"Hai, mau pulang bareng?"
Sharon terkejut ketika melihat Renjun tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.
"Hehe, maaf. Kaget ya?"
Sharon terkekeh, "Kayak setan, seperti biasa."
"Enak aja, ganteng gini dibilang setan."
"Canda hehe."
"Gimana? Mau pulang bareng nggak?" tanya Renjun.
Sharon menunduk lalu mengangguk kecil.
Renjun tersenyum, sebenarnya ia ingin sekali menggandeng tangan Sharon, tapi ia takut membuat gadis itu tidak nyaman. Akhirnya ia pun memutuskan untuk berjalan berdampingan saja sampai ke parkiran.
Sharon mengambil helm pemberian Renjun dan langsung saja naik ke motor lelaki itu.
Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka suara, sepertinya masih canggung. Sharon berpegangan pada besi belakang karena tidak enak untuk memeluk Renjun.
"Mampir dulu yuk?" ajak Renjun.
"Kemana?"
"Beli es krim."
"Oke."
Renjun tersenyum kemudian melirik Sharon dari kaca spionnya, hatinya kembali berbunga saat ini.
Lelaki itu kemudian memarkirkan motornya di kedai es krim pinggir jalan.
Setelah memesan, keduanya duduk di salah satu meja di luar kedai. Mereka sama-sama membeli es krim cup, sepertinya ingin terlihat jaim di depan satu sama lain.
"Lo suka banget ya sama coklat?" tanya Renjun.
Sharon mengangguk, "Iya. Tapi coklat nggak baik buat kesehatan, jadi sekarang gue agak mengurangi."
"Oh, bagus deh kalo gitu."
"Lo tau? Dulu gue makan 3 batang coklat setiap hari, udah kayak makan nasi aja."
"Seriusan lo?"
"Iya, sampe gue sering banget dimarahin mama gara-gara suka makan coklat sembunyi-sembunyi."
Renjun terkekeh pelan, "Nakal juga lo ternyata."
"Gue emang nakal waktu kecil, keseringan main sama Haechan soalnya. Sering diajak ngejar ayam tetangga sebelah terus diajak nyolong mangga juga sering."
"Lo udah lama ya deket sama Haechan?"
"Dulu rumah kita sebelahan, tapi pas SMP dia pindah rumah."
"Ohh." Renjun mengangguk kemudian tersenyum tipis, belum pernah ia melihat Sharon bercerita seantusias ini kepadanya.
Setelah es krim mereka habis, kedua remaja itu tak langsung pulang, mereka masih berbincang sembari memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang.
"Gue juga punya adik perempuan seumuran adik lo," ucap Renjun.
"Oh ya??"
Renjun mengangguk, "Namanya Rania. Dia seringㅡ"
Drrt drrt!
Percakapan kedua remaja itu diinterupsi oleh getaran ponsel Renjun yang berada di atas meja.
"Nahkan, baru juga diomongin, udah nelpon," ucap Renjun.
Sharon hanya tersenyum dan memperhatikan Renjun yang sedang berbincang dengan sang adik.
"Iya, sebentar lagi kakak pulang kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
FanfictionAku sudah mencoba dengan yang lain, tapi hatiku tak bisa membantah jika aku masih mencintaimu hingga saat ini. Let's check this out! ©mahasantidevi, 2019 Start : 1 November 2019 End : 13 Februari 2020