"Micho pulang"gw berjalan gontai memasuki mansion "pagi adek abang tercinta" gw tersenyum saat mendapati bang inno sedang duduk dan menonton tv, "mom sama dad kemana? " gw berjalan mendekati bang inno.
"Udah pergi, kamu dah sarapan? "Gw nganggukin kepala dan ikut menonton "abang nggak pergi jalan? " gw ngalihin pandangan gw ke arah bang inno "enggak, lagi males" gw menjawab dengan 'oh' berkepanjangan
Dia abang laki laki gw, namanya marchellinno putra vindani, bisa dipanggil inno dia abang paling care, baik, cerewet, pokoknya terbaik deh.
"Kenapa lu? "Gw natap bang inno trus buang nafas dengan kasar "micho bingung bang, micho rasa cuman hidup micho yang normal" abang gw cuman ngerutin alis dengan tatapan bingung "kenapa? " gw narik nafas dalem dalem trus buang lewat mulut udah kayak emak emak kontraksi.
"Micho terkadang berfikir, kenapa hidup temen temen micho itu jauh dari kata tenang;queen dia di jodohin sama musuhnya dan parahnya nyokap dia nggak perduli sama dia, dinka di kelilingi abang abang yang over banget sama dia, merisya selalu di banding bandingin sama saudaranya dan syakira dia anak broken home dan jauh dari kasih sayang orang tua" gw mencoba menutup mata untuk menenangkan otak dan hati gw yang udah mau pecah rasanya.
"Ya gitu lah dek, dibalik berkelimpangan harta selalu aja ada titik hitam" gw mencoba mencerna ucapan bang inno dan akhirnya gw ngerti ucapan dia "apa hidup micho bakal begitu ya bang? Suatu saat nanti pasti hidup micho bakal ada masalah dan enggak mungkin kan hidup micho itu monoton terus" gw ngelihat bang inno udah angguk anggukin kepala yang artinya nyetujuin ucapan gw.
"Ya, dan semoga aja lo tetep kuat untuk ngadepinnya" gw mengangguk lalu beranjak dari kursi "mau kemana lu? " gw tersenyum tipis kepada bang inno.
"Ini kan baru jam 9 pagi dan micho ada janji jam 2 nanti, jadi micho mau senam dulu"bang inno cuman bisa geleng gelengin kepala gitu "jangan kelebihan senam dek, enggak baik untuk tubuh" gw nganggukin ucapan bang inno dan beranjak pergi ke kamar.
****
Jam udah nunjukin jam 1 siang, dan artinya gw harus siap siap untuk hang out bareng para kunyuk, gw bergegas menggunakan celana training abu abu dengan sweater bewarna putih dengan gambar kuda pony dan di padukan dengan sneakers bewarna putih pemberian dari bang inno saat ulang tahun gw tahun kemarin.
Gw berlari menuruni anak tangga dan menemukan bang inno sedang tertidur dalam posisi duduk menghadap televisi yang masih menyala "ini mah namanya tv yang nontonin elo bang, bukan elo yang nontonin tv"gw mematikan televisi dan membangunkan bang inno untuk menyuruhnya pindah ke kamarnya.
"Bang, bangun gih, pindah ke kamar sana" gw mengguncang badan bang inno hingga dia terbangun "pindah bang, entar badannya sakit sakit loh" bang inno cuman ngangguk terus berjalan gontai menaiki anak tangga.
"Itu matanya di buka, entar keserimpet baru tau rasa" gw tertawa geli dan meninggalkan mansion menuju cafe biasa.
****
"Cho sini" gw menghampiri merisya yang udah dateng duluan padahal jam masih nunjukin 13.38 masih lumayan lama lah "cepet banget mer? " si merisya tersenyum tipis aja gitu.
"Iya, sekalian nganter adek gw kerja kelompok" gw cuman angguk anggukin kepala aja gitu "hei, udah pada dateng nih" gw tersenyum menyambut kedatang dinka dan segera duduk di sebelah kanan gw.
"Hari ini daftarnya mau kemana nih? " gw berfikir sebentar menanggapi ucapan dinka "salon gimana? " gw mengangguk setuju dengan pernyataan merisya.
"Mau ngapain? "Idih?! Nanya ngapain pula, beli bahan bangunan di salon gerutu gw dalem hati, "lo tau kan gw dilarang keras untuk ngecat rambur, pake kontak lens, pokoknya yang enggak bagus deh" gw nganggukin kepala mendengar penuturan si dinka.
"Sorry, gw telat ya? "Gw sama yang lain ngalihin pandangan ke arah syakira yang udah ngatur nafas karena kecapean kali ya?! "Enggak kok, kita baru aja sampe" si syakira langsung duduk di depan gw dan masih konsisten mengatur nafas.
"Mau kemana dulu nih? " gw natap mereka satu persatu hingga syakira membuka suara "gimana kita ke kedai es krim lalu ke panti asuhan, udah lama kita enggak kesana kan? "Gw sama yang lain saling berpandangan sambil kontak batin gitu.
"Ayolah, sudah lama banget coy nggak ke panti asuhan yang di daerah perumahan dezafi tempat rumah lama lo mer" iya sih, udah hampir 4 tahun nggak kesana biasanya setiap weekend selalu main kesana, "kuy lah, tapi ke kedai eskrim yang ada di mall ya sekalian beli barang barang untuk anak anak panti gitu" gw ngangguk setuju dengan ucapan dinka.
"Ada yang bawa mobil? " gw menunggu jawaban temen temen gw, "gw bawa mobil, jadi bisa belanja banyak" gw mengangguk dan beranjak dari sana bersama yang lain.
"Quality time kita kurang queen ya, padahal seru kalo ada queen"gw menghembuskan nafas terakhir, salah deng! Maksudnya menghembuskan nafas dengan kasar, "ya, beban dia lagi berat guys, jadi kita sebagai sahabat plus saudaranya cuman bisa suport dia"gw mengangguk dan merangkul pundak dinka.
Akhirnya kami berjalan keluar cafe dan pergi menuju mall terdekat, hingga hanya membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Lama ya? Jelaslah ibukota tak akan pernah lepas dari kemacetan panjang.
Sesampainya di mall kami segera berburu apapun yang kami inginkan dan kami butuhkan saat di panti nanti, hingga waktu menunjukkan jam 15.36 dan kami memutuskan untuk segera ke tempat selanjutnya yaitu panti asuhan.
Sesampainya di sana kami di sambut hangat oleh warga panti, dan bermain hingga jam menunjukkan 7 malam dan kami pun pamit untuk pulang ke rumah masing masing.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)
Teen Fiction#1 in kenakalanremaja #1 in Syakira #1 in Syakira DIAMOND DEAD SQUAD! Siapa yang tak mengenal mereka, kelompok yang beranggotakan 5 remaja perempuan yang paling berpengaruh di SMA Internasional world. Kisah cinta mereka yang bermula dari seorang k...