sebuah proses

3.8K 544 63
                                    

Itu ada lagu, sok atuh di puter. Lagu itu pernah bikin gue nangis wkwk

-----

Hyoraa memegang erat setumpuk buku yang ada di tangannya, setelah dia tidur di uks selama 3 jam, yang artinya dia ngelewatin 2 jam pelajaran guru Killer alias Miss Qory. Hyoraa kena hukuman harus ngerangkum bab 5 di perpustakaan.

Sebenernya Hyoraa males banget, tapi Miss Qory ngancem kalo nilai semester Hyoraa bakal di kasih nol.

"Misiii.." Hyoraa tersenyum ke arah ibu penjaga perpustakaan yang lagi asik nge-streaming drama sky caste pake wifi perpustakaan.

Si ibu itu ngelepas earphonenya terus senyum balik ke Hyoraa, "kok kesini? Ga belajar?"

"Kena hukum sama miss Qory bu"

"Terus pelajaran yang sekarang?"

"Bu Jannah ga dateng, jadinya free class. Saya ngerjain tugas dulu ya bu"

si ibu cuma nge-iyain terus balik nonton. Hyoraa sengaja duduk di pojok alias deket jendela, pemandangannya langsung ke arah lapangan. Memperlihatkan siswa-siswi kelas lain yang lagi olahraga.

Hyoraa terpaku pada seseorang yang tengah mengiring basket menuju ring, dan di akhiri oleh cetakan three point yang di buatnya.

Itu Hwang Hyunjin, dengan keringat yang mengucur di tubuhnya, ia berjalan ke pinggir lapangan. Menghampiri gadis kuncir kuda yang tengah menggenggam handuk dan air minum.

Hyoraa masih menatap mereka, melihat bagaimana Hyunjin mengusak pelan puncak kepala Heejin. Matanya seketika berkaca, ia menggelengkan kepalanya lalu menghela napas berat. "Udah ra jangan di pikirin, fokus sama tugas lo" Hyoraa bermonolong.

Hyoraa mulai memegang pulpennya, membuka bab 5 dan mencatat hal penting yang harus ia tulis. Tapi tak berlangsung lama, fokus Hyoraa buyar. Matanya kembali berfokus kearah jendela, masih memperlihatkan Hyunjin dan Heejin yang tengah sibuk bercanda.

Gue dulu sama dia juga gitu, dulu hyunjin juga bersikap manis kaya gitu, dulu hyunjin juga sering ngusak rambut gue. dulu Hyunjin.. dulu.. Ah, cuma dulu ra.

Hyoraa mengeluarkan handphonenya dari saku rok nya. Kemudian membuka room chat ia dengan Hyunjin, membaca ulang percakapan random nya. Dulu Hyunjin suka mengirimkan fotonya sendiri dan Hyoraa suka menyimpannya. Ia tersenyum, kemudian menangis.

Ia terisak pelan, menutup mulutnya dengan tangannya, berusaha meredakan suara isakannya.

Tangannya bergetar, bahkan tangan kanannya sudah tak mampu menggenggam pulpennya.

Ia kini menangis, menumpahkan semua emosinya yang selama ini ia tahan, selama ini ia pendam, menguras semua air matanya yang selama ini ia tahan. Hanya deretan buku yang menjadi saksi bisu bagaimana hancurnya seorang Park Hyoraa karena sikap Hwang Hyunjin.

Di dalam isakannya, Hyoraa berjanji untuk melupakan Hyunjin.
------

Malamnya Hyoraa memutuskan untuk pergi ke Cafe. Suasana cafe tampak ramai di padati pengunjung.

"kak baekhyun!" Hyoraa manggil si pemilik cafe yang lagi sibuk sama Handphonenya.

"Eh hyoraa, duduk sini temenin gue"

"Jinraa ga kesini kak?"

"Jangan nanya dia dah, dia lagi sibuk pacaran sama si buluk"

"Lah udah jadian?" tanya Hyoraa bingung, kok kalo jadian Jinraa ga cerita ke Hyoraa? Apa takut di mintain PJ? (Pajak Jadian)

"Besok juga jadian"

Famous » Hyunjin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang