"Cie yang udah pacaran. Kir kir ketumplir."
Sharon mendecak karena Haechan sedari tadi tak henti-hentinya menggodanya. "Bisa diem nggak sih?"
"Eleh, waktu ini juga nangis-nangis dateng ke rumah gue."
Sharon menendang-nendang kerikil yang berserakan di jalan. "Ya.. waktu itu kan lain lagi ceritanya."
"Nggak ada pajak jadian nih?" tanya Haechan.
"Lo maunya apa?"
Haechan nampak berpikir, "Hng.. apa ya??"
"Di bawah 5 ribu," ucap Sharon.
"Pelit amat lo, sumpah."
"Suka-suka gue dong. Orang gue yang nraktir."
Haechan tiba-tiba saja menarik tangan Sharon menuju ke seberang jalan dan berhenti tepat di dagang cilok.
"Cilok?" tanya Sharon yang dibalas anggukan oleh Haechan. "Yaudah, sana beli."
Sementara Haechan sibuk bertransaksi dengan abang cilok, Sharon sedang asyik bermain ponsel.
"WOI, SINI! DITRAKTIR SHARON!"
Sharon sontak membulatkan matanya ketika Haechan memanggil Jeno dan Jaemin yang kebetulan lewat.
"Nggak tau diri ya lo jadi orang!" sungut Sharon.
"Biar sekalian lah, Ron. Mereka kan ikut berpartisipasi juga nyomblangin lo."
Sharon menghela nafas kemudian menggeleng pelan.
"Beneran nih ditraktir Sharon?" tanya Jeno.
Haechan mengangguk sembari menyantap ciloknya, "Ho oh, beli aja."
"Nggak sekalian ngadain syukuran di rumah, Ron?" tanya Jaemin.
Sharon tak menganggapi pertanyaan Jaemin, gadis itu malah mengeluarkan uang sepuluh ribuan dan memberikannya pada abang cilok. "Gue bayarin mereka berdua ya, Bang."
Dahi Jaemin nampak berkerut, "KOK GUE ENGGAK?!!"
"Heh, emangnya lo ada berkontribusi apaan dalam kisah cinta gue?" tanya Sharon.
"YA.. ADA LAH!! KAN GUE IKUT CIE-CIEIN LO PAS DI LAPANGAN!"
"Udah? Itu doang?"
Sementara Sharon dan Jaemin saling adu mulut, Jeno dan Haechan pun sibuk memakan ciloknya sembari menonton drama anak sekolahan itu.
"CIH, JINJJA."
"APA? TINJA?!" seru Sharon. "MAKSUD LO APA BILANG GUE TINJA HAH?!"
"JINJJA, AMIDUN! KUPING LO TUH KURANG DIBERSIHIN!" kesal Jaemin.
"YANG ADA MULUT LO TUH KURANG DIBERSIHIN!" teriak Sharon tak mau kalah.
"MULUT GUE UDAH BERSIH! NIH, WANGI LAGI!" Jaemin menghembuskan nafasnya di depan wajah Sharon.
"Huekk!! Bau jengkol anjir!!"
"Wah, enak aja lo ngatain mulut gue bau jengkol!" ucap Jaemin tak terima. "Tapi emang beneran sih tadi pagi gue makan jengkol."
Semua orang yang ada disana termasuk abang cilok sweat drop mendengar perkataan dari sosok pemuda yang bernama Jaemin itu.
"Udah ah, males gue berantem sama lo. Ayo, Chan!" Sharon menarik tangan Haechan untuk segera pergi dari sana.
"HEH, AMIDUN! TRAKTIRAN BUAT GUE MANA?!" teriak Jaemin.
"MINTA AJA SAMA RENJUN!"
"Oh, okelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Fiksi PenggemarAku sudah mencoba dengan yang lain, tapi hatiku tak bisa membantah jika aku masih mencintaimu hingga saat ini. Let's check this out! ©mahasantidevi, 2019 Start : 1 November 2019 End : 13 Februari 2020