13. Farel Muhammad Khadafi - Penyakit Perasaan

15 2 1
                                    

Suatu hari saat saya mengantar tante saya menuju rumah sakit setibanya disana, saya mendapatkan kabar melalui handphone yang pada saat itu saya genggam.
      Bahwa pacar saya mengalami hal yang sama seperti yang dialami tante saya sontak saja saya terkejut bercampur bingung apakah meninggalkan tante saya untuk menjenguk nya atau kah menunggu tante saya terlebih dahulu? Saya memutuskan untuk meminta izin kepada tante saya untuk pulang lebih dulu dan ternyata tante saya mengizinkan. Tanpa berpikir lama saya langsung pergi menuju rumah sakit yang dihuni pacar saya.
        Sesampainya disana saya bergegas menuju ruang inap yg di tempati nya, langkah kaki saya terhenti oleh anak kecil yang sedang menangis entah kenapa, saya memutuskan untuk menghampiri nya terlebih dahulu. Saya menanyakan kepada anak kecil itu (kamu kenapa?) tutur saya anak itu menjawab (aku kepisah sama ibu aku) saya berusaha menenangkan nya dengan sebungkus permen yang saya miliki dan saya mengajak anak itu untuk mencari ibu nya tak lama terdengar pengumuman melalui sound rumah sakit menyatakan bahwa orang tua dari anak itu menunggu nya di depan ruang operator. Segera tanpa berpikir saya mengantarkan anak itu kepada orang tua nya. Setelah sampai disana saya diberikan uang oleh orang tua anak itu sambil berkata (ambil uang ini anggap saja tanda terima kasih saya) saya menolak nya dengan tegas (maaf bu saya tak bisa menerima nya) sambil meninggalkan nya pergi.
        Langkah demi langkah tak terasa saya sampai di ruang inap saya langsung masuk, disana ada ibu pacar saya yang sedang menunggu nya. Saya bersalaman terlebih dahulu, saya menanyakan keadaan nya bagaimana dan membahas apapun yg mungkin sedikit tak searah tak lama kemudian suara adzan ashar terdengar pertanda waktu solat dan membawa saya menuju mushola rumah sakit. Sesudah melaksanakan solat saya berpamitan karena waktu yang mulai senja.
           Hari mulai berlalu dan waktu semakin berputar menuntun jiwa saya kepada penyakit tipes yang membuat saya merasa tersiksa saya ingin di besuk oleh pacar saya, saya memutuskan untuk segera menelepon nya saya berharap pacar saya dapat membesuk, namun ternyata harapan saya tak terwujud karena pacar saya tidak dapat membesuk saya karena kendala jarak dan transportasi.

Nilai moral: setiap perbuatan pasti ada balasannya hanya saja balasan tersebut terkadang berbeda,dan jangan pernah mengharapkan imbalan dari apa yg kamu kerjakan karena tingkat kebaikan seseorang itu terlihat dari apa yg di perbuat.
       

Scifa Nge-EsaiWhere stories live. Discover now