07. Menjauh🍂

1.2K 190 11
                                    

Sharon sedikit terkejut ketika ada beberapa OSIS yang menghadang jalannya ketika hendak memasuki gerbang sekolah.

"Pagi Kak, hari ini kita ngadain sidak. Bisa diliat isi tasnya?" ucap salah satu OSIS perempuan dengan ramahnya.

Sharon mengangguk kemudian membiarkan gadis itu memeriksa isi tasnya, sementara dirinya sendiri sibuk memperhatikan sekeliling, tentu saja mencari keberadaan Renjun. Pesan tempo hari tak kunjung dibalas oleh lelaki itu, bahkan sekedar dibaca pun tidak.

"Kak?" Sharon terkejut ketika perempuan yang tadi memeriksa tasnya tiba-tiba menepuk pundaknya. "Ini tasnya, kakak boleh masuk."

"Oh, iya." Sharon segera mengambil tasnya dan masuk ke dalam sekolah.

Sharon memperlambat langkahnya dan spontan berhenti ketika melihat seseorang yang sedang membawa sebuah buku cokelat, berdiri di pinggir lapangan sembari mencatat nama-nama siswa yang melanggar.

Itu adalah Renjun, ia sudah kembali. Entah kenapa senyuman secara alami mengembang di bibir Sharon, hatinya terasa lega sekali melihat Renjun dalam keadaan baik-baik saja.

"Ron? Ngapain lo disini? Ayo ke kelas," ajak Yiren yang kebetulan baru datang.

"Ah? I-iya, ayo," ucap Sharon terbata.

"Lo ngeliatin siapa sih sampe segitunya?" tanya Yiren.

"Itu, tadi masak gue liat putih-putih melayang di lapangan," bohong Sharon.

"Seriusan lo?"

Sharon mengangguk, "Serem banget sumpah."

"Ih, gila sih, bulu kuduk gue langsung berdiri."



...




Bel istirahat berbunyi, tentunya kantin adalah tempat favorit untuk para siswa, tapi tidak bagi Sharon. Gadis itu berdiam diri sendirian di kelas, harap-harap Renjun menghampirinya seperti dulu kala.

Lima belas menit berlalu, tak ada tanda-tanda Renjun akan datang. Bahu Sharon terlihat merunduk, iseng-iseng ia membuka pesan yang dikirimnya pada Renjun tempo hari, lelaki itu sudah membacanya, tapi tak kunjung dibalas.

"Apa gue udah keterlaluan ya sama dia?" Sharon bermonolog.

Helaan napas berat keluar dari mulut gadis itu. Ia bangkit dari tempat duduknya kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas.

Sharon berhenti ketika sampai di depan kelas Renjun, ia dapat melihat lelaki itu sedang duduk sendirian di dalam kelas, menumpukan kepalanya di atas meja, sepertinya ia tertidur. Ragu-ragu Sharon melangkahkan kakinya untuk masuk, tapi baru selangkah ia sudah mundur kembali dan akhirnya pergi dari sana.



"Haechan!" panggil Sharon ketika melihat Haechan berjalan sendirian di koridor.

"Napa?"

"Lo mau kemana?" tanya Sharon.

"Mau nyebat, ikut?"

Sharon mengangguk kemudian mengikuti langkah Haechan hingga ke rooftop.

Haechan menyalakan sebatang rokok, sementara Sharon hanya duduk termenung di sebelah Haechan sembari menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Mau cerita apa lo? Renjun lagi?" tebak Haechan.

Sharon tersentak dan melirik Haechan sekilas, bagaimana lelaki itu bisa tau? "Hng.. i-iya."

Haechan terkekeh, "Yaudah cerita, gue dengerin."

Sharon menghela napas pelan, "Apa gue terlalu kasar sama dia ya?"

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang