"Natasha?" sapa Renjun ketika ia hendak memasuki gerbang sekolah.
Sementara yang dipanggil hanya bersikap cuek seraya mempercepat langkahnya.
"Tunggu!!" teriak Renjun yang masih sibuk memarkirkan motornya.
Sharon hanya bersikap bodo amat dan tak segan berlari untuk menghindari si cerewet Renjun.
"Gue suruh tunggu, malah lari," ucap Renjun yang berhasil menahan tangan Sharon.
Sharon menghempaskan tangan Renjun begitu saja. "Apa?" tanyanya ketus.
"Ini masih pagi, jangan galak-galak kenapa," protes Renjun.
"Gue nggak punya banyak waktu. Jangan ganggu gue lagi!" tegas Sharon lalu berjalan melewati lelaki itu.
Renjun tak tinggal diam, ia segera menghalangi langkah Sharon.
"Nanti siang gue tunggu di kantin, kalo lo nggak dateng gue samperin ke kelas," ucap Renjun cukup serius.
"Liat aja nanti," balas Sharon yang segera pergi menuju kelas.
...
Kring!!
Bel istirahat berbunyi dan seluruh siswa pun berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing seakan tak tahan lagi dengan amukan cacing yang ada di perut.
"Kantin Ron?" tanya Yiren.
"Nggak," jawab Sharon santai.
"Kenapa sih lo? Anti banget sama kantin?"
"Panas, gerah, desek-desekan, gue nggak suka."
"Yaudah, gue sama Lucas kantin ya?"
"Iya iya, udah sana pergi," usir Sharon.
Setelah kepergian Yiren dan Lucas, Sharon duduk sendirian di dalam kelas sembari memainkan game di ponselnya. Ia sedikit terkejut ketika ada seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelahnya. Ia menoleh sekilas lalu mendecak sebal.
"Kok nggak ke kantin?"
Sharon meletakkan ponselnya di atas meja lalu menatap Renjun, "Bisa nggak sih sehari aja nggak gangguin gue?"
Renjun menggeleng, "Enggak."
"Mau lo sebenarnya apa?"
"Hng... gue suka sama lo."
Sharon bergeming dengan wajah datarnya. Hening cukup lama sebelum Renjun akhirnya membuka suara, "Lo mau nggak jadi pacar gue?"
"Nggak," jawab Sharon singkat, padat dan jelas.
"Kok nggak mau?" tanya Renjun.
"Lo bukan tipe gue. Clear? Sekarang pergi dari sini," usir Sharon.
"Memangnya tipe kamu yang kayak gimana?"
"Kayak Sehun EXO, jadi kalo lo mau nembak gue, mending lo oplas dulu tu muka biar kayak Sehun," jawab Sharon.
Bukannya jengah, Renjun malah tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Sharon.
"Ish, ngapain ketawa?!" protes Sharon.
"Nggak apa-apa, lucu aja," ucap Renjun sembari menyeka setitik air mata yang keluar karena terlalu heboh tertawa.
"Udah, sana pergi," usir Sharon untuk kesekian kalinya.
Renjun bangkit dari tempat duduknya, "Yaudah. Tapi nanti pulangnya sama gue ya, nggak ada penolakan."
Baru saja Sharon hendak protes, Renjun sudah lebih dulu melangkahkan kakinya keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
FanfictionAku sudah mencoba dengan yang lain, tapi hatiku tak bisa membantah jika aku masih mencintaimu hingga saat ini. Let's check this out! ©mahasantidevi, 2019 Start : 1 November 2019 End : 13 Februari 2020