinya melepas yang tak seharusnya di pertahankan"

*****

07.43 pagi.

"Dek! Micho! Buruan bangun! Ngebo aja sih lu!"dengan langkah malas ia berjalan untuk menghentikan teriakan sang abang,"berisik banget sih bang,gw tu ngantuk banget ini! Pake gedor gedor pintu gw lagi,lu kira ini hutan apa?!"Inno menggeleng kan kepalanya.

"Mandi sono,ada temen lu di bawah"Micho mengusap wajahnya dengan kasar,"bang,gw tu begadang tauk,baru tidur setelah solat subuh,gw masing ngantuk banget ini! Mata gw masih lengket banget,suruh pulang ajalah"Inno menoyor kepala sang adik.

"Gigi lu tayo! Dia udah dateng jauh jauh terus lu suruh pergi?! kejam lu ya?!"Micho berdecak,ia bersender ke pintu dengan posisi mata yang masih tertutup,"dia itu orang penting cho,temuin sana"

"Bang,mau sampe member ekso kesini pun,kalo gw dalam keadaan ngantuk berat gak bakal gw jabanin,bilang aja nanti jam 10 di cafe cameron gw kesana"Inno berdecak lalu mengangguk,"ok lah,dah sana pergi tidur lu"

Micho melangkah menuju kamar dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya untuk melanjutkan tidur cantiknya.

TBC

Bentar lagi mau ending! Hore!!...

Sekitar tinggal 2-3 part lagi,doain aja bakal ada Sequelnya!

Kuy di vote guys!!

DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang