part 5: Zada Moyra

53 12 0
                                        

Zada's POV

Dia memang cantik seperti neneknya,kura wajah mereka hampir mirip. Dia juga ramah namanya juga cantik Aleysha.

Ya dia pasti Aleysha Ariezella Morf Rishon yang dibicarakan oleh Yang Mulia. Aku akan bertanya untuk memastikan.

"Siapa nama panjangmu?". Tanyaku padanya, dia sedang meminum coffenya.

"Nama panjangku?". Dia bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Aku tidak habis pikir, apakah dia merasakan ada orang lain disini.

"Ya tentu saja dirimu, memangnya ada orang lain selain dirimu disini". Jawabku santai. Dia malah tertawa pelan.
Apa aku salah lihat, dia tertawa? Sepertinya aku bisa gila melihat tawanya yang sangat manis itu.

"Emmm, maaf aku tadi sedang tidak fokus. Oh ya nama panjangku Aleysha Ariezella Morf Rishon". Katanya dengan lembut.

Aku memang tidak salah menduga, dia memang Aleysha. Aku sangat beruntung bisa secara tidak langsung bertemu dengannya. Aku memang sedang mencarinya karena tugasku adalah menjaganya.

"Ya tak apa aku mengerti, itu semua terjadi pada wanita yang baru saja bertemu dengan ku". Kataku dengan percaya diri. Dia terlihat lucu ketika mode terkejutnya.

"Maksudmu aku terpesona padamu?". Tanya nya dengan menaikkan satu alisnya.

"Ya kurang lebih seperti itu". Kataku dengan nada percaya diri.

"Maaf Tuan anda terlalu percaya diri". Katanya dengan nada mengejek.

"Itu kenyataan, dan jangan memanggilku Tuan karena kita sudah saling berkenalan mengerti". Kataku menuntut.

Aku bisa lihat dia hanya menganggukkan kepalanya. Aku melirik ke jam tanganku rupanya ini sudah malam, mungkin aku harus mengantarnya pulang dengan selamat.
"Bukankah ini sudah malam". Kataku dengan menatapnya, dia hanya mengangguk saja.

"Aku harua pulang terimakasih atas jaketmu". Dia berkata dengan senyun manis dan bergerak ingin melepas jaket yang aku pinjamkan padanya.

Reflek aku langsung menahan tagannya dan tidak sengaja kami bertatapan cukup lama hingga kami secara bersamaan.

"Jangan lepas jaketnya suasananya dingin". Kataku sambil mengeratkan jaketku pada pundaknya.

"Ya terima kasih Zada kamu sangat baik, walaupun kita baru saja betemu". Katanya dengan tulus.
"Ya sama sama. Ayo aku antar pulang". Aku berkata sambil beranjak dari dudukku dan mengulurkan tangan pada Aleysha.

"Terima kasih Zada tapi aku tidak mau merepotkan". Jawabnya, aku tau kalau dia pasti menolak, tapi aku harus mengantarnya.

"Tidak ada merasa direpotkan ayolah". Ajakku kali ini dia akhirnya mengangguk.

Aku menggandeng tangannya dan keluar berjalan bersama dengan Aleysha, dia hanya berjalan di belakangku. Dengan sedikit mendadak aku berhenti dia akhirnya menabrak punggungku.

"Aww". Pekiknya sambil mengusap dahinya.

Aku tersenyum dan menurunkan tangannya, sekarang tanganku yang menngusap dahinya.

"Apakah masih sakit?". Tanyaku dengan nada khawatir.

"Tidak kok, terimaksih atas bantuanmu". Dia berkata dengan senyum hangat.

Aku menurunkan tanganku dan merangkul pundaknya, awalnya dia terkejut tapi dia mengerti jika aku hanya ingin membantunya menghangatkan badan.
Sekitar 30 menit kami berjalan akhirnya kami sampai di depan gedung apartementnya, sekarang pukul 20.36 ini sudah cukup malam dan dia harua segera masuk ke dalam gedung apartementnya.

Aku melepas rangkulanku dan menghadap Aleysha yang sedang menatapku dengan pandangan mengagumi mungikin...

"Udara semakin dingin, sebaiknya kau masuk kedalam, dan jeketku anggap saja kenang kenangan". Kataku dengan senyum lebar.

"Terima kasih Zada sudah mengantarku pulang, dan juga terima kasih atas jektmu". Dia berkata dengan tersenyum juga.

Sebelum dia masuk dia sempat melambaikan tangannya padaku, aku membalas lambaian tangan Aleysha sampai dia tidak terlihat lagi oleh pandanganku.

Aku berjalan mencari tempat tinggal, sekarang aku belum punya tempat tinggal. Renacananya aku ingin mencari tempat tinggal yang dekat dengan Aleysha agar aku mudah mengawasinya.

Kenapa aku bodoh sekali, kenapa aku tidak membeli salah satu apartement di gedung yang sama dengan Aleysha.

Aku memutar tubuhku dan berjalan kembali ke gedung tadi, setelah sampai aku langsung masuk dan bertanya kepada resepsionis dan kebetulan ada satu apartement yang masih kosong di lantai 3. Aku langsung membeli apartement itu menggunakan black card ku, aku sudah mempelajari semua peradaban maju seperti sekarang jadi jangan heran jika aku punya black card.

Resepsionis itu memberikanku kartu untuk akses masuk ke dalam apartementku.

Aku bejalan ke arah lift dan menekan tombol no 3 setelah pintu terbuka aku masuk ke dalam.

2 menit kemudian...

Akhirnya aku sampai di lantai 3, aku segera keluar dari lift dan mencari apartementku, apartementku bernomor 125. Beberapa menit berjalan aku menemukan pintu dengan nomor 125.

Aku menggesekkan kartu dan mengatur pasword untuk akses masuk, setelahnya pintu terbuka dan menampakkan apa yang ada di dalamnya lampunya ruang utama menyala otomatis ketika pintu dibuka.

Aku masuk dan tidak terlalu kaget pengan isi dari apartement ini, aku berjalan ke arah kamar dan membuka pintu kamarku. Tidak buruk, kamar ini cukup luas dengan kasur berukuran king size dan nakas disebelahnya,ada walk in closet,kamar mandi,dan juga ada jendela yang cukup besar beberapa meter dari temapat tidurku.

Kututup pintu kamar itu, kubaringkan tubuhku dia atas karmsur yang nyaman dan lembut.

Aku memejamkan mataku dan menarik selimut sampai menutupi setengah badanku, aku memeluk guling dan tidur karena kantuk sudah menyerang dan siap mengantarku ke alam mimpi. Tak terasa akupun terlelap.

Zada's POV end...

Maaf beberapa hari ini aku nggak bisa up. Soalnya nggak punya kuota😊




_dewi hsn_

AGELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang