Happy Reading gaiss
🌿🌿🌿Pagi ini pun sakit itu masih terasa membuat Calatha lagi lagi meringis karna tak tahan menaggung nya. Sesak karna ASMA membuat jantung nya memompa darah terlalu kuat hingga nyeri itu selalu datang di pagi hari. Tak ada yang mengetahui memang dan Calatha juga tak inggin ada yang tau dan menggangab dirinya lemah.
Sesat sakit itu mulai hilang calatha berdiri dan bersiap siap untuk sekolah. Hari ini ia akan berangkat bersama Diana karna mobilnya yang hancur semalam. Gimana kondisi mobilnya hanya Panjilah yang tau karna sehabis dari rumah sakit semalam ia menghubungi Panji dan memintanya mengurus semua masalah yang ada.
Rok di atas lutut , kaus kaki putih pendek , baju keluar , sepatu dongker , rambut terurai berwarna merah maron dan bergelombang , kalung hitam dan jam tangan hitam , tak lupa dahi yang di tenpeli perban membuat penampilan calatha terlihat mempesona dan pastinya sanggar.
Selesai dengan ritual wajibnya di pagi hari Calatha berjalan keluar kamar dan bertemu dengan Kevin yang juga akan berangkat kulaih kayaknya. Kevin yang cuek pada Calatha tak mau tau dan ambil pusing dengan penampilan calatha tapi Helena yang berstatus seorang ibu lansung melihat perubahan di diri Calatha lansung menyadarinya.
" Calatha sarapan dulu" Tidak ada respon dari Calatha, ia tetap berjalan tanpa menghiraukan Helena yang memangilnya.
" Ini kenapa sayang" saat Helena akan mengusap nya , Calatha menahan tangan Helena hingga tangan tersebut tak jadi menyentuhnya.
" Kamu jatuh dimana" tanya Helena lirih saat calatha sudah melepaskan tanganya. "Apa sudah di obati ?"
Mahardika yang baru keluar dari kamar langsung berjalan kearah Calatha dan Helana , terlihat Helena berbicara khawatir tapi tetap Calatha diam seolah tuli tak mendengar.
" Tha , mama bicara sama kamu" Helena meraih tangan Calatha dan mengusapnya namun calatha masih diam tak merespon.
"Kita sarapan dulu ya , minum obat dulu supaya cepat sembuh. " Calatha melepas pegangan tangan Helena dan berencana inggin pergi , tapi suara Mahardika membuatnya mengurungkan niatnya.
"Dimana mobil kamu" langkah calatha terhenti. Helena Langsung berjalan kearah Mahardika dan menahan tanganya agar tak membahas masalah ini dulu.
"Apa sudah kamu bakar karna hancur , atau kamu jual tadi malam" Mahardika tak menghiraukan Helena yang menahanya.
" Papa bicara sama kamu Calatha." Mahardika membentak Calatha, dengan santai Calatha berbalik dan menatap Mahardika tak kalah tajam nya. Mata elang miliknya seolah mengikuti mata elang Mahardika yang sedang menatap nya tak kalah tajam.
"Jika sudah tau kenapa masih bertanya! "
Kakek sandi dan nenek sofia yang baru turun untuk sarapan sedikit kaget dengan bentakan Mahardika. Terlebih atas jawaban Calatha yang sama sekali tak ada sopan santunnya saat menjawab ucapan papanya.
"Apa papa pernah mengajarkan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan Calatha Bryana Raunie?" ujar Mahardika masih dengan emosi nya.
Helena melirik Calandara dan Kevin yang sedang duduk di meja makan. Seolah tak mau tau kevin melanjutkan makanya sementara Calandra memandang iba pada adiknya yang selalu di berlaku kan keras oleh Mahardika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionSikab yang tak terkendali , nakal , di hukum , bolos , clab malam , hura hura , balapan sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Memiliki orang tua lengkap , satu abang laki laki dan satu saudara kembar perempuan tapi dengan kasih sayang yang...