16. The Truth🍂

1.1K 168 65
                                    

"Gimana?" tanya Renjun.

Lidah Sharon rasanya kelu karena saking gugupnya saat ini. "Aku.. aku.."

"Gimana? Udah bagus kan akting gue?"

"Hah? Maksud lo?" Sharon terlihat kebingungan.

"Sebenarnya gue latihan dulu buat nembak Herin," ucap Renjun dengan santai.

Sharon mundur selangkah, benar-benar terkejut dengan ucapan lelaki yang ada di hadapannya.

"Gue tau, lo nggak bakal baper sama gue. Ya.. makanya gue coba nyatain cinta ke lo."

Sharon menggeleng pelan, "Lo jadiin gue kelinci percobaan?"

"Ya.. bukannya gitu.."

"Akting lo udah bagus kok. Semoga berhasil." Sharon berbalik kemudian berjalan menjauh.

"Natasha, tunggu!"

Langkah Sharon spontan berhenti.

"Lo nggak marah kan?" tanya Renjun.

"Enggak kok, santai."

"Gue anter pulang ya?"

"Nggak usah, gue pulang sendiri aja," ucap Sharon pelan. "Makasi untuk hari ini.."

Kemudian Sharon melanjutkan langkahnya dengan hati yang begitu hancur. Dikiranya hari ini akan menjadi hari yang paling membahagiakan untuknya, tapi ternyata tidak.

Setelah membawa Sharon terbang menuju angkasa, Renjun menjatuhkan gadis itu terlalu dalam.

Sharon terus berjalan menyusuri jalan setapak sendirian, seperti ada yang menusuk hatinya mengunakan benda tajam, sakit sekali. Gadis itu ling-lung dan tatapannya terlihat kosong.

Sharon memencet bel yang ada di sebelah pintu gerbang, tak perlu menunggu lama, sang empu pun keluar menghampirinya.

"Loh, Sharon? Ngapain kesini malem-malem?" tanya Haechan.

Tanpa basa-basi, Sharon langsung memeluk Haechan dan menangis di bahu lelaki itu.

"Eh, Ron? Lo kenapa??" tanya Haechan kebingungan.

Sharon tak menanggapi pertanyaan Haechan, gadis itu terus-menerus menangis sampai baju Haechan basah karena air matanya.

"Udah udah. Mending cerita di dalem aja ya?"

Sharon mengangguk pelan kemudian masuk ke dalam dituntun oleh Haechan.

🍂🍂🍂

"Sharon!!"

Sharon sontak berhenti ketika mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh ke belakang dan melihat Jeno yang berjalan menghampirinya.

"Eh, gimana? Renjun udah nembak lo?" tanya Jeno.

Sharon menghela nafas kemudian duduk di salah satu bangku di pinggir lapangan basket.

"Kenapa? Kok muka lo asem gitu?" tanya Jeno mengambil posisi duduk di sebelah Sharon.

"Gue bingung mau cerita dari mana."

"Tapi, Renjun udah nembak lo kan? Soalnya waktu ini dia minta gue nemenin dia buat beli gelang dan katanya dia mau nembak cewek," ucap Jeno.

"Cewek itu bukan gue," pelan Sharon.

"HAH?!!"

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang